Senin, 01 September 2008

KONPERENSI DISASTER REDUCTION

RI IKUTI KONPERENSI INTERNASIONAL DISASTER REDUCTION


London, 30/8 (ANTARA) - Delegasi Indonesia berperan aktif dalam International Disaster Reduction Conference (IDRC) 2008 yang khusus ditujukan bagi pambahasan mengenai manajemen resiko, pengurangan dan penanggulangan bencana alam di Davos, Swiss.


Sekretaris Ketiga PTRI Jenewa Indah Nuria Safitri kepada ANTARA di London, Sabtu menjelaskan, konferensi dihadiri sekitar 1.100 peserta dari berbagai badan negara, perutusan tetap di Jenewa, LSM, universitas, perusahaan swasta dan institusi terkait lainnya.


Dalam konperensi dibahas masalah perubahan iklim dan upaya pengurangan resiko bencana alam, perlindungan dan pertahanan bagi infrastruktur utama, pandemik dan berbagai penyakit serta manajemen resiko integral dengan pembahasan khusus bencana gempa bumi yang terjadi di Wenchuan 12 Mei 2008.


Menurut Indah Nuria Safitri, delegasi RI terdiri dari unsur PTRI Jenewa, Departemen Pekerjaan Umum, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi serta Universitas Gajah Mada (UGM).


Dalam konferensi yang diadakan selama lima hari, Astrid Kartika dari Badan Rekonstruktur dan Rehabilitasi (BRR) NAD-Nias menyampaikan presentasi berjudul "Building Resilience and Sustainability of Rural Hospital in Post-Disaster Area through Public Private Partnership, Case Study of Gunungsitoli General Hospital of Nias Islands".


Sedangkan Surono dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, mempresentasikan "Geological Hazard Mitigation System in Indonesia".


Pada Provention Consortium, workshop paralel yang diadakan bersamaan dengan konperensi, Amin Subekti dari BRR NAD-Nias mengangkat isu "Integral Risk Management in Post-Conflict Disaster Reconstruction Program serta Delivering and Monitoring Result in Post Disaster Recovery Program".


Dalam berbagai forum diskusi paralel maupun sesi plenary, penanggulangan bencana alam di Indonesia, khususnya bencana tsunami di NAD dan Nias serta gempa bumi di Yogyakarta, kerap menjadi referensi.


Begitupun dalam membuka berbagai dimensi maupun tantangan baru dalam pembahasan mengenai penanganan bencana alam dalam skala besar yang multidimensional.


Menurut Indah Nuria Safitri, pola kerjasama publik dan swasta dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana juga menjadi sorotan.


Konferensi dua-tahunan ini merupakan yang kedua kalinya setelah konferensi pertama diselenggarakan di Davos pada 2006.


IDRC sejak awal ditujukan untuk membangun kerjasama dan jejaring yang lebih erat antara komunitas dan sektor publik-swasta yang menangani isu manajemen resiko.


Selama itu, IDRC memberikan kontribusi bagi upaya dan terobosan baru dalam penanganan bencana alam serta memperkuat dan mempercepat proses transfer teknologi serta pembagian pengetahuan dari berbagai pemangku kepentingan yang berbeda.

***6***(U-ZG)

(T.H-ZG/B/S023/S023) 30-08-2008 16:16:40

Tidak ada komentar: