Rabu, 11 Agustus 2010

400 MAHASISWA BELAJAR DI BELANDA

SEBANYAK 400 MAHASISWA INDONESIA BELAJAR DI BELANDA

London, 11/8 (ANTARA)- Sebanyak 400 calon mahasiswa Indonesia dilepas untuk studi di Belanda setelah sebelumnya diadakan acara "pre-departure briefing" atau pembekalan sebelum keberangkatan di lembaga kebudayaan Belanda, Erasmus Huis, Jakarta, Rabu, oleh lembaga Nuffic-Neso Indonesia.

Siaran pers Nuffic Neso Indonesia yang diterima Antara, Rabu, menyebutkan bahwa acara itu dibuka "Deputy Head of Mission" Kedubes Belanda Annemieke Ruigrok, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, PhD dan Direktur Nuffic Neso Indonesia, Marrik Bellen.

Juru bicara Nuffic Neso Indonesia, Ariono Hadipuro dalam keterangan persnya menyebutkan bahwa pada kesempatan itu, Ruigrok mengucapkan selamat kepada seluruh calon mahasiswa yang telah memilih melanjutkan studi di Belanda, tempat mereka akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman international selama masa studinya.

Dikatakan bahwa kesempatan ini penting bagi kerjasama pembangunan antara Indonesia dan Belanda dan hal ini juga memungkinkan kedua negara untuk meningkatkan pemahaman budayanya satu sama lain.

Dalam kesempatan yang sama, Nuffic Neso Indonesia juga mengumumkan penerima beasiswa StuNed, sebanyak 148 profesional muda dari berbagai provinsi di Indonesia.

Beasiswa StuNed merupakan program beasiswa kerja sama Pemerintah Belanda dan Indonesia yang menitikberatkan pada peningkatan kapasitas institusi di sektor-sektor pembangunan.

Ariono Hadipuro mengatakan mulai tahun 2010, beasiswa StuNed lebih mentikberatkan pada SDM di lembaga-lembaga yang bermitra dengan Kedutaan Belanda.

Direktur Nuffic Neso Indonesia Marrik Bellen menjelaskan acara "pre-departure briefing" bertujuan untuk memberikan pembekalan dan dukungan bagi calon mahasiswa Indonesia yang akan melanjutkan studi di Belanda.

Dalam acara ini, para alumni yang hadir akan berbagi pengalaman dan tips mengenai tinggal dan studi di Belanda, untuk membantu calon mahasiswa mempersiapkan diri menjalani masa studinya dengan baik.

Beberapa hal yang akan disampaikan dan didiskusikan meliputi gegar budaya, bagaimana beradaptasi dengan proses belajar yang berbeda, berinteraksi dengan pengajar dan mahasiswa internasional.

Diantara peserta "pre-departure briefing" adalah penerima beasiswa Belanda, StuNed, Netherlands Fellowship Programme (NFP), Huygens Scholarship Programme (HSP) dan penerima beasiswa dari lembaga lain seperti beasiswa Depkominfo, Dikti , Ford Foundation, Erasmus Mundus dan lainnya.

Sementara sekitar 100 calon mahasiswa dengan pendanaan sendiri juga turut serta dalam acara ini, ujar Ariono Hadipuro.

Menurut Ariono Hadipuro, Nuffic Neso Indonesia adalah organisasi non-profit yang ditunjuk resmi dan didanai Pemerintah Belanda untuk menangani berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tinggi Belanda.

Neso Indonesia merupakan perwakilan Nuffic, organisasi Belanda yang menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi. Neso Indonesia menyediakan informasi serta memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai lebih dari 1.450 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris.

Neso Indonesia memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda.

Bersama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia, setiap tahun Neso Indonesia menawarkan program beasiswa bagi sekitar 300 warga negara Indonesia dalam bentuk program master dan pelatihan.***3*** (U-ZG)
(T.H-ZG/B/Y006/Y006) 11-08-2010 23:33:54

Tidak ada komentar: