Selasa, 14 Juni 2016

QATAR

KOMUNITAS SUNDA AJAK TKI QATAR BUKA BERSAMA
     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 13/6 (Antara) - Komunitas Baraya Sunda Qatar (BSQ) mengajak TKI bermasalah yang umumnya didominasi  Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang berada di Transit House KBRI Doha untuk takjil atau buka puasa, sebagai salah satu wujud solidaritas kepada mereka.
         "Bagi KBRI, takjil  merupakan rangkaian acara buka puasa komunitas diaspora Indonesia yang berjumlah 50 ormas, tersebar di seluruh kota di Qatar," lata Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan kepada Antara London, Senin.
         BSQ yang bernaung di bawah Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (Permiqa)  dipimpin  Edwin Kurniawan, sedangkan para TKI bermasalah itu merupakan TKW yang melarikan diri dari majikan dan berada di penampungan sementara untuk menunggu proses pemulangan setelah memperoleh hak-haknya.
         Dalam sambutannya, Bidin yang merupakan wakil Permiqa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dubes Sidehabi yang memulai tradisi berbagi dengan WNI di penampungan.
         "Harus diakui tidak semua WNI yang beruntung di Qatar, namun tugas moril kita sebagai sesama Muslim memberikan semangat dan motivasi kepada  TKI bermasalah agar selalu tabah," ujar Bidin yang juga pengurus BSQ.
         Pada acara yang dihadiri Ketua DWP, Andi Una Sidehabi dan keluarga besar KBRI Doha bersama 200 orang ini diwarnai dengan suasana canda dan tawa dengan percakapan Urang Sunda yang tipikal suka ngebodor.
         "Suasana kekeluargaan dan kemeriahan acara seperti pesta kawinan di kampung", kata Ketua BSQ, Ade Sanjaya.
         Para TKW yang umumnya berasal dari Jawa Barat tampil bersolek, dengan khusyuk mengikuti ibadah dan saat mendengarkan ceramah Ustaz Fuadi yang kadang penuh candaan khas Parahiyangan mereka pun larut dalam suasana seakan berada di kampung halaman.
         Hidangan buka puasa berasal dari kontribusi komunitas BSQ yang merupakan wakil dari berbagai kota seperti Wakrah, Alkhor, Messaid, Duhkan dan Doha dengan menu khas Sunda seperti nasi tumpeng yang berisi lalapan, empal,  sambal, pepes, tahu, tempe, ikan goreng, dan masakan khas Sunda lainnya.
         Dubes RI untuk Qatar, Muhammad Basri Sidehabi, mengapresiasi upaya komunitas BSQ dalam kegiatan amal di bulan Suci Ramadhan dengan para TKI.
         Dubes mendorong komunitas lainnya menunjukkan empati terhadap penderitaan TKI bermasalah mengingat mereka berjuang dan berkorban  menghidupi keluarganya di tanah air dengan mempertaruhkan nyawa.
         "Kegiatan BSQ patut dijadikan contoh sebagai wujud persaudaraan bagi saudara yang kurang beruntung. Semoga mereka (TKW) bisa merasakan sedikit kasih sayang agar dapat merasakan kebahagian" ungkapnya.
         Sementara itu, Staf Teknis Ketenagakerjaan KBRI Doha, Agus Widayat, mengatakan  jumlah TKI bermasalah di Transit House saat ini 27 orang yang semuanya sedang diproses untuk dipulangkan ke Indonesia.
         "Sebagian  masalah merupakan kasus asmara", jelasnya ketika menceritakan jenis kasus yang menimpa TKW bermasalah.  
    Suasana keakraban dan kekeluargaan selama di Transit House juga diungkapkan  beberapa TKI. "Suasana di penampungan seperti di rumah sendiri," tutur Cucu, seorang TKW asal Ciamis yang berusia 40 tahun.

         Diungkapkan pula alasannya kabur ke penampungan karena majikan suka marah-marah.
         Hal yang sama disampaikan seorang TKW bernama Sinta, usia 37 tahun, asal kabupaten Karawang yang bekerja enam bulan di Qatar. Ibu satu anak ini terdampar di penampungan karena dituduh kasar terhadap anak majikan.
         Demikian halnya dengan seorang TKW, Fitra, asal Palu Sulawesi Tengah yang lari dari majikan yang ringan tangan atau suka memukul.
         Meski merasakan nikmat di Transit House, namun semua TKW memilih untuk segera dipulangkan.
         "Enak sih disini, cuma kami ingin cepat pulang untuk merayakan lebaran,"  ujar Nana, TKW asal Lombok, NTB yang kabur setelah bekerja tiga tahun di Qatar.
         Sementara itu, salah seorang tokoh BSQ, Entus Chandra, mengatakan ormas ini memiliki anggota terbesar di Qatar.
         "Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) berdasarkan rasa persaudaraan yang ditujukan tidak hanya bagi warga Sunda juga WNI lainnya di Qatar," ujar Entus yang telah bermukim 24 tahun di negeri gurun pasir.
         Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan, menyebutkan BSQ memberi kontribusi yang besar dalam mempererat tali silaturahmi antara WNI dan juga partisipasi dalam diplomasi Indonesia khususnya acara promosi sosial budaya yang diadakan KBRI.(ZG) ***4***
(T.H-ZG/B/E.M. Yacub/C/E.M. Yacub) 13-06-2016 08:57:55

Tidak ada komentar: