Kamis, 30 Juni 2016

PARIS

GURU PRANCIS MENANG LOMBA ESSAI TENTANG INDONESIA
     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 23/6 (Antara) - Sebanyak 20 guru dari berbagai "Collège" (SMP) dan "Lycée" (SMA) di Prancis mengikuti lomba penulisan essai yang bertema "Découvrir l'Indonésie" yang digelar KBRI Paris dalam rangka memperkenalkan dan menghadirkan Indonesia di Prancis.
         Dua pemenang utama lomba, yakni Sebastien Ambit dari Lycée Jean Pierre Vernant, Pins Justaret, Toulouse, dengan essai "Batik Pour Toujours", dan Nathalie Labrousse dari Collège Texier, Saint Jean d'Angély, dengan essai "Rendez-vouz en terre Wayang", berhak memperoleh hadiah berupa tiket Paris-Jakarta-Paris, demikian Atdikbud KBRI Paris, Surya Rosa Putra kepada Antara London, Kamis.
         Dikatakan selama di Indonesia kedua pemenang diharapkan dapat memanfaatkan waktunya untuk melihat langsung pelaksanaan pendidikan di salah satu sekolah Indonesia serta menghadiri acara upacara HUT RI ke 71 di Istana Negara, Jakarta.
         Acara penyerahan hadiah untuk kedua pemenang disampaikan Prof T.A. Fauzi Soelaiman, Deputi Wakil Tetap RI untuk Organisasi Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan (UNESCO) KBRI Paris dihadiri tim juri terdiri dari Profesor Jerôme Samuel, guru besar INALCO (Institut National des Langues et des Civilitations Orientales) Paris, Nefertiti Hindratmo, Diplomat Kemlu di KBRI Paris, dan Nathalie Wirja, penerjemah dan penulis yang tinggal di Prancis.
         Tim juri juga memberikan penghargaan khusus untuk essai dengan judul "Indonésie: Quand le Garuda Déploie Ses Ailes" dari Anne Chemaly yang berisi tentang niat Indonesia menjadi poros maritim dunia.
         Pada kesempatan itu, peserta mempresentasikan secara singkat essai yang mereka tulis yang sebagian besar belum pernah mengenal Indonesia sebelumnya.
         Riset untuk lomba essai inilah yang membuka nuansa pengetahuan bahwa Indonesia tidak hanya sekadar negara kepulauan yang indah, dengan beragam suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi juga negara dengan sejarah, prinsip hidup dan perkembangan yang layak untuk dijelajahi lebih lanjut.
         Dalam pengantarnya sebelum mengumumkan pemenang lomba, Profesor Jerôme Samuel mengatakan masih banyak aspek tentang Indonesia yang bisa digali.
         Menurutnya, setiap seni dan budaya Indonesia menggambarkan filosofi hidup yang unik. Sebagai contoh, dia mengemukakan filosofi tari Kecak yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dibandingkan dengan nilai-nilai individu.
         Hal senada juga disampaikan perwakilan Collège yang  mengajarkan budaya Indonesia di sekolah. Benoit Rigouin dan Sylvain Scholastique dari Collège Jacques Prévert, Châteauneuf-Sur-Sarthe, menyampaikan gamelan dan wayang yang diajarkan dengan metoda EPI (Education Pedagogique Interdisciplinaire) membawa pesan kesederhanaan, kerja sama dan ketenteraman.
         Fabienne Moysan dan Sophie Roué, dari Collège Saint-Paul-Roux, Brest menambahkan dengan caranya sendiri para murid pun mampu menggali cerita di balik benda budaya Indonesia yang ditampilkan dalam acara pameran sekolah.
         Kedua perwakilan collège ini diundang khusus oleh KBRI Paris untuk berbagi pengalaman tentang pelaksanaan kerja sama pendidikan Indonesia-Prancis.
         Dalam acara penyerahan hadiah tersebut, KBRI mengundang grup Gamelan Bali, Puspa Warna KBRI untuk melengkapi kesan dan pengalaman para peserta tentang Indonesia.
         Dua tarian, masing-masing, tari Kebyar Duduk dan Legong Keraton, serta satu permainan gamelan instrumental, Ujan Mas, berhasil memukau seluruh hadirin yang hadir.
    ***4*** (T.ZG)
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 23-06-2016 11:07:48


Tidak ada komentar: