Kamis, 23 Agustus 2012

ANGKLUNG



ANAK ANAK FARRA CLERLANDE MAINKAN ANGLUNG

         London, 25/7 (ANTARA) - Di keheningan musim panas setelah derasnya hujan, terdengar sayup-sayup bunyi angklung yang dimainkan  beberapa penyandang cacat Yayasan Farra Clerlande.

        Para penonton yang terdiri atas pasien, perawat, dokter dan anggota keluarga penyandang cacat sangat terharu melihat penampilan gerak tangan yang polos dan bersahaja para pasien yang menggoyang angklung dalam rangka "Indonesia Day"  di kota Ottignies, Belgia, baru baru ini.

         KBRI Brusel dalam keterangan kepada ANTARA London, Rabu menyebutkan,  kegiatan ini merupakan salah satu aktivitas tahunan yayasan tersebut yang  mengetengahkan tema berbeda dari berbagai negara.

        Tahun ini Yayasan Farra Clerlamde mengambil tema Indonesia, dengan menyuguhkan makanan khas Indonesia, pemberian informasi umum tentang Indonesia,  workshop angklung dan pertunjukan tarian Bali.

        Penyandang cacat tetap antusias dengan ekspresi suara dan gerakan tak teratur sewaktu  menyaksikan pertunjukan tarian Bali. Terlebih lagi dengan diadakan workshop angklung, tampak kegembiraan di wajah mereka ketika  memainkan angklung dengan lagu lagu sederhana seperti "twinkle twinkle little star".

        Farra  Clerlande didirikan pada 1984 di pinggiran kota Ottignies menampung sebanyak 53  penyandang cacat. Yang tinggal di tempat perawatan ini terdiri atas penyandang cacat fisik dan mental yang memerlukan penanganan khusus.

        Tidak mengherankan bila  mereka dirawat oleh  perawat, dokter dan para pegawainya yang berjumlah  70 orang.

        Direktur yayasan ini Marie-Claire Rens yang sewaktu studi di Amerika Serikat mengambil judul disertasi doktor tentang Indonesia, telah mengabdikan diri untuk kemajuan yayasan ini, sejak anaknya mengidap penyakit autisme akut.

        Pertunjukan ini  sangat bermanfaat sebagai upaya mempromosikan kebudayaan Indonesia di kota Ottignies. Namun lebih dari itu bahwa  para penyandang cacat memperoleh kesempatan yang sama  untuk memainkan alat musik dan menyaksikan tarian Indonesia.

        Para keluarga penyandang cacat tersebut sangat terharu melihat permainan angklung meskipun dengan keterbatasan yang mereka miliki, tidak menyurutkan keceriaan dengan menunjukan kemampuan berkesenian yang dimiliki. ***1*** (ZG)
(T.H-ZG/C/S023/S023) 25-07-2012 13:11:31

               
               

Tidak ada komentar: