Selasa, 25 November 2014

DIASPORA

DINO MINTA PEMERINTAH PERHATIKAN DIASPORA INDONESIA
     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 18/11 (Antara) - Mantan Menlu RI, Dino Patti Djalal, meminta pemerintah memperhatikan Diaspora Indonesia di luar negeri agar terbentuk jejaring antar-Diaspora Indonesia itu, misalnya dengan membentuk suatu direktorat khusus dan penanganan isu kewarganegaraan.

         "Pak Dino mengemukakan hal itu dalam Forum Diaspora Indonesia 2 yang diadakan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) dengan dukungan dari Bank BNI Persero Cabang London dan KBRI Berlin serta Sarjana Indonesia-Jerman, Indonesia Diaspora Network dan Indonesisches Kultur und Weisheitszentrum," kata Ketua I-4, Dessy Irawati, kepada Antara London, Selasa.

         Dalam forum yang dihadiri sekitar 200 Diaspora Indonesia di Jerman dan negara-negara Eropa seperti Belanda dan Swedia itu, Dino juga menekankan perlunya Diaspora Indonesia untuk tidak aktif dalam percaturan politik di Indonesia, namun sinergi antarorganisasi masyarakat keilmuwanan untuk menyukseskan proyek pembangunan.

         Selain itu, Dessy Irawati yang juga menjadi perwakilan Bank BNI di Eropa itu menjelaskan forum itu juga diharapkan mengenalkan komunitas masyarakat Indonesia di Jerman pada keberadaan BNI di London dan juga dapat mengembangkan bisnis di Jerman, terutama bisnis yang bersifat "Indonesia Related" seperti remitansi, pengelolaan rekening KBRI, dan pembiayaan ekspor-impor.

         Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Dr. Ing. Fauzi Bowo, mengatakan Diaspora Indonesia merupakan aset bangsa yang besar, baik dari segi intelektual dan ekonomi.

         Narasumber kehormatan dalam forum Diaspora Indonesia kali ini adalah Dr. Dino Patti Djalal (Former Deputy Minister of Foreign Affairs), Dr. Dessy Irawati, ketua umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, dan Nungki Indraty, General Manager BNI London.

         Selain itu hadir narasumber Diaspora Indonesia dari Duisburg, Braunschweig, Stuttgart, München, Amsterdam dan Berlin.

         Melalui percakapan telepon, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Dr. Anies Baswedan menyampaikan sambutannya dan berdialog dengan peserta.

         Menteri mengutarakan pentingnya perbaikan sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar.

         Dalam forum itu juga didiskusikan tema pendidikan yang disampaikan oleh Astha Ekadiyanto, Dr. Ing. Hutomo Suryo Wasisto, Dipl. Ing. Jenny Santoso dan Riana Amretasari. Mereka bekerja di perguruan tinggi dan industri di Jerman.

         Pada sesi diskusi kedua, perwakilan dari Indonesia Diaspora Network Task Force Culinary, Renu Lubis, menekankan perlunya strategi pemasaran yang lebih baik untuk makanan khas Indonesia. Diaspora Indonesia dari Braunschweig, Admi Landri Schlüter, memberikan informasi tentang kerja sama penanganan sampah di Sumatera Barat.

         Sementara itu, Stephanie Larassati dari Diaspora Indonesia di Berlin memaparkan proyek pembuatan museum mengenang Peristiwa Mei 1998.

         Dalam sesi paralel juga diselenggarakan workshop Diaspora Menulis dalam rangka menyukseskan Pameran buku Frankfurt tahun 2015, karena Indonesia merupakan mitra pameran. Workshop diikuti sekitar 15 peserta dan dibimbing ketua umum I4, Dr. Dessy Irawati dan Prof. Agus Rubiyanto selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Berlin.

         Forum Diaspora Indonesia juga dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian, pemutaran film pendek karya Diaspora Indonesia, book lounge, dan doorprize tiket Jerman - Indonesia dan Berlin - Barcelona. ***1*** (ZG)
(T.H-ZG/B/E.M. Yacub/C/E.M. Yacub) 18-11-2014 15:31:40

Tidak ada komentar: