Senin, 25 Februari 2008

ISLAM BUKAN MUSUH BARAT

DUBES RI DI QATAR : ISLAM BUKAN MUSUH BARAT


London,25/2(ANTARA) - Dutabesar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Qatar, H. M. Rozy Munir, SE., MSc mengatakan bahwa Islam di Indonesia selama ini dikenal dengan Islam yang demokratis, moderat, damai serta Islam yang "Rahmatan Lilalamim" yang dipelopori oleh NU.


"Islam bukan menjadi musuh Barat seperti yang selama ini selalu disebut sebut, ujar Rozy Munir, yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) kepada ANTARA, di London, Minggu malam.


Kehadiran Rozy Munir di Kerajaan Inggris selain untuk mengikuti Konperensi Islam yang digelar oleh University of Essex dengan tema "A Journey Into Islamic Values," juga untuk mengadakan pertemuan dengan peserta program pelatihan Education Management Training pengurus pesantren yang dikelola PB NU di University Leeds.


Menurut Rozy Munir, berbagai konperensi digelar dalam upaya memberikan pemahaman kepada dunia Barat mengenai Islam, seperti yang diadakan di Essex University dan juga yang digelar di Qatar minggu lalu dan bahkan PB NU dengan ICIS (International Conference of Islamic Scholars) selalu memberikan pengertian kepada dunia Barat mengenai Islam.


Dikatakannya negara Barat hendaknya tidak hanya melihat Islam yang ada di negara Timur Tengah tetapi juga yang ada di Indonesia dan negara Asia lainnya, dalam upaya mengurangi konflik di antara negara negara Islam dan saling pengertian dengan negara-negara yang berlainan agama.


"Kaum minoritas di suatu negara hendaknya juga mendapat penghargaan dari kaum mayoritas dan juga sebaliknya, karena bila terjadi kekerasan maka akan mempengaruhi negara lainnya,ujarnya.


Dikatakannya dalam pertemuan yang didakan di Qatar minggu lalu "US-Islamic World Forum" ke lima, Madeleine Albright, mantan menteri Luar Negeri Amerika Serikat, mengatakan bahwa negara Barat hendaknya tidak hanya melihat Islam di negara Teluk tetapi juga di Indonesia dan India.


Menurut Rozy Munir, hal yang sama juga disampaikan Menlu Turki Ali Babacan dan Sheikh Hamad bin Jasim bin Jabr Al Thani, Perdana Menteri dan Menlu Qatar yang menyatakan dunia Barat bila ingin melihat Islam hendaknya juga melihat Islam yang ada di Indonesia dan Maroko.


Di sini peranan penting Indonesia dalam upaya mensosialisasikan bahwa Islam itu bukan suatu aliran yang keras atau disebut dengan teroris dan Islam juga bukan musuh Barat, ujarnya menambahkan bahwa diharapkan paradigma tersebut akan berubah.


"Hal ini sangat penting," ujarnya menambahkan apalagi bila ada pergantian pemerintahan di Amerika Serikat seperti di Inggris yang mulai adanya perubahan dalam pemahaman keagamaan dan budaya yang menjadikan hubungan Inggris dan Indonesia semakin erat.


Pada kesempatan itu Rozy Munir juga menjelaskan mengenai program kerjasama antara Pemerintah Inggris melalui kedutaan di Jakarta dan The British Council dengan PB NU yang akan mengirim 25 kader PBNU dari berbagai daerah di Indonesia untuk melakukan pelatihan manajemen pendidikan selama sebulan hingga 21 Maret mendatang.


Dikatakannya Program kerjasama ini telah berjalan selama lima kali dan secara menyeluruh PBNU telah mengirimkan sekitar 112 para pengurus pesantren ke Inggris untuk mengikuti pelatihan yang diadakan di University Leeds. (U-ZG/B/M007)

(T.H-ZG/B/M007/M007) 25-02-2008 10:02:40


Tidak ada komentar: