Selasa, 23 Juni 2015

KBRI DENHAAG

HUBUNGAN RI-BELANDA PERLU TERUS DIKEMBANGKAN

     Oleh Zeynita Gibbons
   London, 1/6 (Antara) - Hubungan antara Indonesia dengan Belanda penting karena kedua belah pihak telah mengembangkan sejumlah kerjasama di berbagai bidang yang saling menguntungkan.

        Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag, Belanda, Azis Nurwahyudi kepada Antara London, Senin, mengatakan hal tersebut disampaikan oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Den Haag Ibnu Wahyutomo kepada  mahasiswa Belanda  berasal dari Vreij University, University of Amsterdam dan Erasmus School of Business, Rotterdam  tergabung dalam Dutch United Nations Student Association (DUNSA), yang bertamu ke KBRI Den Haag .

        Ibnu Wahyutomo didampingi pejabat fungsi Politik dan Penerangan Sosial Budaya, Indonesia juga punya arti penting bagi Belanda karena banyaknya mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda.

        Sekretaris Kedua Politik, Monica Nilasari, dalam pertemuan itu memberikan paparan yang komprehensif mengenai perkembangan Indonesia dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

        Konsep Nawa Cita dipaparkan Monica disertai dengan prioritas pembangunan antara lain bidang infrastruktur dan sumberdaya manusia. Monica juga memaparkan hubungan bilateral Indonesia dan Belanda di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pendidikan.

         Seusai paparan, dilakukan sesi diskusi yang dipimpin  Ibnu Wahyutomo. Pada kesempatan tersebut, para mahasiswa menyampaikan berbagai pertanyaan kritis diantaranya Rick Otten menanyakan arti Belanda bagi Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan negara anggota Uni Eropa lainnya.

         Terkait dengan hubungan generasi muda kedua bangsa, Dimple Sokartara  menanyakan peran yang bisa dilakukan mendekatkan hubungan kedua bangsa. Dijelaskan kepada mereka salah satunya adalah pemberian beasiswa bagi para pemuda yang ingin belajar seni dan budaya.

        Minister Counsellor Pensosbud Azis Nurwahyudi  menjelaskan program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia dari Kementerian Luar Negeri yang setiap tahun diberikan kepada 70 pemuda dari 50 negara, salah satunya adalah dari Belanda.  Mereka berkesempatan belajar tari, musik, pencak silat dan Bahasa Indonesia di enam kota selama tiga bulan dengan biaya Kemlu RI.

        Sedangkan Maik van Oudenaarden menanyakan kontribusi apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di Indonesia.

        Peran Indonesia di kawasan juga menjadi topik menarik bagi Patrick Derring yang menanyakan tentang ASEAN dan peran Indonesia dalam menyelesaikan konflik regional.

        Sementara topik yang menarik bagi Benjamin Pechler, yang mempunyai orang tua dari Probolinggo, adalah bagaimana dia bisa bekerja di Indonesia dan masalah dwi kewarganegaraan.

        Kasus hukuman mati bagi warga Belanda karena kasus narkoba juga menarik bagi mereka. Ibnu menjelaskan mengenai proses hukum yang berlangsung dan aturan hukum yang berlaku di Indonesia serta meyakinkan  bahwa hubungan yang telah berjalan baik tidak akan terganggu dengan masalah tersebut.

        Diskusi dengan mahasiswa ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan KBRI Den Haag. Selain dilakukan di KBRI, kegiatan yang sama juga diadakan di beberapa universitas. Sebelumnya KUAI KBRI Den Haag juga  mengisi sesi tentang topik yang sama di Universitas Groningen, demikian Azis Nurwahyudi.

    ***2***
(T.H-ZG/C/P.H. Prabowo/P.H. Prabowo) 01-06-2015 10:12:52

Tidak ada komentar: