Kamis, 30 Juni 2016

SENEGAL

SENEGAL INGIN BELI TRUK BERPENDINGIN SEPERTI INDONESIA
     Oleh Zeynita Gibbons

    London 30/6 (Antara) - Wali Kota Mbour di Senegal El Hadji Falou Sylla menyampaikan pihaknya membutuhkan alat transportasi darat berupa truk yang dilengkapi alat pendingin ruangan seperti yang ada di Indonesia guna mengirim hasil tangkapan ikan dari pelabuhan.

         Hasil tangkapan ikan di Mbour tersebut untuk dikirim ke kota-kota di Dakar dan ke berbagai negara tetangga di Afrika Barat, antara lain Mali dan Burkina Faso, kata Dubes RI di Dakar Mansyur Pangeran kepada Antara London, Kamis.
         Oleh karena itu, katanya, wali kota Mbour ingin bekerja sama dengan Indonesia dan mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai brosur kendaraan truk berpendingin tersebut.
         Dubes Mansyur Pangeran didampingi Pelaksana Fungsi Politik,  Fungsi Ekonomi dan Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Dakar, melakukan rapat kerja dengan Wali Kota Mbour, El Hadji Falou Sylla, dalam rangka menjajaki dan mencari peluang kerja sama dalam berbagai bidang antara Indonesia dengan Senegal, khususnya Kota Mbour.
         Diungkapkan mengingat Mbour merupakan wilayah penghasil ikan terbesar kedua di Senegal setelah ibu kota Dakar, kota itu sangat membutuhkan alat transportasi darat berupa truk dengan alat pendingin ruangan guna mengirim hasil tangkapan ikan dari pelabuhan ke kota-kota di Dakar dan ke berbagai negara tetangga di Afrika Barat, antara lain Mali dan Burkina Faso.
         Pada rapat kerja tersebut Wali Kota Mbour didampingi Wakilnya Tidiane ManĂ©, sementara Dubes Mansyur Pangeran menyampaikan potensi Indonesia di berbagai bidang yang potensial untuk dijajaki dengan wilayah Mbour, antara lain kerja sama di bidang ekonomi, pembangunan perkotaan, sister city, saling kunjung pejabat dan people to people contact.
         Dubes melihat terdapat potensi dan peluang besar untuk dilakukan kerja sama yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal seperti kerja sama sister city. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar dilakukan penjajakan kerja sama sister city antara Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang memiliki kesamaan dengan Kota Mbour sebagai kota pariwisata.
         Selain itu, Dubes Mansyur juga mempromosikan berbagai industri strategis yang dikembangkan Pemerintah Indonesia dan menawarkan transportasi laut dalam bentuk kapal feri yang dapat digunakan sebagai alat angkut barang dan orang dari Wilayah Mbour menuju ke wilayah Selatan Senegal (Ziguinchor). Disampaikan Fery Indonesia Willy's pernah disewa Pemerintah Senegal tahun 2005 selama dua tahun beserta seluruh awak kapalnya.
         Wali Kota Mbour dalam tanggapannya sangat terkesan dengan kemajuan pembangunan Indonesia, khususnya di bidang transportasi laut. Indonesia dinilai berhasil memenuhi transportasi laut sebagai sarana penghubung antara 17.000 pulau. Oleh karena itu, wali kota tertarik dengan industri kapal feri Indonesia untuk alat transportasi dari Dakar menuju wilayah Mbour dan Ziguinchor.
         Kota Mbour merupakan wilayah pariwisata dan penghasil produk-produk pertanian, antara lain kapas yang diekspor ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Setiap dua tahun, Mbour mengadakan Pameran Perdagangan Internasional yang diikuti berbagai negara Afrika dan Eropa, Wali Kota mengharapkan partisipasi Indonesia pada Pameran Perdagangan Internasional itu tahun depan.

         Kota Mbour, terletak sekitar 80 Km dari Kota Dakar, merupakan daerah resort paling terkenal dan terbesar di Senegal yang setiap tahunnya kedatangan hampir satu juta wisatawan dari seluruh dunia, 70 persen di antaranya memilih Mbour sebagai tujuan utama. (ZG) ***2***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 30-06-2016 06:23:52

YUZA

PERAN PEMUDA DI KOMUNITAS INTERNET GLOBAL RENDAH
          Zeynita Gibbons

   London 29/6  (Antara) - Peran pemuda Indonesia dalam komunitas internet global dinilai masih rendah padahal kemampuan dan potensi secara teknis mumpuni.
        Mahasiswa program master di Universitas Oxford asal Indonesia Dirgayuza Setiawan kepada Antara London, Rabu mengatakan keterlibatan peminat teknologi informasi khususnya internet asal Indonesia yang berkecimpung di komunitas global masih sedikit.
        Dirgayuza yang akan mengikuti forum Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) 56 Policy Forum yang berlangsung di Helsinki, Finlandia,  dari tanggal 27 hingga 30 Juni mengatakan keterlbatan kaum muda Indonesia dalam komunitas itu akan membawa banyak manfaat bagi perkembangan internet di dalam negeri.
        ICANN sendiri, katanya,  merupakan organisasi nirlaba yang menjaga stabilitas dan keamanan jaringan Internet dunia.
        Dikatakan ada beberapa hal yang bisa, dan tidak bisa dilakukan di jaringan Internet seperti hasil dari keputusan bersama banyak pemangku kepentingan di forum pemerintahan Internet dunia seperti ICANN.
        Siapa saja, pengguna Internet yang tertarik dengan pemerintahan Internet dunia dapat terlibat dan ikut menentukan masa depan dari teknologi yang digunakan oleh lebih dari tiga milyar orang setiap hari.
        Partisipasi dalam pembentukan kebijakan Internet dapat dilakukan secara virtual atau hadir secara fisik di forum seperti ICANN 56 ini, ujar Dirgayuza.
        Pada forum ICANN 56, Dirgayuza yang telah menulis 11 buku tentang teknologi memaparkan hasil riset terbarunya tentang kebijakan usia minimal untuk menggunakan media sosial. Seperti diketahui, banyak perusahaan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan Snapchat tidak mengijinkan anak di bawah 13 tahun untuk menggunakan layanan mereka.
        Sebagai studi kasus, Dirgayuza menemukan bahwa pengguna Internet di Inggris yang berusia 18-24 tahun tidak banyak mengetahui kebijakan usia minimal ini - padahal sebagian besar dari mereka menggunakan media sosial setiap hari.
        Dirgayuza Setiawan menyebutkan bagi pemuda Indonesia yang tertarik dengan Internet governance, ada dua kesempatan untuk belajar pemerintahan Internet secara gratis tahun ini di India dan di Korea Selatan.
        Syaratnya pemuda Indonesia yang berusia antara 18 sampai 30 tahun, dan sedang kuliah di Indonesia atau negara lain di kawasan Asia Pasifik bisa mengikuti program NextGen@ICANN untuk ICANN 57 di Hyderabad yang diadakan dari tanggal 3 sampai 9 November sedangkan, bagi yang berusia 18 sampai 35 tahun, bisa mengikuti Asia Pacific Internet Governance Academy di Seoul tanggal 8-12 Agustus, ujarnya.
        Sebagai pemuda Indonesia yang sudah beberapa kali mewakili Indonesia di forum internasional, Dirgayuza mengingatkan pentingnya penguasaan bahasa Inggris, serta keberanian untuk mengenalkan diri dan berteman dengan orang asing.
        "Ini dua kemampuan yang krusial yang menurut saya harus dimiliki oleh semua pemuda Indonesia. Banyak kesempatan dapat terbuka bagi mereka yang punya dua ini. Dunia membutuhkan perspektif Indonesia, dan Indonesia juga membutuhkan dunia", demikian Dirgayuza.
    ***4***

(T.H-ZG/C/P.H. Prabowo/P.H. Prabowo) 29-06-2016 12:28:15

DOHA

50 ORMAS DI QATAR GELAR NUZULUL QURAN

QATAR

DIASPORA INDONESIA DI QATAR BENTUK KOPERASI WNIQ
     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 28/6 (Antara) - Komunitas diaspora Indonesia di Qatar membentuk Koperasi Warga Negara Indonesia Qatar (KWIQ) yang dimotori Indonesian Business Asscociation in Qatar (IBAQ).

        Pembentukan tersebut difasilitasi dan didukung KBRI Doha akan menjadi wadah mengintegrasikan komunitas diaspora dan pelaku usaha Indonesia yang memiliki usaha di Qatar, baik diaspora Indonesia di Qatar yang di dalam dan luar negeri.
         Terpilih sebagai Ketua KWIQ pertama adalah Kartini Sarsilaningsih, demikian Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan, kepada Antara London, Selasa.
         Pembentukan koperasi ini juga antisipasi bakal ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) pembentukan dewan bisnis (Business Council) RI-Qatar antara Qatar Chamber of Commerce and Industry (QCCI) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang dibahas Kadin kedua negara. MoU akan menjadi payung dalam menjembatani komunikasi antara pelaku usaha RI-Qatar.
         Menurut Ketua IBAQ, Nurudin, pendirian koperasi ini akan menjadi sarana untuk mensejahterakan anggota dan rakyat Indonesia pada umumnya serta menjadi "networking dan bridging" bagi pelaku usaha di Indonesia dan Qatar.
         "Potensi anggota sekitar 500-1.000 WNI dengan fokus pada sektor retail, pariwisata, ekspor-impor dan jasa," ujar Nurudin ketika ditanya prospek KWIQ.
         Sementara itu, Dubes RI untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi mengapresiasi pembentukan koperasi guna meningkatkan diplomasi ekonomi kedua negara, khususnya dalam rangka peringatan hubungan diplomatik RI-Qatar ke-40 dan sekaligus memanfaatkan Komunitas Ekonomi ASEAN yang ditandatanganinya pada 31 Desember 2015.

         "Pembentukan Koperasi juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI, Joko Widodo ke Qatar pada pertengahan September 2015," ujar mantan anggota DPR ini.  
    Sebelumnya dalam pertemuan antara inisiator Koperasi dengan Chief Executive Officer (CEO) Bosowa, Erwin Aksa dibahas mengenai potensi dan peluang usaha Koperasi.

         Direktur Utama Bosowa dengan aset USD 1,2 milyar tersebut mendukung dan turut memberi saran agar koperasi bisa berjalan baik. "Banyaknya anggota dan pangsa pasar yang jelas salah satu kunci keberhasilan koperasi," demikian sarannya.
         Dubes Basri, mengatakan koperasi harus bermanfaat bagi komunitas diaspora dengan memanfaatkan peluang kebijakan "look east policy" yang diterapkan Qatar.
         "Koperasi diharapkan membantu diaspora (Indonesia) dalam pengembangan potensi dan pemberdayaan ekonomi bagi komunitas yang diperkirakan 40 ribu WNI," jelasnya.
         Mantan Irjen TNI itu mengharapkan adanya sinergi antara pelaku usaha Indonesia di Qatar dan Koperasi guna melakukan penetrasi pasar.
         "Perlunya 'quick win' dalam memanfaatkan potensi ekonomi dan perdagangan agar komunitas Indonesia di Qatar dapat merasakan keberadaan koperasi dan antusias berpartisipasi menjadi anggota", sarannya.
         Menurut Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan, Qatar saat ini gencar melakukan pembangunan berbagai sarana infrastruktur seperti stadion, hotel, pusat komersial dan jaringan kereta api guna mensukseskan Piala Dunia 2022 dengan alokasi anggaran 200 miliar dolar AS.
         Selain itu, Pemerintah Qatar memberi tambahan kuota bagi tenaga kerja Indonesia terampil dan semi sebanyak 24 ribu. "Qatar banyak menawarkan peluang usaha yang menjanjikan untuk dimaksimalkan," ujar Staf KBRI Doha yang juga menjadi anggota KWIQ.

    ***3*** (T.ZG)
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 28-06-2016 17:24:41

BELGIA

HINDU BALI RAYAKAM SARASWATI DI BELGIA




     Zeynita Gibbons

    London, 28/6 (Antara) - Lebih dari 400 umat Hindu asal Bali yang berada di seluruh Eropa berkumpul di Pura Agung Shanti Buwana di Kompleks Taman Pairi Daiza, Brugelette, Belgia, merayakan Saraswati, hari ilmu pengetahuan.
         Ratusan umat Hindu Bali tersebut tidak saja berasal dari Belgia tetapi tersebar di 12 negara di Eropa, yaitu Belanda, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Luksemburg, Norwegia, Prancis, Polandia, Swedia dan Swiss bersama Dubes RI Brussel Yuri Thamrin merayakan Saraswati, demikian Sekretaris Dua Pensosbud KBRI Brusel, Ade Rina Chaerony-Herdiyanto kepada Antara London, Selasa.
         Perayaan Saraswati pada akhir pekan lalu itu dimulai dengan persembahyangan yang berlangsung khidmat dan tertutup hanya bagi umat Hindu pada pagi hari.
         Acara ini dilanjutkan dengan pertunjukan seni tari dan gamelan dari berbagai komunitas Hindu Bali di Eropa yang dikemas apik dalam Bali Arts and Culture Festival, yang juga disaksikan oleh ribuan pengunjung Parc Pairi Daiza.
         Walaupun tidak semegah acara serupa di Bali, perayaan Saraswati di Belgia tahun ini adalah yang terbesar, karena peserta yang merupakan awrda asak Pulau Dewata Bali datang dari berbagai penjuru negara di Eropa.
         Mereka datang bukan saja karena ingin sembahyang atau bertemu dengan sesama warga asal Bali, namun lebih karena komitmen yang kuat untuk mempertahankan budaya sebagai jati diri mereka, ujar Ketua Komunitas Bali Belgia dan Luksemburg, Banjar Shanti Dharma, I Made Agus Wardana.
         Perayaan Saraswati dibuka oleh Duta Besar RI Brussel yang dalam sambutan pembukaannya menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya kepada umat Hindu Bali di Eropa yang masih sangat lekat mempertahankan sekaligus melestarikan budaya Bali di Eropa.
         Lebih jauh, Dubes RI mengharapkan agar perayaan Saraswati ini hendaknya berdampak pada meningkatnya pemahaman masyarakat Eropa tentang keberagaman budaya Indonesia, serta menjadi ajang promosi untuk lebih meningkatkan jumlah wisatawan Eropa ke Indonesia, terlebih dengan dikukuhkannya Indonesia sebagai Guest Country Festival Europalia 2017.
         Rangkaian persembahyangan dan pentas seni dalam Perayaan Saraswati ini, dilakukan di Pura Hindu Bali termegah di luar Indonesia yang berada di Belgia, yaitu Pura Agung Shanti Buwana, di dalam Parc Pairi Daiza. Terletak 85km dari ibu kota Brussel, Parc Pairi Daiza adalah milik Konsul Kehormatan Indonesia untuk Wilayah Wallonia di Belgia, Mr. Eric Domb.
         Pada pentas seni perayaan Saraswati kali ini, ditampilkan sekitar 100 orang penabuh gamelan dan penari Bali yang di antaranya berasal dari Grup Gamelan Saling Asah (Belgia), Banjar Shanti Dharma (Belgia), Bali Puspa (Jerman), Sekar Jagat Indonesia (Prancis), Puspa Warna (Prancis), Pantcha Indera (Perancis), Banjar Suka Duka (Belanda) dan Gendèr Wayang (Jerman).
         KBRI Brussel mendukung peringatan hari besar keagamaan umat Hindu Bali di Parc Pairi Daiza tersebut. Acara ini menjadi ajang promosi seni budaya Indonesia yang sangat efektif karena ribuan pengunjung Parc Pairi Daiza turut menyaksikannya.(ZG) ***4***

(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 28-06-2016 05:47:13

SENEGAL

SENEGAL UNDANG INDONESIA BANGUN PENYULINGAN KELAPA SAWIT 
        Zeynita Gibbons

   London, 27/6 (Antara) - Senegal mengundang Indonesia untuk membangun pabrik penyulingan kelapa sawit mengingat Senegal memiliki kebutuhan minyak sawit sebesar 150 juta ton per tahun, yang seluruhnya diimpor dari berbagai negara termasuk Indonesia.


        Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan, Sektor Informal, Konsumsi dan Promosi Produk Lokal dan UKM Senegal, Alioune Sarr, saat menerima Duta Besar RI Dakar, Mansyur Pangeran, dalam rangka menjajaki peluang kerja sama untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Senegal di bidang ekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), demikian 
   Dalam pertemuan tersebut, Dubes Mansyur Pangeran, kepada Antara London, Senin menyebutkan  hubungan dan kerja sama ekonomi Indonesia-Senegal memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Selain latar belakang hubungan bilateral kedua negara yang sudah berjalan baik, hubungan keduanya ditandai dengan intensnya aktivitas ekspor-impor yang dilakukan pengusaha dari kedua negara.


        Dikatakannya , saat ini Indonesia mengekspor antara lain, produk kelapa sawit beserta turunannya, tekstil, furnitur, deterjen dan produk makanan minuman ke Senegal, 
sementara, Senegal mengekspor antara lain, kacang tanah, kacang mete, kapas dan ikan beku ke Indonesia.

        Sementara itu Menteri Alioune Sarr menyampaikan  Pemerintah Senegal sedang membangun kawasan industri di Kota Diamniadio sekitar 40 Km dari ibu kota Dakar dan berharap Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai peluang melakukan investasi dengan mendirikan industri di kawasan tersebut.
        Dikatakannya salah satu industri yang dibutuhkan Senegal adalah industri penyulingan kelapa sawit. Senegal memiliki kebutuhan minyak sawit sebesar 150 juta ton per tahun, yang seluruhnya diimpor dari berbagai negara termasuk Indonesia. Selain itu, industri lainnya di sektor pertambangan, seperti phosphate, titanium, platinium dan bijih besi serta produksi kacang-kacangan juga merupakan produk potensial untuk dijajaki.

        Pada kesempatan itu Menteri Alioune Sarr mengharapkan Indonesia  berpartisipasi pada Foire Internationale de Dakar (FIDAK) ke-25 pada Desember 2016. Disampaikannya  hubungan bilateral antara Indonesia-Senegal yang berjalan dengan baik masih perlu ditingkatkan 
   Dalam kaitan ini, Menteri Alioune Sarr menyampaikan  Senegal sebagai anggota Economic Community of West African States (ECOWAS) dengan penduduk lebih dari 335 juta orang merupakan pasar potensial bagi produk-produk Indonesia. Selain itu, Senegal juga dapat dijadikan sebagai entry point untuk distribusi berbagai produk perdagangan ke negara-negara anggota ECOWAS lainnya.

        Menteri Alioune Sarr menilai  sektor UKM Indonesia sudah sangat maju dibandingkan dengan Senegal. Oleh karena itu, Menteri Alioune Sarr juga meminta agar dilakukan kerja sama di sektor UKM yang sedang berkembang pesat. Menteri Alioune Sarr mengharapkan kerja sama tersebut juga dapat berupa pemberian capacity building dan sharing best practices dalam membangun sektor UKM.
        Menteri Alioune Sarr dan Dubes Mansyur Pangeran sepakat kerja sama antara para pelaku ekonomi dan pengusaha kedua negara perlu ditingkatkan dengan mengadakan pertemuan dan menghadiri berbagai kegiatan pameran dagang yang diselenggarakan di Indonesia dan Senegal. Dalam hal ini, Dubes mempromosikan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 di Jakarta pada bulan Oktober 2016.

        Pertemuan Dubes dengan beberapa Menteri, Ketua Kadin dan pemuka agama Senegal merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi, dan  mempromosikan berbagai produk unggulan Indonesia untuk dipasarkan di Senegal dan negara-negara akreditasi KBRI Dakar lainnya seperti, Gambia, Mali, Guinea Bissau, Guinea Conakry, Cote Ivoire, Sierra Leone, dan Cabo Verde. ***3***
(T.H-ZG/B/Yuniardi/Yuniardi) 27-06-2016 23:05:26

PPI BELANDA

PPI BELANDA: "GIANT SEA WALL" IDE USANG
     Oleh Zeynita Gibbons    

        London, 21/6 (Antara) - Diskusi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Den Haag menyimpulkan rencana Pemprov DKI Jakarta mereklamasi pulau dan membangun "giant sea wall" sebagai pertahanan pesisir sebagai ide usang yang telah ditinggalkan negara maju, bahkan oleh Belanda. 
        Sekretaris Jenderal PPI Belanda, Ali Abdillah kepada Antara London, Selasa menjelaskan simpulan itu diperoleh dari diskusi seusai pelajar dari berbagai latar belakang keilmuan menonton film dokumentar tentang reklamasi Teluk Jakarta bertajuk "Rayuan Pulau Palsu."
       Diskusi "Reklamasi Teluk Jakarta" diadakan PPI Belanda bekerja sama dengan PPI Kota Den Haag dan Forum Diskusi Teluk Jakarta di Kampus International Institute of Social Studies, Den Haag, akhir pekan lalu.
            Mahasiswa Program Doktoral dari University of Twente, Hero Marhaento memaparkan ironi proyek reklamasi Teluk Jakarta dan "giant sea wall" yang dibantu perusahaan dan konsultan asal Belanda.
          Pasalnya, di Belanda, kata kandidat doktor bidang 'water engineering" ini, pendekatan "hard-infrastructure" seperti reklamasi pulau dan pembuatan tanggul besar semacam itu sudah lama ditinggalkan.
            Pada saat pembangunan di Belanda mulai meninggalkan konsep konvensional berupa "hard-infrastructure" seperti pembuatan tanggul raksasa atau reklamasi pulau, pakar dan konsultan Belanda malah menyarankan pembuatan "giant sea wall" bagi masalah banjir Jakarta, jelasnya.
            Dikatakannya, saat ini pertahanan pesisir di Belanda dilakukan dengan cara "sand nourishment" yaitu pembuatan jebakan pasir di wilayah rawan abarasi, bukan dengan membuat tanggul raksasa di tengah laut.
           Selain itu, upaya mitigasi banjir di Belanda justru dilakukan dengan merobohkan tanggul sungai yang sudah ada dan menggantinya dengan konsep "Room for the River".
          Dua metode tersebut terbukti jauh lebih murah, lebih efektif dan ramah lingkungan dibandingkan dengan upaya "hard-infrastructure" seperti reklamasi pulau dan pembuatan tanggul raksasa.
          Hero menjelaskan, negara maju mulai sadar bahwa pertahanan pesisir itu tak bisa dibebankan kepada tangan manusia dengan "hard- infrastructure". Upaya pertahanan pesisir dengan membangun tembok raksasa dan reklamasi pulau justru akan memunculkan masalah baru di masa mendatang.
           Edwin Sutanudjaja, post-doctoral di bidang hidrologi dari Utrecht University juga berpendapat senada.
           Ia membantah argumentasi proyek reklamasi dan pembuatan "giant sea wall" dapat menjawab persoalan banjir dan penurunan permukaan tanah di Jakarta.
           Dikatakannya, penurunan muka tanah Jakarta justru disebabkan pembangunan yang tidak terkendali. Pembangunan mal dan properti dilakukan di mana-mana, jadi solusinya bukan dengan reklamasi melainkan pengendalian pembangunan.
           Menurut Edwin akar masalahnya adalah sentralisasi Jakarta dan urbanisasi.
          Selain itu,  Edwin mengkhawatirkan Teluk Jakarta justru akan menjadi "septic tank" raksasa. Membuat tanggul raksasa artinya membendung air dari 13 anak sungai di Jakarta yang bermuara ke perairan mati.
         Senada dengan Edwin, Hero menutup diskusi dengan mengatakan reklamasi bukanlah solusi bagi Jakarta. "Untuk memperbaiki lingkungan diperlukan rehabilitasi, bukan reklamasi," ujarnya.
   
   Rayuan Pulau Palsu
   Sebelum diskusi diputar film "Rayuan Pulau Palsu," produksi WatchDoc, yang disutradarai Randi Hernando, mengisahkan  nelayan di Muara Angke harus berhadapan dengan kekuatan pemodal yang melakukan ekspansi properti lewat reklamasi di Teluk Jakarta.

        Sekretaris Jenderal PPI Belanda, Ali Abdillah mengatakan berdasarkan informasi dari WatchDoc, ini adalah ketiga kali pemutaran film "Rayuan Pulau Palsu" di luar negeri setelah di Melbourne dan London.
             Dikatakannya pemutaran film ini  untuk memberikan gambaran kepada pelajar Indonesia di Belanda bahwa ada yang salah dengan pembangunan di Jakarta.
          "Bukan kita menolak pembangunan, bukan kita tidak mau Jakarta dan Indonesia yang lebih baik, tapi kita ingin pembangunan yang memperhatikan aspek kemanusiaan dan berpihak kepada masyarakat kecil, demikian Ali Abdillah. (ZG)****
(T.H-ZG/B/A.J.S. Bie/A.J.S. Bie) 21-06-2016 04:15

WINA

PROMOSI INDONESIA MELALUI KARYA PELUKIS DI WINA
     Oleh Zeynita Gibbons

   London, 22/6 (Antara) - Pameran Lukisan karya empat Pelukis Indonesia secara resmi dibuka  Duta Besar RI untuk Austria, Rachmat Budiman, yang  diselenggarakan di Suppan Galerie Contemporary, Palais Coburg, Wina  berlangsung dari tanggal 20 Juni hingga 2 Juli  mendatang.

        Pameran lukisan yang diselenggarakan dalam rangkaian program Wonderful Indonesia for the World tersebut bertemakan ¿DIVERSE ¿ 4 Indonesian Positions¿, demikian Minister Counsellor Korfung Pensosbud Protkons KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro kepada Antara London, Rabu.
        Sekitar 40 lukisan hasil karya pelukis yang dikenal  pecinta dan pemerhati seni lukis di tanah air yakni Popo Iskandar (Alm.), Nasirun, Tisna Sanjaya dan pelukis muda Zico Albaiquni dipamerkan dalam berbagai media dan ukuran mulai dari 75 cm x 93 cm hingga 200 cm x 150 cm.
        Indonesia memiliki kekayaan seni budaya dari masyarakatnya yang terdiri dari lebih 300 kelompok etnis dan memiliki lebih dari 700 bahasa. Ekspresi seni dan budaya merupakan elemen penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari.
        Hal ini merupakan potensi besar untuk dipromosikan kepada publik di kawasan Eropa, khususnya di Austria, mengingat masyarakat Austria memiliki karakter yang hampir sama dengan masyarakat Indonesia.
        Pameran lukisan  merupakan salah satu peluang strategis untuk mempromosikan estetika, budaya dan filosofi seni budaya Indonesia kepada publik di Austria, sekaligus merupakan salah satu bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam konteks ekonomi kreatif.
        Hadir pada acara pembukaan sekitar 150 tamu undangan yang terdiri dari komunitas seniman dan pecinta serta kolektorseni lukis di Austria, pejabat Pemerintah Austria dan Kota Wina, Duta Besar dari negara-negara sahabat, akademisi, media, Indonesianis dan publik lainnya.
        Dalam sambutan pembukaannya Dubes RI untuk Austria, Rachmat Budiman menyampaikan Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman seni budaya dan kreativitas, di mana ekspresi artistik tidak terbatas pada bentuk seni tradisional, namun juga dalam bentuk seni kontemporer yang hidup secara kuat di tengah-tengah masyarakat.
        Ragam nilai dan filosofi inilah yang ingin diperkenalkan kepada masyarakat internasional, khususnya masyarakat pecinta seni di Austria.
        Di samping untuk memperkenalkan seni budaya kontemporer Indonesia, pameran ini juga bertujuan mempromosikan pariwisata sekaligus potensi ekonomi kreatif yang dimiliki oleh Indonesia.
        Lebih lanjut disampaikan pameran ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hubungan antar-masyarakat (people to people contact), termasuk hubungan dan kerjasama antar seniman dari kedua negara.
        Martin Suppan, pemilik Suppan Contemporary Galerie, dalam sambutannya menggarisbawahi bahwa kualitas seni rupa Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lainnya.
        Dalam pengamatannya beberapa tahun belakangan seni rupa Indonesia, khususnya seni lukis, mengalami perkembangan yang sangat pesat dan diyakini memiliki potensi besar di masa mendatang.
        Kondisi ini perlu terus didukung dengan berbagai promosi di tingkat internasional, di antaranya melalui pameran seni rupa.
        Para undangan tampak menikmati karya-karya lukisan yang dipamerkan W. Schulze, mantan dosen salah satu universitas ternama di Austria dan peminat seni budaya Indonesia menyatakan kekagumannya atas karya-karya pelukis Indonesia yang menampilkan permainan warna yang indah, baik dalam lukisan yang bersifat abstrak maupun realis.
        Nuansa yang ditampilkan mengandung suasana "keindonesiaan" yang kental, namun tetap memberikan ruang untuk dapat dinikmati masyarakat Eropa.

    ***3*** (T.ZG)
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 22-06-2016 10:09:19

ARAB

RI JAJAKI KERJA SAMA PENDIDIKAN DENGAN UEA 
     Oleh Zeynita Zibbons

   London, 22/6 (Antara) - Indonesia menjajaki kerja sama bidang pendidikan dengan  Persatuan Emirat Arab (PEA) dengan disampaikannya  inisiatif  "Memorandum of Understanding" (MoU) di bidang pendidikan tinggi antara Indonesia dengan negara itu.
        Hal itu terungkap saat Dubes RI untuk Abu Dhabi
Husin Bagis bertemu Menteri Pendidikan Tinggi Dr Ahmad Belhoul di Abu Dhabi, demikian Sekretaris Tiga Penaosbud KBRI Abu Dhabi Derry P.I.

        Husin Bagis menyebutkan, hubungan antara Indonesia dan PEA sangat baik, diharapkan hubungan yang sangat baik ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat kedua negara. MoU di bidang pendidikan tinggi merupakan langka awal untuk merealisasikan hal tersebut.
        Sementara itu, Ahmad Belhoul menyambut baik rencana tersebut dan terbuka untuk pembahasan lebih lanjut. "Apabila Indonesia dan PEA menandatangani MoU di bidang pendidikan tinggi, maka kedua negara dapat semakin mempererat hubungan melalui kerja sama antaruniversitas, bertukar keahlian di berbagai bidang dan meningkatkan 'people to people contact' melalui pemberian beasiswa," ujar Ahmad Belhoul yang baru saja ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan Tinggi UAE  Februari lalu.
       Pada Pertemuan tersebut, Husin Bagis berharap kedepannya dapat terjalin kerja sama antaruniversitas kedua negara untuk mengembangkan riset dan teknologi. Selain  itu, Dubes RI juga meminta kepada Menteri Pendidikan Tinggi PEA untuk dapat menambah jumlah beasiswa bagi para pelajar Indonesia yang berminat untuk melanjutkan pendidikan di PEA.  ***4***

(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 22-06-2016

BREXIT

BREXIT BERDAMPAK PADA SEKTOR PENDIDIKAN
     Zeynita Gibbons

   London, 27/6 (Antara) - Hasil referendum yang memutuskan Inggris Raya (UK) keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) Brexit dengan perolehan suara sebanyak 51,9 persen ternyata juga berdampak pada sektor pendidikan.

        Hal itu mengemuka dalam diskusi yang digelar pelajar Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Essex usai acara berbuka puasa, yang digelar di Colchester akhir pekan.
        Diskusi yang dipandu Dharendra Wardhana, kandidat PhD di King's College London, dihadiri Ketua PPI Essex Rudy Kusdiantara, dosen matematika di Essex University, Hadi Susanto dan lecture Essex Business School, Murniati Mukhlisin serta dosen di Universitas Riau, Ahmad Jamaan, Graduate student School of Computer Sceince yang juga pengurus Muhammadiyah UK, Arif Setyanto berlangsung hangat.
        Brexit diduga juga akan berpengaruh pada sektor pendidikan, ujar Dharendra Wardhana, sarjana ekonomi Cum Laude Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Desember 2005.
        Menurut Master of Science dengan subyek Economic Development and Policy Analysis Universitas Nottingham, selama ini, jasa pendidikan di Inggris menjadi salah satu yang terbaik di dunia dan sangat diminati oleh pelajar dari berbagai negara termasuk Indonesia.
        Ditambah dengan meluasnya peluang beasiswa, hari ini semakin mudah ditemui para muda-mudi yang melanjutkan studinya di berbagai kota di Inggris.
        Dikatakannya sektor pendidikan turut berkontribusi dalam perekonomian dan lajunya semakin meningkat setiap tahunnya. Beberapa universitas bahkan membuka cabang kampus dan kelas di negara lainnya.
        Saat ini, kerja sama pendidikan dengan Uni Eropa menghasilkan pendanaan riset yang mencapai 10 persen anggaran pendidikan Inggris, ujar perencana muda Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas yang cuti tugas belajar sejak September 2013.
        Dengan perubahan aturan pasca-Brexit, sebanyak 18 universitas unggulan akan kehilangan separuh dana penelitiannya. Tak pelak, hampir seluruh kampus segera mengadakan rapat internal untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan di masa mendatang.
        Sementara itu Dosen Fisipol di Universitas Riau, Ahmad Jamaan menilai sebagian besar berpendapat dampak Brexit terhadap perekonomian Indonesia tidak terlalu signifikan mengingat pangsa perdagangan Indonesia dengan Inggris hanya sebesar 1,2 persen sedangkan proporsi ekspor Indonesia-UE berada di kisaran 10 persen.
        Pun demikian, laju penurunan kurs Poundsterling tentunya berpengaruh pada pelajar Indonesia yang sedang dan akan berangkat studi.
        Bagi pelajar yang telah selesai studi dan akan kembali ke tanah air mengalami kerugian karena tabungan dengan nominal Pound akan ditukar dengan lebih sedikit Rupiah dibandingkan sebelumnya.
        Sedangkan bagi pelajar yang masih harus meneruskan masa studinya akan menghitung ulang neraca pengeluaran rutin mereka dengan semakin mahalnya barang kebutuhan sehari-hari.
        Diawal diskusi yang cukup hangat itu sebagian pelajar menyatakan keheranannya atas hasil referendum yang mengagetkan ini. Inggris dinilai mengingkari arus besar globalisasi yang sesungguhnya merupakan keniscayaan.
        Disintegrasi dari UE dipandang sebagai manifestasi kekhawatiran yang berlebihan akan isu-isu kontemporer di kawasan benua Biru. Pada akhirnya, politik isolasi seperti ini akan menimbulkan kesan forum kerjasama sebesar UE ternyata menimbulkan efek negatif lebih banyak dibanding manfaatnya.
         Hal ini berpotensi diikuti oleh negara anggota lainnya tidak hanya di kawasan UE tetapi juga di kawasan lainnya. Beberapa wilayah di Inggris yang selama ini dinilai sangat plural, ramah pendatang, dan bercorak multi-kultur seperti Birmingham, Nottingham, dan Leeds ternyata mayoritas warganya memilih Brexit.
        Temuan ini menarik sekaligus memberikan sinyal kalau sebenarnya asimilasi, toleransi, dan kerukunan antar anggota masyarakat selama ini tidak mampu mengubah ketetapan warga pendukung Brexit yang diduga bernuansa politis. Dengan kemenangan pihak penyokong Brexit ini, para pelajar juga cemas apabila tren yang sama nantinya akan terjadi di negara-negara besar lainnya.
        Saat ini, berita meningkatnya dukungan warga Amerika Serikat pada calon presiden Donald Trump sudah membuat sebagian orang cemas. Capres dari partai Republik ini sebelumnya pernah menyatakan sikap anti-pendatang.
         Ditambah lagi, naiknya persentase perolehan suara partai-partai ultra nasionalis di beberapa negara seperti Perancis, Austria, Belanda, Denmark, Finlandia dan Swiss semakin menambah rasa takut masyarakat dan pelajar internasional.
        Apapun hasilnya, keputusan referendum Brexit harus diterima seluruh pihak demi mempertahankan komitmen demokrasi.
        Sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan sudah melewati rentang zaman yang sangat panjang, segenap elemen di Inggris diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan yang akan timbul.
        Meskipun dampaknya belum dapat diketahui setidaknya sampai kurun dua tahun mendatang, keputusan tersebut dan ditambah pidato pengunduran diri PM David Cameron menimbulkan dampak seketika terhadap pasar keuangan.
        Nilai tukar mata uang Poundsterling langsung terhempas dan mengalami penurunan paling rendah sejak 20 tahun terakhir.
        Hasil referendum ini benar-benar di luar perkiraan banyak pihak. Dana kampanye kelompok "Britain Stronger in Europe" yang berupa aliansi lintas-partai menginginkan Inggris tetap di UE jauh lebih banyak (£6.88 juta) dibandingkan anggaran kampanye kelompok pro-Brexit, "Vote Leave" yang hanya sebesar £2.78 juta.
        Penelusuran opini masyarakat melalui jajak pendapat hingga saat-saat terakhir juga menunjukkan kemungkinan Inggris akan bertahan meskipun dengan marjin menipis.
        Saat ini, UE memiliki sebanyak 28 negara anggota. Inggris tergabung ke dalam UE sejak tahun 1973 atau 16 tahun setelah lembaga ini terbentuk. Penyelenggaraan referendum dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan sebagian warga negeri Ratu Elizabeth atas kinerja UE yang birokratis dan terlalu banyak mengintervensi tapi tidak membawa banyak manfaat.
        Faktor lainnya adalah kekhawatiran akan serbuan imigran yang semakin meningkat sehingga berakibat pada kesempatan kerja yang menyempit.
        Aspek ekonomi nampaknya sangat berpengaruh, namun usulan referendum ini diduga juga dimotivasi oleh sentimen negatif anti-pendatang yang diusung oleh partai-partai berhaluan nasionalis garis keras (ultra kanan) seperti UKIP dan BNP.
        Analisis perolehan suara dan jajak pendapat menunjukkan pola yang menarik untuk diamati. Dari sisi demografis, sebanyak 75 persen pemilih berusia muda (18-24 tahun) justru menginginkan Inggris masih di UE sedangkan penduduk usia tua (65 tahun keatas) sebanyak 61 persen memberikan suaranya supaya Inggris hengkang dari UE.
        Menariknya, warga Skotlandia sebagian besar (62 persen) menolak Brexit, padahal di tahun 2014 lalu mereka sempat menyelenggarakan referendum untuk menentukan keberlanjutan integrasinya di dalam Kerajaan Inggris.
        Selain Skotlandia, hanya ada tiga wilayah yang menunjukkan kemenangan penolak Brexit, yaitu Gibraltar (95 persen), Irlandia Utara (56 persen), dan daerah ibukota London (60 persen).
        Para pemimpin dari berbagai negara mulai dari Presiden Obama, PM Shinzo Abe, hingga Presiden Jokowi yang mengutarakan harapan mereka kepada PM David Cameron beberapa waktu lalu juga akan kecewa dengan hasil akhir referendum ini.
        Seperti halnya warga dunia umumnya merasa terhenyak dengan citra Inggris selama ini sebagai tonggak demokrasi yang senantiasa menjunjung tinggi kemajemukan dan kesetaraan. Kekecewaan tersebut diiringi dengan kekhawatiran akan lunturnya apresiasi terhadap keragaman serta pengaruh negatif terhadap perekonomian global.
        Selain itu, keresahan juga muncul saat keputusan keluar dari UE ini akhirnya berakibat pada daya beli masyarakat yang menurun. Dengan batalnya perjanjian dagang antarnegara, otomatis harga komoditasimpor akan semakin meningkat.

        Pembatasan migrasi akan berimbas pada upah tenaga kerja yang semakin mahal. Warga yang selama ini dimudahkan dengan bepergian lintas negara tanpa syarat administrasi juga akan mengalami kesulitan. Dampak langsung dari referendum ini akan dirasakan satu juta warga Inggris yang bekerja di kawasan UE karena kemungkinan tidak akan dapat mengakses layanan kesehatan yang disediakan National Health Services. Begitu pula sebanyak tiga juta pekerja asing di Inggris yang terancam tidak akan lagi memperoleh manfaat jaminan sosial. ***2***
(T.H-ZG/B/Yuniardi/Yuniardi) 27-06-2016 23:49:15

RIZAL SUKMA

RIZAL SUKMA : POSISI INGGRIS TETAP PENTING
     Oleh Zeynita Gibbons

   London, 26/6 (Antara) - Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Dr Rizal Sukma mengatakan Indonesia percaya bahwa UK akan terus  menjadi aktor internasional yang penting dan mitra besar bagi Indonesia serta anggota negara ASEAN.
            Hal itu diungkapkan Dubes kepada Antara London, Minggu, sehubungan dengan hasil referendum yang menghasilkan Brexit, UK keluar dari Uni Eropa yang membuat Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan mundur dari jabatannya.
        "Orang Inggris telah menyampaikan pendapatnya dan kita harus menghargai pilihan mereka, The British people have spoken. We respect their choice, " ujar mantan Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS).
        Menurut Ketua Lembaga Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah, sebagai Dubes di Inggris ia akan terus mengikuti perkembangan yang ada seraya mulai mengidentifikasi penyesuaian apa yang harus dilakukan.
        KBRI London yakin hubungan Indonesia dan UK akan tetap berkembang baik ke depan, ujar Doktor dari London School of Economics and Political Science (LSE), Inggris menambahkan bahwa ia yakin stabilitas ekonomi makro Inggris akan segera pulih.
        Hasil referendum, yang berakhir Brexit, dimana  17.420.742 menyatakan keluar EU dibandingkan 16.141 241 yang ingin tetap bergabung atau 51,9 persen dibandingkan 48,1 persen, yang membuat mata uang Inggris Ponsterling sempat jatuh.
        Dubes Rizal Sukma mengatakan bahwa meskipun proses Brexit ini membutuhkan waktu paling sedikit dua tahun, diharapkannya stabilitas ekonomi secara makro akan segera pulih.
        Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyebutkan dampak langsung
hasil referendum Inggris bagi Indonesia akan sangat terbatas. Prioritas kemitraan Indonesia-Inggris maupun kemitraan Indonesia-Uni Eropa tidak akan berubah, ujarnya.

        Indonesia meyakini hasil referendum tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia-Inggris dan menjadi kepentingan bersama kedua negara untuk terus memupuk kerja sama di berbagai bidang strategis, demikian Menlu.
        Inggris merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2012. Nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 2,35 milyar (2015) dan nilai investasi Inggris di Indonesia mencapai US$ 503,2 juta (2015) serta jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia tercatat sebesar 69.798 wisatawan tahun 2015.
    **2***
(T.H-ZG/B/P.H. Prabowo/P.H. Prabowo) 26-06-2016 12:27:31

KANADA

HUBUNGAN INDONESIA-KANADA DIHARAP MENINGKAT
     Oleh Zeynita Gibbons


   London, 26/6 (Antara) - Hubungan Indonesia dan Kanada diharapkan terus meningkat Seiring dengan peran masing-masing negara di kawasan.
        Keterangan pers Consul KJRI Vancouver, Yudhono Irawan kepada Antara London, Minggu menjelaskan pandangan itu disampaikan Dubes Leonard J.Edwards, dalam diskusi bertema "Forging the New Canada-Indonesia Partnership" yang diadakan KJRI Vancouver bekerja sama dengan The Center for International Governance Innovation (CIGI).
        Dubes Leonard J. Edwards, anggota kehormatan The Center for International Governance Innovation CIGI tampil sebagai pembicara utama dalam diskusi yang dihadiri wakil dari Kementerian Perdagangan Internasional BC, Trade Commissioner Global Affairs Kanada, akademisi dari University of British Columbia dan Simon Fraser University, media, wakil dari  perusahaan besar di BC serta diaspora Indonesia di Vancouver.
        Lebih lanjut Dubes Leonard J.Edwards menilai Indonesia dengan luas geografi, jumlah penduduk, dan potensi ekonomi yang sangat besar  merupakan negara yang sangat berpengaruh, tidak saja di kawasan regional, namun juga pada tataran internasional.
        Oleh karena itu sudah saatnya Kanada memberikan perhatian lebih besar, ujar Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Kanada.
        Sementara ini, Konjen RI Vancouver Sri Wiludjeng menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Dubes Leonard J.Edwards dan mengharapkan roundtable discussion tersebut dapat memberikan pemahaman kepada para pemangku kepentingan terkait mengenai potensi kerjasama di berbagai bidang yang dapat dikembangkan antara Indonesia - Kanada.
        Konjen  menggarisbawahi peningkatan hubungan bilateral Indonesia, khususnya dengan Provinsi BC, dalam dua tahun terakhir, antara lain ditandai dengan kunjungan Menteri Perdagangan Internasional BC dan misi dagang Southeast Asia Business Council serta beberapa perusahaan besar Kanada ke Indonesia  pada tahun  2015.
        Sebaliknya, juga terdapat kunjungan beberapa delegasi Indonesia ke Vancouver selama tahun 2015, khususnya pada acara Business Forum yang diselenggarakan  KJRI Vancouver bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Internasional BC.
        Dalam sesi diskusi, terdapat beberapa pandangan yang mengemuka dari peserta, antara lain perlunya dukungan beasiswa dari lembaga pendidikan Kanada guna mendorong peningkatan jumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia di Kanada serta perlunya pengenalan bahasa dan budaya Indonesia. 
   Selain itu, dipandang perlu adanya  penguatan capacity building di bidang kesehatan guna untuk memberi peluang masuknya tenaga medis Indonesia ke Kanada dan perlunya terobosan di bidang birokrasi di Kanada, antara lain menyangkut kemudahan dalam pemberian visa Kanada.

        Wakil diaspora Indonesia menyuarakan wacana skema dukungan pendanaan dari Kanada kepada lembaga diaspora Indonesia di Kanada, sehingga kelompok diaspora dapat berperan lebih besar dalam menunjang peningkatan hubungan bilateral kedua negara.
    ***3****
(T.H-ZG/C/P.H. Prabowo/P.H. Prabowo) 26-06-2016 12:45:33