Jumat, 27 Februari 2015

DENHAAG

MAHASISWA LEIDEN TERTARIK STRATEGI DIPLOMASI PUBLIK INDONESIA
     Oleh Zeynita Gibbons
   
   London, 27/2 (Antara) - Strategi diplomasi publik Indonesia menarik perhatian mahasiswa Universitas Leiden, Belanda, saat berkunjung ke KBRI Denhaag dan mendapat penjelasan dari Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Den Haag Ibnu Wahyutomo.

        Sebanyak lima mahasiswa jurusan Hubungan Internasional dan diplomasi Universitas Leiden yaitu Neel Baruah (India), Thijs Bonenkamp (Belanda), Denise De Buck (Belanda), Pietro Moro (AS), dan Fathania Queen Genisa (Indonesia) berkunjung ke KBRI Denhaag untuk mengetahui perkembangan politik luar negeri Indonesia terutama yang menyangkut strategi diplomasi publik Indonesia, demikian  keterangan pers KBRI Den Haag yang diterima Antara London, Jumat.

        KUAI Ibnu Wahyutomo menjelaskan tujuan dan langkah-langkah strategi diplomasi publik yang terkait dengan promosi ekonomi, demokrasi, dan peningkatan "people to people contact" melalui berbagai kegiatan yang menyertakan konstituen baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

        Pada diskusi yang berlangsung hangat itu juga dijelaskan mengenai kerukunan kehidupan beragama di Indonesia, termasuk Islam yang moderat  sebagai salah satu aset diplomasi publik.

        Dipaparkan bahwa Indonesia turut menciptakan perdamaian dunia, salah satunya dengan aktif melakukan dialog lintas agama dengan 25 negara mitra yang pada Agustus 2014 lalu Indonesia menjadi tuan rumah Global Forum ke-6 United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC).

        Atas pertanyaan para mahasiswa tersebut, Ibnu Wahyutomo  menjelaskan tentang strategi diplomasi publik yang dilakukan Indonesia di Belanda.

        "Kedekatan dan hubungan sejarah antara Indonesia dan Belanda yang berlangsung lama tentu memerlukan strategi tersendiri yang berbeda dengan yang dilakukan di negara lain," katanya.

        Dikatakannya karakteristik penduduk suatu negara juga mempengaruhi pendekatan yang harus dilakukan untuk memenangkan hati mereka, seperti yang dilakukan di Belanda. Faktor nostalgia tentu menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan kegiatan diplomasi publik di sini.

        Ibnu Wahyutomo menegaskan untuk menjangkau publik yang luas dalam era digital saat ini, Kemlu RI dan KBRI Den Haag juga menggunakan website dan media sosial dalam menyosialisasikan capaian dan kegiatannya serta dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat dan konstituen KBRI.

        Kunjungan mahasiswa tersebut dimaksudkan sebagai bagian dari tugas dalam mata kuliah 'Trends in Public Diplomacy" di Universitas Leiden. (ZG)
***2***

Sigit Pinardi
(T.H-ZG/B/S. Pinardi /S. Pinardi ) 27-02-2015 18:55:34

Tidak ada komentar: