Jumat, 28 Oktober 2011

DIALOG MULTIKULTURAL

INDONESIA DAN JERMAN GELAR DIALOG MULTIKULTURAL

London, 12/10 (ANTARA) - Indonesia dan Jerman mengelar dialog multikultural yang kedua dengan membahas masalah multikulturalisme dan pendidikan agama di Kementerian Luar Negeri Jerman di Berlin tanggal 11 sampai 12 Oktober 2011.

"Multikulturalisme menjadi topik utama dalam dialog RI-Jerman itu," ujar Sekretaris III- Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Berlin, Purno Widodo dalam keterangannya kepada Antara London, Rabu.

Ia mengatakan, delegasi Indonesia dipimpin Sekjen Kementerian Agama RI Bahrul Hayat Ph.D, dengan anggota delegasi terdiri dari Sekjen International Conference of Islamic Scholars KH Dr Hasyim Muzadi, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr Musa Asy'arie.

Selain itu hadir Ketua Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang Prof Dr Armada Riyanto, Pendeta Dr Siskus Manabung dari Sekolah Tinggi Teologia Indonesia Timur, Makassar, sejumlah akademisi, organisasi keagamaan, jurnalis, Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Berlin.

Sementara itu, delegasi Jerman terdiri dari kalangan akademisi, jurnalis, dan institusi-institusi keagamaan di Jerman dipimpin Minister of State Cornelia Pieper dari Kementerian Luar Negeri Jerman.

Dalam dialog isu bagaimana menciptakan masyarakat yang berlandaskan pada paham multikulturalisme menjadi perdebatan hangat saat ini.

Pertemuan Indonesian-German Interfaith and Intercultural Dialogue yang kedua, itu bertujuan untuk membangun saling pengertian dan saling bertukar pengalaman antar kelompok agama dan budaya, Indonesia dan Jerman.

Pertemuan pertama dilakukan tahun 2010 di Yogyakarta yang menghasilkan berbagai kesepakatan, diantaranya yaitu kesepakatan untuk menyelenggarakan Interfaith and Intercultural Dialogue secara regular.

Bagi Indonesia yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, pertemuan ini merupakan upaya berkelanjutan guna menciptakan toleransi dan kerukunan antar agama, antara lain melalui pendidikan.

Sementara di Jerman, isu mengenai bagaimana menciptakan masyarakat yang berlandaskan pada paham multikulturalisme juga menjadi perdebatan hangat saat ini.

Pertemuan Indonesia-Jerman itu memfokuskan pembahasan pada upaya meningkatkan kerjasama pendidikan dalam rangka menciptakan toleransi dan keharmonisan dalam kehidupan beragama di kedua negara.

Banyak yang dapat dipelajari Jerman dari Indonesia dalam pengembangan pengajaran yang berdasarkan pada pluralisme. Di sektor pendidikan, Indonesia memiliki kurikulum pengajaran agama dan diterapkan pada tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Dewasa ini, Indonesia telah banyak memiliki universitas, perguruan tinggi dan sekolah tinggi yang memfokuskan pada pendalaman studi agama.

Diharapkan pertemuan itu menghasilkan kerja sama konkrit di bidang pendidikan dengan universitas dan perguruan tinggi di Jerman, terutama program pertukaran mahasiswa, pemberian beasiswa, exchange of lecturers, dan kesempatan lainnya. Kerja sama ini bertujuan untuk lebih meningkatkan lagi kualitas pendidikan tinggi di Indonesia yang memfokuskan pada pengajaran agama.

Selain membahas pentingnya kerja sama pendidikan, peserta dialog juga melakukan studi kompatarif ke beberapa lembaga keagamaan di Berlin diantaranya Zentrum Moderner Orient, Foundation New Synagogue, Masjid Sehitlik, dan Museum of Islamic Art, guna melihat secara langsung interaksi kehidupan beragama di Jerman. ***6***
(ZG)
(T.H-ZG/B/B013/B013) 12-10-2011 05:31:32

Tidak ada komentar: