Rabu, 03 September 2008

INVESTOR JERMAN

INVESTOR JERMAN TANAM MODAL DI INDUSTRI BIO ENERGY


Frankfurt, 1/9 (ANTARA) - Pengusaha Jerman berminat menanamkan modalnya di Indonesia dalam usaha pengembangan bio energy yang lebih menekankan pada industry yang ramah lingkungan.

Hal itu terungkap dalam pertemuan bisnis Kepala BKPM M Lutfi dengan pengusaha Jerman di Frankfurt, akhir pekan lalu.


Bisnis meeting yang dihadiri sekitar 70 pengusaha Jerman merupakan rangkaian promosi terpadu KJRI Frankfurt dengan Kantor Perwakilan BI London.


Dalam pertemuan dengan lima pengusaha Jerman empat diantaranya berminat menanamkan modalnya dalam usaha pengembangan bio energy yang lebih menekankan pada Green Technology.


Kelima perusahaan yang menyatakan keinginannya untuk menanamkan modalnya di dalam negeri adalah perusahaan Siemens, Stroer Media Internasional, The Green Company serta e.terras AG dan Ecocap AG.


Sebelumnya Kepala BKPM menyampaikan presentasi mengenai peluang bisnis dan perkembangan terakhir di Indonesia.


M Lutfi mengatakan Indonesia tengah mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan sebagai tanggung jawab pada pembangunan yang berkelanjutan.


Indonesia adalah yang ikut dalam menandatangani Tokyo Protokol dan menjadi otomotif dalam pertemuan Perubahan Cuaca di Bali belum lama ini, ujarnya.


Sementara itu berbicara mengenai investasi Jerman ke Indonesia, M Lutfi mengatakan investasi Jerman di Indonesia masih berada di urutan ke 11, sedangkan investor Jepang berada di posisi pertama disusul Singapura, Mauritius, Inggris dan AS.


Pernah jadi tiga besar

M Lutfi mengatakan tahun 90 an Jerman pernah berada di posisi ke tiga dengan jumlah investasi sebasar 1,3 miliar dollar.


Prospek investasi Jerman di Indonesia sangat baik karena Jerman memiliki teknologi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia

Untuk itu diharapkannya industriawan Jerman yang pada tahun 1990 pernah masuk ke Indonesia dapat kembali melanjutkan usahanya khususnya di sektor telekomunikasi dan industri kimia.


Berbicara mengenai Foreign Direct Investment (FDI) Index posisi Indonesia pada tahun 2007 berada di peringkat 21 di atas Polandia, Asia Tengah, Korea Selatan dan Ceko.


Investasi asing di Indonesia naik 73,19 persen dari 5,97 miliar dollar AS pada tahun 2006 menjadi 10,34 miliar dollar AS tahun 2007.


Sementara investasi domestik naik 67,80 persen dari 2,31 miliar dollar AS menjadi 3,87 miliar dollar AS.


Realisasi investasi Januari-Juni 2008 berjumlah 11,32 miliar dollar AS, naik sebesar 56,2 persen.


Meliwati krisis

Sementara itu Konsul Jenderal KJRI Frankfurt Eddy Setiabudhi mengatakan Bisnis meeting digelar KJRI Frankfurt bersama Kantor BKPM dan Kantor Perwakilan BI London serta Indover Bank Amsterdam.

Dikatakannya meskipun Indonesia mengalami dampak dengan adanya krisis ekonomi dari tahun 1997 dan 1998 Indonesia akhirnya berhasil meliwatinya dan Ekonomi Indonesia kembali pulih. Hal ini didukung situasi politik stabil satu dasawarsa terakhir.


Konjeng mengakui aAdanya regulasi UU No 25/2007, membuat Indonesia lebih atraktif dan kompetitif dalam menarik modal asing.


Dikatakannya Kinerja ekonomi keseluruhan pada semester pertama 2008 menunjukkan pertumbuhan 6,4 persen yang merupakan angka tertinggi sejak krisis.

Menurut Eddy Setiabudhi, inflasi berhasil dikendalikan pada angka 6,5 persen, sementara realisasi investasi asing mencapai 401 proyek dan domestik 66 proyek.


Sedangkan cadangan devisa sampai saat ini berada tingkat tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, yakni mencapai 60 miliar dollar AS dan ini masih terus bertambah, ujarnya.


Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di London Budiman Kostaman mengatakan pihaknya berusaha membantu perwakilan yang ada di luar negeri khususnya di Eropa dalam menjalankan diplomasi ekonomi.


Keberadaan Kantor Perwakilan BI London adalah untuk membantu program yang dijalankan perwakilan Indonesia di luar negeri khususnya di wilayah Eropa, demikian Budiman Kostaman.

(U-ZG/b/C001)(T.H-ZG/B/C001/C001) 01-09-2008 09:34:01


Tidak ada komentar: