Jumat, 27 Februari 2015

WINA

INDONESIA TEKANKAN PENTINGNYA PEMANFAATAN TEKNOLOGI KEANTARIKSAAN
     Oleh Zeynita Gibbons

   Jakarta, 7/2 (Antara) - Indonesia menekankan pentingnya itikad baik dalam pemanfaatan teknologi keantariksaan oleh semua negara dan alih teknologi keantariksaan untuk tujuan damai  menunjang pembangunan berkelanjutan, khususnya di negara berkembang.

        Hal itu diungkapkan Wakil Duta Besar/Dewatapri Wina, Febrian Ruddyard  selaku  Ketua  Delegasi  RI  pada sidang  ke-52  SubKomite  untuk  Ilmu  Pengetahuan  dan  Teknis,  Komite  PBB  bagi Penggunaan Antariksa untuk Tujuan Damai  yang dilaksanakan di Wina, Austria, demikian  Counsellor/Kordinator Fungsi Pensosbud Protkons KBRI Wina, Dody Kusumonegoro kepada Antara, Sabtu.

        Febrian Ruddyard menyampaikan  tujuan pemanfaatan teknologi keantariksaan  secara berkelanjutan tidak hanya  dicapai melalui pengembangan teknologi semata, tetapi dilandasi itikad baik dan didasari  prinsip keadilan, saling menguntungkan serta penghormatan atas integritas territorial  dan kedaulatan negara.

        Selain itu, ditekankan pula pentingnya alih teknologi, melalui bantuan teknis dan sumber daya yang memadai, bagi negara berkembang sebagai faktor penting untuk meningkatkan kapasitas negara-negara tersebut dalam mendukung upaya menuju space faring nations dalam kegiatan keantariksaan.

        Pertemuan Sub-Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknis  yang berlangsung hingga tanggal  13 Februari t dipimpin oleh Mr. Elöd Both (Hungaria) dan dihadiri oleh lebih dari 200 delegasi  mewakili  negara-negara  pihak  dan  peninjau  pada  "Science and Technical  Sub Committee of  the United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space" (STCSC-UNCOPUOS).
   Pertemuan membahas beberapa agenda utama, antara lain pemanfaatan teknologi ruang angkasa bagi pembangunan berkelanjutan, space debris, penggunaan sumber tenaga nuklir di antariksa dan kegiatan keantarikasaan secara berkelanjutan.

        Fokus utama sesi ke-52 Sub-Komite ini terkait masa depan kegiatan keantariksaan, khususnya kerja sama  internasional  antara  negara  maju  dan  negara  berkembang  dalam  pemanfaatan teknologi  keantariksaan  bagi  kegiatan-kegiatan  damai  guna  mendukung  tujuan  agenda pembangunan PBB paska 2015.

       Sesi ini juga menandai 50 tahun perayaan space walk pertama oleh Kosmonot Rusia Alexey A Leonov  dan 40 tahun perayaan  Apollo-Soyuz Test  Project, suatu kerja sama keantariksaan pertama yang dikembangkan Amerika Serikat dan Uni Soviet.

        UNCOPUOS dibentuk pada tahun 1959 sebagai forum multilateral dalam mendorong penelitian,pertukaran  informasi  serta  perkembangan  iptek  dan  hukum  internasional  di  bidang keantariksaan. UNCOPUOS pada saat ini beranggotakan 77 negara anggota PBB termasukIndonesia
   Pada  forum  tersebut,  Indonesia  yang  telah  menjadi  anggota  sejak  tahun  1973senantiasa aktif  dalam menyuarakan  posisi,  utamanya  dalam  mendorong pengembangan kapasitas melalui  bantuan teknis dalam pengembangan teknologi  keantariksaan,  khususnyabagi  negara-negara  berkembang.

        Bagi  Indonesia  akses  berimbang  dalam  pengembangan kapasitas sangat penting guna menjembatani jurang teknologi yang saat ini masih terjadi  serta meningkatkan kemampuan negara-negara berkembang,  termasuk Indonesia dalam kegiatan keantariksaan.

        Dalam hal ini, Indonesia juga menambahkan perlunya penghormatan integritas territorial dalam pemanfaatan antariksa untuk tujuan damai. ***2*** (ZG)
(T.H-ZG/B/S. Muryono/S. Muryono) 07-02-2015 20:09:38

Tidak ada komentar: