Kamis, 12 November 2015

SERBIA

WAMENLU: DIALOG DAN TOLERANSI MEWARNAI KEHIDUPAN BANGSA
     Oleh Zenita Gibon

      London, 12/11 (Antara) -  Dialog dan toleransi merupakan bagian hidup yang mewarnai bangsa Indonesia, kata  Wakil Menlu RI Abdurrahman Mohammad Fachir, ketika membuka rangkaian kegiatan The Third Indonesia - Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (ISBID III).
     Pada acara tersebut hadir Menteri Kehakiman Serbia, Nicola Selakovic dan Pemimpin Tertinggi Gereja Kristen Ortodhox Serbia Patriarch Irinej.

          Fachir mengatakan,  Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dipersatukan oleh nilai-nilai Pancasila.

          Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Beograd, Habadi Soewedo kepada Antara London, Kamis mengatakan, ISBID untuk yang ketiga kalinya merupakan dialog lintas agama  difasilitasi pemerintah Indonesia dan Serbia diadakan di Palace of Serbia, Beograd, yang pertama dilaksanakan  tahun 2011 dan kedua tahun 2013.

          Dialog Lintas Agama  mengangkat tema "Youth in Intercultural and Interfaith Dialogue: Perspective, Opportunities and Challenges" yang berlangsung 9 - 12 November melibatkan pemuka dan tokoh agama, perwakilan masyarakat madani, pemerintah, akademisi, dan media yang memiliki visi yang sama untuk mempromosikan nilai-nilai keagamaan yang moderat.

           Menteri Kehakiman Serbia memandang bahwa ISBID membawa semangat toleransi, dialog dan solusi bersama untuk membangun kesatuan dan "people to people contact". Dialog antaragama dapat mengubah paradigma pertentangan menjadi persahabatan,  ujarnya.

             Wamenlu Mohammad Fachir menyatakan,  kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan pesan perdamaian sesuai dengan amanat konstitusi Indonesia yang mewajibkan Indonesia untuk berkontribusi pada ketertiban dunia.

             Sebelum membuka kegiatan ISBID, Wamenlu beserta seluruh delegasi diterima Menteri Kehakiman Serbia. Dalam pertemuan keduanya sepakat untuk mendorong majunya kegiatan dialog lintas agama dan meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang termasuk ekonomi dan perdagangan. ***4***


Tidak ada komentar: