Senin, 10 Oktober 2011

ASOSIASI RI -MAROKO

ASOSIASI PERSAHABATAN INDONESIA-MAROKO TERBENTUK

London, 10/10 (ANTARA) - Asosiasi Persahabatan Maroko-Indonesia (Al-Jamiyyah Al-Ukhuwwah Al-Maghribiyyah Al-Indonesiyyah) terbentuk untuk mengembangkan hubungan Maroko-Indonesia di berbagai bidang.

"Untuk mensosialisasikan pembentukan asosiasi kepada masyarakat Maroko, serta memperluas keanggotaan asosiasi, sekaligus mengonsolidasikan berbagai langkah, maka digelar Rapat Umum Perdana
di Ruang Auditorium-Rabat Lawyer Club," kata Sekretaris III/Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Rabat, Suparman Hasibuan, dalam keterangan kepada Antara London, Senin.

Rapat umum perdana dari Asosiasi Persahabatan Maroko-Indonesia pada Minggu (9/10) itu dikoordinasikan oleh Komite Pendiri Asosiasi Persaudaraan Maroko-Indonesia serta dihadiri sekitar 200 warga Maroko yang terdiri dari tokoh Maroko, pengusaha, ulama, akademisi, mahasiswa Maroko serta sahabat Indonesia.

Acara tersebut juga dihadiri Dubes RI untuk Maroko dan Ny Tosari Widjaja, seluruh staf KBRI Rabat dan mahasiswa Indonesia di Maroko mendapat liputan media cetak dan elektronik Maroko.

Komite Pendiri Asosiasi Persahabatan Maroko-Indonesia yang terdiri dari Nadil Hachimi (Pengusaha dan Purnawirawan Tentara Kemerdekaan Maroko), dan Dr Maryam Ait Ahmed (Profesor di bidang Perbandingan Agama dan Dialog Peradaban pada Universitas Ibnu Tufail-Kenitra).

Selain itu, Dr Belhaj Abdelhanin (Dekan Fakultas Humaniora pada Universitas Ibnu Tufail-Kenitra), dan Dr Abdeslam Ballaji (Professor di bidang Islamic studies dan Ilmu Politik pada Universitas Mohamed V Rabat).

Pada awal pertemuan disampaikan tentang kedekatan hubungan Maroko-Indonesia yang sudah dimulai sejak kedatangan para ulama Maroko ke Indonesia antara lain Maulana Malik Ibrahim dan Ibnu Bathutah dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia.

Selain itu, kontribusi Soekarno dalam mendukung kemerdekaan Maroko di Konferensi Asia-Afrika di Bandung dan dilanjutkan kunjungan beberapa tokoh penting Indonesia ke Maroko.

Dengan pembentukan asosiasi ini diharapkan akan semakin mempererat hubungan kedua negara, untuk itu diharapkan para peserta dapat memberikan saran, masukan serta mensosialisasikan mengenai keberadaan asosiasi ini kepada masyarakat Maroko.

Pada kesempatan ini, para peserta juga mengadakan diskusi mengenai modalitas dan struktur kepengurusan asosiasi serta langka-langkah dalam mengembangkan hubungan Maroko-Indonesia. Selain itu, guna memperluas keanggotaan organisasi.

Sementara itu, Dubes RI dalam kesempatan ini menyampaikan penghargaan atas penyelenggaraan acara tersebut dan lebih lanjut menyampaikan mengikuti dengan seksama diskusi dan pemikiran para peserta mengenai langkah ke depan dalam rangka mengembangkan asosiasi ini yang mempunyai cita-cita besar dalam mengembangkan hubungan Maroko-Indonesia.

Dubes RI juga memaparkan mengenai hubungan Indonesia-Maroko yang telah berjalan baik sejak berabad-abad yang lalu sejak kedatangan ulama-ulama Maroko ke Indonesia dilanjutkan dengan dukungan Indonesia dalam kemerdekaan Maroko melalui Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1995.

Disampaikan pula saat ini, kedua negara telah merdeka dan sedang membangun dengan generasi ketiga yang akan mengisi kemerdekaan, termasuk dengan pembentukan asosiasi ini yang akan mewadahi kerja sama dua negara di berbagai bidang yang pada akhirnya akan meningkatkan "people-to-people contact" (p to p).

Dubes RI juga menyampaikan tentang asosiasi yang sama yang dibentuk di Indonesia pada tahun 2010 melalui inisiatif Kedubes Maroko di Indonesia dengan anggota para tokoh Indonesia yang menjadi sahabat Maroko.
Ia menyampaikan harapannya agar Asosiasi ini dapat berjalan dengan baik di Maroko untuk mengembangkan gagasan-gagasan kedepan dalam rangka mengembangkan hubungan Maroko-Indonesia di berbagai bidang.

Rapat anggota yang pertama ini menetapkan 11 Badan Susunan Eksekutif yang terdiri dari Prof Dr Maryam Ait Ahmed sebagai Presiden,
Dr Belhaj Abdelhanin (Wakil Presiden), Abdelilah Bouraba (Sekretaris Jenderal), Soudaro Al-Aymine (Wakil Sekretaris Jenderal), Aisse Taib (Bendahara), dan Shamsi Salma (Wakil Bendahara).

Dalam kepengurusan Badan Eksekutif itu juga ditetapkan lima orang penasehat masing-masing Nadel Alhasimi, Mohamed Khalil, Mustapha Zebair, Dr. Belhaj Abdelhanin, dan Hamza Kitani.

Terbentuknya Asosiasi Persahabatan Maroko-Indonesia merupakan atas dorongan Dubes RI untuk Maroko Tosari Widjaja, yang memberikan gagasan kepada beberapa tokoh Maroko yang juga merupakan sahabat Indonesia agar membentuk suatu wadah Asosiasi yang dapat menjembatani berbagai kerja sama Maroko-Indonesia di berbagai bidang.

Gagasan yang mendapatkan sambutan positif dari para tokoh Maroko yang kemudian menyusun komite pendirinya. Pembentukan Asosiasi secara resmi diumumkan Dubes RI pada acara Resepsi Diplomatik dalam rangka memperingati HUT RI ke-66 yang diadakan KBRI Rabat di Wisma Duta dan menjadi mitra kerja KBRI Rabat dalam mengembangkan hubungan RI-Maroko di berbagai bidang. ***6*** (ZG)
(T.H-ZG/B/E011/E011) 10-10-2011 10:04:21

Tidak ada komentar: