Badan Kerja Sama Dewan Perwakilan Daerah yang dipimpin Emma Yohana melakukan kunjungan kerja ke Slowakia dan mengadakan pertemuan dengan pimpinan dan anggota Dewan Negara Slowakia (Parlemen), Kementerian Pendidikan Slowakia, Visegrad Fund, KADIN Indonesia-Slowakia, dan wakil gubernur Bratislava.
Pejabat Fungsi Penerangan Sosial-Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Bratislava, Lely Meiliani, Rabu, mengatakan, tujuh anggota delegasi BKSP DPD yang diketuai Yohanna, dengan anggota Asmawati, Fachrul Razi, Chaidir Djafar, Abu Bakar Jamalia, Prof Farouk Muhammad, dan HA Hafidh Asrom. Kunjungan kerja ke Slowakia terjadi pada 11-18 Maret lalu.
Duta Besar Indonesia untuk Slowakia, Adiyatwidi Asmady, menghargai kunjungan delegasi ke Slowakia dan meminta agar BKSP DPD dapat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dan diimplementasikan sehingga memberikan hasil nyata.
Pada pertemuan dengan Menteri Kementerian Pendidikan Negara Slowakia, Olga Nachmannov, mereka diberikan penjelasan mengenai sistem pendidikan di Slowakia dan tawaran beasiswa pemerintah Slowakia. Tuan rumah menyampaikan, kerja sama antar universitas dapat langsung dilakukan tanpa harus mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Negara Slowakia.
Pemberian program beasiswa Darmasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sangat diapresiasi Kementerian Pendidikan Negara Slowakia dan sangat diminati siswa Slowakia. Program ini telah berhasil meningkatkan warga ke warga kedua negara.
Saat ini tercatat, 206 alumni Darmasiswa dan tahun ini terdapat 34 siswa Slowakia yang tengah menempuh studi Darmasiswa di berbagai kota di Indonesia.
Di Gedung Parlemen Slowakia, delegasi Indonesia diterima Kepala Urusan Kerjasama Luar Negeri Slowakia, Martin Kluss, dan Urusan Ekonomi dari Tenaga Kerja Slowakia, Edward Hweger.
Menurut Parlemen Slowakia, hubungan bilateral antara Indonesia dan Slowakia saat ini merupakan yang terbaik dibandingkan perwakilan asing lainnya. Sejak 1993 Sowakia menjadi negara independen, Indonesia merupakan salah satu negara yang pertama mulai bekerjasama dengan Slowakia. Indonesia dan Slowakia saling dukung pada forum internasional.
Pada kesempatan itu juga dibicarakan mengenai dukungan Slowakia terhadap Indonesia pada isu kelapa sawit. Saat ini Slowakia memegang tampuk kepresidenan Visegrad sehingga peranan Slowakia dapat menjadi jembatan bagi Indonesia melakukan penetrasi di kawasan Eropa.
Sementara pertemuan dengan Presiden KADIN Slowakia-Indonesia, Milan Compel, dibahas mengenai pengembangan kerjasama bilateral Indonesia-Slowakia di sektor otomotif, energi, dan pariwisata. SIOK juga mengusahakan berdirinya House of Indonesia.
Delegasi mendapatkan paparan dari beberapa bisnis Slowakia, yaitu THX (pengolahan sampah). IDO Hutny Project (rekayasa, penilaian-pengadaan, konstruksi) dan Compel Industry (alat pendekteksi ranjau darat).
Internasional Visegrad Fund (IVF) memberikan paparan mengenai peran organisasi Visegrad yang mengedepankan kerja sama antar empat anggota Negara di Eropa Tengah. Aliansi empat negara ini merupakan salah satu organisasi yang relatif kuat dan maju di kawasan Eropa.
Pertumbuhan ekonominya mencapai lima persen per tahun dibandingkan dengan negara-negara Eropa dengan tingkat ekonomi kuat. Selain memiliki jalinan kerja sama dengan erat antara empat negara tersebu, Visegrad Fund juga memiliki program pendidikan dengan berbagai universitas di luar Slowakia, termasuk Universitas Indonesia.
Editor: Ade P Marboen