Selasa, 03 Mei 2016

SITI

PECINTA FILM INDONESIA DI LONDON TERPAKU "SITI"

     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 1/5 (Antara) - Beban yang selama ini menghimpit Siti akhirnya lepas setelah Sekar Sari sebagai pemeran utama film "Siti" mengungkapkan betapa tertekannya ia dalam memerankan film  disutradarai Eddie Cahyono.

         Ia mengemukakan itu, usai acara pemutaran primier film Siti yang digagas Dr Ben Murtagh dari SOAS, University of London di London, Sabtu malam.

         Pecinta film Indonesia di Inggris temasuk istri Dubes RI di London Rizal Sukma, Hana Satryo terpaku dengan sosok Siti digambarkan sebagai seorang wanita Jawa yang mengabdi kepada keluarga dan suami  mengalami lumpuh dan tidak mau berbicara dan harus menghidupi keluarga serta mengurus buah hati mereka yang dibantu sang mertua.

         Pada kesempatan itu Ibu Hana Satryo menyampaikan penghargaan dan selamat kepada Sekar Sari dengan film Siti-nya yang menarik dan juga berhasil meraih berbagai penghargaan.

         Namun, dilihat dari segi gender presfektif, Ibu Hana yang juga seorang aktivis sangat tidak setuju dengan sikap yang diambil Siti karena diperlakukan tidak adil oleh sang suami.

         Ibu Hana Satryo menyebutkan bahwa rasanya tidak "fair" seorang istri yang berjuang untuk menghidupi keluarga mendapat perlakuan yang tidak wajar dari sang suami, karena tidak setuju dengan istri yang bekerja menjadi pemandu karaoke."Film yang sangat indah," ujar Hana Satryo.

         Sementara itu Sekar Sari mengakui awalnya ia tidak merasa kuatir dengan film Siti yang diperankannya karena film itu khusus dibuat untuk festival, tetapi pada saat film Siti diputar di bioskop, Sekar pun sempat merasa kuatir karena takut kalau sampai kedua orang tuanya menonton film Siti yang ada adengan berjumbu dan buka baju.

         Dikatakannya pada saat menerima skrip film Siti merasa rada tercegang karena dialog banyak mengunakan Bahasa Jawa, ujar Sekar Sari yang tengah mengambil master di University of Roehampton.

         Apalagi film yang dibuat dengan dana terbatas dan hanya dikerjakan dalam waktu seminggu dengan persiapan selama 10 hari, berhasil meraih banyak penghargaan.

         Ia pun merasa tertantang dengan karakter Siti dan akhirnya bisa menyatu dengan perempuan yang diperankannya, Sekar yang tidak tahu kalau filmnya itu adalah film hitam putih. "Saya tidak tahu kalau jadinya filmya hitam putih," ucapnya.

         Banyak hal menarik yang dijumpainya dalam proses pengampilan gambar yang juga karakter Siti sendiri, namun dengan melakukan berbagai diskusi akhirnya film Siti bisa berhasil meraih "Best Performance for Silver Screen Award" di Singapore International Film Festival.

         Menurut Sekar pemutaran film Siti yang awalnya dibuat untuk film festival serta meraih berbagai penghargaan dan akhirnya diputar juga di biaskop, dan bahkan terpilih sebagai film terbaik Indonesia, di mana Sekar Sari terpilih sebagai artis

    Pada akhirnya sang sutradara menyerahkan kepada penonton apakah Siti akan bahagia dengan kekasihnya sang polisi atau tetap mempertahankan perkawinannya, setelah utang sang suami lunas atau kisah hidup Siti harus berakhir di Pantai Parangtritis.

         Pelaksana Fungsi Ekonomi Kedubes RI di London, Hastin Dumadi kepada Antara mengatakan setelah Siti diputar di London, sineas Indonesia juga dapat menembus pangsa film Eropa dengan berpartisipasi di London Film Festival yang tahun ini diselenggarakan untuk ke-60 kalinya.

         Dikatakannya setiap awal bulan Oktober British Film Institute menyelenggarakan London Film Festival. Saat ini pendaftaran untuk mengikuti LFI tersebut sudah dibuka dan dapat diikuti oleh film-film dari luar Inggris. Para peserta dapat mendaftar secara daring pada laman www.bfi.org.uk. Pendaftaran untuk film internasional paling lambat adalah tangal 17 Juni 2016.

         Dua kategori utama LFI adalah film yang berdurasi dibawah 40 menit dan film berdurasi lebih dari 40 menit. Syarat utamanya adalah film tersebut belum pernah diputar di Inggris.

         Uang pendaftarannya berkisar 30 pound. Hastin mendorong ajang LFI dapat dimanfaatkan oleh sineas Indonesia untuk menembus dunia perfilman Inggris dan Eropa pada umumnya.

    ***4*** (T.ZG)




(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 01-05-2016 08:18:29

Tidak ada komentar: