Rabu, 08 Februari 2012

KELOMPOK 77

SRI: TANTANGAN BAGI INDONESIA PIMPIN KELOMPOK 77 London, 8/2 (ANTARA) - Direktur Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa Indonesia menjadi pemimpin Kelompok 77 bersama China di United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) Chapter Jenewa periode 2012 merupakan tantangan sekaligus kehormatan dan kepercayaan dari masyarakat internasional. "Saya menyambut gembira, dan ini tantangan bagi Indonesia," kata Sri Mulyani Indrawati menjawab pertanyaan koresponden ANTARA London usai memberikan ceramah umum di Teater Sheikh Zayed, New Academic Building, London School of Economi (LSE) London, Selasa malam. Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan RI, yang disebut-sebut sebagai "The 100 Most Powerful Women" oleh Fobes menyampaikan kuliah umum di hadapan sekitar 400 mahasiswa dari berbagai bangsa. Dalam kuliah umum yang bertemakan "Crises and Revolutions: The Reshaping of Interational Development" dengan moderator Chairman LSE Professor Robert Wade itu juga hadir Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris T.M. Hamzah Thayeb dan mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di universitas bergensi itu, di antaranya M. Hadianto Wirajuda (Ian), staf Kementerian Luar Negeri, kandidat Doktor Bidang Hubungan Internasional di London School Economi. Sri Muryani yang juga mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI mengatakan bahwa Indonesia yang juga masuk menjadi anggota kelompok G-20 merupakan suatu kehormatan bagi bangsa Indonesia sekaligus menjadi tantangan untuk berprestasi yang baik. Menurut dia, Indonesia sama seperti beberapa negara "middle income" lainnya. Namun, sekarang ini Indonesia menjadi pemimpin di antara kelompok negara berkembang dalam rangka untuk menyeimbangkan. "Tidak hanya pandangan, tetapi juga membentuk kebijakan-kebijakan ekonomi dunia," ujarnya. Sri Mulyani yang dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia pada tahun 2006 oleh Emerging Markets itu mengharapkan Indonesia dapat menjadi penyeimbang dalam rangka memperhatikan kepentingan semua pihak secara seimbang. Dengan menjadi pemimpin di Kelompok 77 bersama China di UNCTAD berarti tanggung jawab Indonesia lebih besar. Dan, tentunya harus bisa membuktikan bahwa Indonesia bisa dan mampu menjadi pemimpin yang kredibel. Indonesia juga harus menunjukkan pencapaian, kebijaksanaan, dan praktik yang baik dalam berbagai bentuk, seperti "good government" dan pemberantasan korupsi. Serah terima Keketuaan G-77 dan China dilakukan dari Wakil Tetap Zimbabwe, Duta Besar James Manzou kepada Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional lainnya, Duta Besar Dian Triansyah Djani di gedung PBB, Jenewa, Senin lalu. Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional lainnya, Duta Besar Dian Triansyah Djani mengatakan bahwa kepercayaan ini merupakan cermin keberhasilan Indonesia di forum internasional. "Kepercayaan ini merupakan cermin keberhasilan sekaligus pengakuan masyarakat internasional terhadap kiprah dan kontribusi diplomasi Indonesia di berbagai forum ekonomi multilateral," ujar Dubes Djani di sela acara serah terima tersebut. Ia mengatakan bahwa sebagai Ketua G-77 dan China, Indonesia akan menindaklanjuti keketuaannya dalam bentuk berbagai aksi yang konkret, realistis, dan pragmatis. Selain mengkoordinasikan posisi bersama dan menyuarakan kepentingan negara berkembang di forum multilateral, kata dia, Indonesia akan berupaya menjalankan kepemimpinan G-77 dan China dengan pendekatan yang eksploratif, inovatif, dan kreatif, tidak sekadar "business as usual". Dijelaskan, G-77 dan China adalah sebuah kelompok yang didirikan di Jenewa pada tanggal 15 Juni 1964 dengan beranggotakan 132 negara berkembang. Kelompok ini bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang di forum PBB dan forum multilateral lainnya. (ZG) (T.H-ZG/B/D007/D007) 08-02-2012 08:39:06

Tidak ada komentar: