Selasa, 01 Februari 2011

RI-AS AJAK FAO

RI-AS AJAK NEGARA FAO LINDUNGI PELAMPUNG DATA

London, 1/2 (ANTARA)- Indonesia dan AS mengajak negara anggota (FAO) untuk melindungi pelampung data (data buoys) di laut lepas, karena keberadaan pelampung data sangat penting untuk sistem deteksi dini Tsunami (Tsunami Early Warning System), informasi mengenai cuaca, perikanan, dan untuk keperluan pencarian dan penyelamatan.


Hal itu disampaikan Indonesia dan Amerika Serikat di sela-sela pertemuan ke-29 Komite Perikanan (COFI) FAO di Roma, Italia, ujar Sekretaris III Multilateral/Politik KBRI Roma, Danny Rahdiansyah, dalam keterangan persnya yang diterima Antara London, Selasa.


Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, KKP, DR. Achmad Poernomo, dalam pertemuan itu menyebutkan, negara-negara anggota Organisasi Pangan se-Dunia (FAO) perlu bekerjasama untuk melindungi pelampung data (data buoys) yang ada di laut lepas.

Dalam kesempatan pertemuan COFI ini, Delegasi Amerika Serikat mengajak Indonesia untuk menjadi ko-sponsor side event yang bertema upaya perlindungan data buoys di laut lepas yang diadakan Senin,

Pembicara dari pihak AS dalam pertemuan itu adalah DR. Jean- Pierre Ple, dari Dinas Oseanik dan Atmosferik Nasional AS, sedangkan dari pihak Indonesia adalah DR. Achmad Poernomo, Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, KKP.


DR. Jean-Pierre Ple menyampaikan bahwa data buoys di laut lepas sering mengalami kerusakan secara sengaja maupun tidak sengaja akibat tindakan penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab.


Sebagai akibat dari kerusakan tersebut, maka data buoys tidak dapat lagi berfungsi untuk mengumpulkan data untuk keperluan deteksi dini Tsunami, cuaca, kondisi laut, dan lain-lain.


Sementara itu, DR. Achmad Poernomo memaparkan bahwa sampai saat ini telah banyak kerjasama di bidang kelautan dan perikanan antara Indonesia dan AS yang saling menguntungkan, termasuk pemasangan sejumlah data buoys di beberapa perairan Indonesia.


Sebagai negara yang rentan terhadap Tsunami, Indonesia juga sangat berkepentingan untuk melindungi keberadaan data buoys di laut lepas ini.

Sebagai salah satu mekanisme penguatan kerjasama di bidang perlindungan data buoys ini, DR. Poernomo menekankan pentingnya aktivitas peningkatan kesadaran (awareness raising) kepada kalangan nelayan mengenai data buoys serta untuk tidak melakukan pengerusakan terhadap data buoys yang ada.


Selain bekerjasama dengan delegasi AS, Delegasi Indonesia juga direncanakan akan menyelenggarakan side event tersendiri bertemakan peran Indonesia dalam isu-isu kelautan.


Side event ini akan diadakan pada hari Rabu, mencakup tindak lanjut World Ocean Conference (WOC) 2009, Coral Triange Initiatives (CTI), dan implementasi kerangka aksi regional untuk mempromosikan aktivitas perikanan yang bertanggung jawab.


Pertemuan ke-29 Komite Perikanan FAO (COFI) diselenggarakan dari tanggal 31 Januari sampai dengan 4 Februari.

Dalam pertemuan ini dibahas berbagai isu, antara lain progress implementasi code of conduct perikanan yang bertanggung jawab, isu- isu terkait perdagangan komoditi perikanan, pengembangan budidaya, serta progress terhadap tindakan anti penangkapan ikan illegal.

(ZG)

(T.H-ZG/B/M012/M012) 01-02-2011 17:34:29

Tidak ada komentar: