Selasa, 19 Oktober 2010

MUSLIMAT NU DI INGGRIS

MENGENAL SOSOK PIONIR MUSLIMAT NU DI INGGRIS

Oleh Zeynita Gibbons

Sejak pagi Afrahul Fadhilah Ibrahim yang biasa disapa dengan Bu Fadhilah, telah menyusun piring, menata meja, dan menyiapkan berbagai panganan yang dibawa oleh ibu ibu Muslimat Indonesia di Inggris.

Pada hari Minggu lalu, Bu Fhadilah sibuk menyiapkan pertemuan Muslimat NU UK.

Namanya tidak saja akrab di telinga umat muslim Indonesia di Kerajaan Inggris (UK), tetapi juga di kalangan bangsa lainnya seperti Arab, India, Pakistan, Malaysia, Brunei Darussalam dan Muslim Inggris sendiri, yang mengenalnya sebagai seorang juru dakwah dan mengajar Al Quran.

"Saya sudah ketakutan kalau tidak ada satu pun yang datang dalam acara Muslimat NU di Inggris ini," ujar Bu Fhadilah kepada koresponden Antara London, Minggu, sehubungan dengan pertemuan para pengurus Muslimat NU UK yang pertama kalinya.

Ternyata tidak kurang dari 50 kaum Muslim Indonesia menghadiri pertemuan dan sekaligus silaturahmi warga Nahdliyin yang ada di Inggris.

"Saya merasa lega ternyata yang datang cukup banyak," ujar Fhadilah yang di masa mudanya aktif dalam berbagai organisasi wanita di tanah air.

Hari hari Bu Fadhilah diisi dengan berdakwah dan berdakwah ke berbagai kota di Inggris. Dia juga aktif di organisasi Muslimat NU UK, yang merupakan satu satunya organisasi wanita muslim Indonesia yang ada di Kerajaan Inggris.

Bu Fhadilah yang lahir 17 Juni 1959 di Medan adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Dia berhasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Sumatra Utara dengan mengambil jurusan Syariah pada 1987.

Istri D Effendi itu sempat bekerja menjadi dosen agama Islam di Politeknik Universitas Sumatra Utara selama tiga tahun. Bu Fadhilah pernah masuk Pesantren Purba Baru di Tapanuli Selatan Sumatra Utara, yang menempanya menjadi seorang juru dakwah.

Kegiatan Bu Fadhilah tidak berkurang di saat bulan Ramadhan, tetapi justru makin bertambah. Rumah kediamannya di Brook Road, daerah Colindale, London, tidak pernah sepi karena ia selalu membuka diri untuk siapa pun yang datang menginap di rumahnya, bahkan yang belum dikenalnya sekalipun.

Bu Fadhilah juga menjadi tempat berbagi bagi anak anak dan adik adik tenaga kerja domestik asal Indonesia yang jumlahnya puluhan bahkan mencapai ratusan di Inggris, baik yang menghadapi masalah maupun hanya sekedar bercerita dan berbuka puasa bersama.

Bahkan di rumahnya pernah diadakan pesta pernikahan seorang pekerja domestik wanita dengan sang kekasihnya dari negara lain. Rumah kontrakannya itu terbuka bagi siapa pun dan selalu disambut dengan hangat.

"Maaf saya baru kembali dari rapat bersama teman-teman," ujar ibu tiga putri itu kepada koresponden Antara yang datang ke rumahnya di suatu senja.

Menurut Bu Fadhilah, ia baru saja kembali dari rapat di mesjid dan diikutsertakan oleh salah satu penyedia jasa pelayanan haji untuk membantu umat Muslim di Inggris yang ingin menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah.

"Hari hari saya sangat padat akhir akhir ini menjelang Lebaran Haji," ujar Fadhilah yang juga harus mengisi pengajian di Indonesia Islamic Centre di daerah Colindale untuk mengajar anak anak dan remaja.

Perempuan ini pernah menjadi Kepala Madrasyah Aliyah Swasta selama 20 tahun. Dia pun aktif membantu di mesjid besar London yang membuat namanya makin terkenal.

Fadhilah mengakui bahwa ia senang bisa mengajar anak anak Indonesia belajar mengaji, meskipun kadang susah juga karena anak anak sangat aktif dan tidak bisa diam.
Bu Fhadilah memiliki tiga putri yang bersekolah di Indonesia. Yang pertama di Fakultas Kedokteran di Aceh, dan kedua di Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatra Utara, Medan, sedangkan si bungsu juga belajar psikolog.

Bu Fadhilah tidak saja pandai berdakwah, tetapi ia juga mulai menulis. Tulisannya pun penuh dengan makna dan dakwah.


Keluarga Brunei
Bu Fadhilah tiba di Inggris tahun 2006, dalam rangka memenuhi panggilan dari keluarga besar Brunei yang menginginnya untuk mengajar anak anak mereka belajar Al Quran.

Selama dua tahun Bu Fadhilah mengajar anak anak keluarga Brunei itu mengaji yang akhirnya mengantaran ia berjumpa dengan kalangan masyarakat Indonesia yang tinggal di Inggris.

"Saya senang ternyata umat Muslim Indonesia di Inggris cukup banyak," ujar Bu Fadhilah.

Bu Fadhilah yang sempat menjadi utusan NU UK dalam acara Muktamar NU di Makassar tahun 2010, yang menjadi peserta satu satunya wanita di antara ribuan peserta muktamar NU yang datang dari berbagai negara.

"Saya sangat terkesan saat menjadi utusan PCI NU UK di Muktamat NU," ujar Fadhilah, seraya menambahkan bahwa PCI NU UK dibentuknya sejak sembilan bulan yang lalu.

"Kami sedang menunggu kabar dari Pimpinan Pusat Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawangsa, untuk bisa melantik kepengurusan
Muslimat NU UK yang merupakan satu satunya di luar negeri," ujar Fadhilah. (U-ZG)
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 19-10-2010 23:21:02

Tidak ada komentar: