Minggu, 14 Juli 2013

SPANYOL



INDONESIA BERPELUANG EKSPOR IKAN KE SPANYOL

     Oleh Zeynita Gibbons
    London, 9/7 (ANTARA) -  Presiden Asosiasi Pedagang, Importir, Produsen dan Eksportir Ikan dan produk Budidaya Ikan Spanyol CONXEMAR, Jose Maria Garcia  mengatakan Indonesia  berpeluang dalam meningkatkan eksport produk ikan ke Spanyol melalui palabuhan Vigo.

   
 
Hal itu disampaikan Jose Maria Garcia pada saat kunjungan Dubes RI,  Adiyatwidi Adiwoso Asmady, di  kantor Kamar Dagang Vigo, dan dihadiri para pengusaha, khususnya masyarakat perikanan dan perkapalan di kota  Vigo , Spanyol, demikian  Koordinator Fungsi Pensosbud Theo Nugroho mengatakan kepada ANTARA London, Senin.

       
Dikatakannyan para importir produk perikanan di Vigo menginginkan adanya kontak langsung dengan pengusaha Indonesia, mengingat selama ini lebih banyak impor produk perikanan Indonesia dilakukan melalui Thailand dan Vietnam.

   
 
Menurut Jose Maria Garcia, hal kemungkinan karena kemudahan sertifikasi yang dikeluarkan oleh pihak otoritas di Thailand dan Vietnam untuk memasuki pasar Uni Eropa. Pihaknya mengamati bahwa otoritas di Indonesia cukup ketat dalam inspeksi dokumen eksport dan pengeluaran sertifikasi ikan dalam rangka memenuhi persyaratan memasuki pasar Eropa.

   
 

Masyarakat perikanan di Vigo, Galicia siap membantu pemerintah dan swasta di Indonesia dalam kontrol kualitas dalam rangka meningkatkan ekspor produk perikanan. Vigo memiliki tenaga ahli yang berpengalaman untuk membantu Indonesia.

   
 

Sejalan dengan keinginan meningkatkan kerjasama dengan Indonesia, CONXEMAR mengundang Indonesia untuk berpartisipasi dalam XV International Frozen Seafood Exhibition dan Kongres Masyarakat Perikanan yang didukung oleh FAO pada tangal 1-3 Oktober 2013 di Vigo.  Conxemar menawarkan stand bagi Indonesia secara cume-cuma.

   
 

Dubes  Adiyatwidi Adiwoso Asmady dalam  berkesempatan melakukan pertemuan dengan Wakil Walikota Vigo, Carlos López Font, untuk membahas kemungkinan kerjasama Sister City antara kota Vigo dan Makasar. Kedua kota meiliki kesamaan dalam hal potensi perikanan, baik industri maupun perdagangan. Diharapkan kota Vigo dapat menyumbangkan pengalamannya untuk kemajuan pembangunan di Makasar.

   
 
Kota Vigo memiliki pelabuhan ikan beku terbesar di Eropa dan pelabuhan dengan aktifitas terbesar nomor dua di Eropa. Pelabuhan ikan di Vigo merupakan hub produk import dan eksport perikanan dunia. Produk perikanan Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar mengingat permintaan yang cukup tinggi di Spanyol dan Eropa.

   
 
Import ikan dari Indonesia yang masuk ke pelabuhan Vigo mencapai 20 ribu ton pada tahun 2012. Terbuka kesempatan bagi pertukaran informasi manajemen pelabuhan perikanan antara otoritas pelabuhan kedua negara, sebagaimana telah dijajaki oleh delegasi Kementerian Kelautan dan Perikanan pada saat mengidentifikasi produk-produk perikanan yang dapat dipasok dari Indonesia.

   
 
Kota pelabuhan Vigo memiliki nilai strartegis mengingat Indonesia sedang mempromosikan kampanye melawan Illegal Unreported Unregulated (IUU) fishing dan melakukan sosialisasi catch certificate / Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) Indonesia kepada para pemangku kepentingan di Spanyol.

   
Disamping itu juga telah dilakukan studi lapangan dan penjajagan peluang investasi di bidang usaha perikanan tangkap dengan kalangan usaha di Galicia, mengingat Spanyol merupakan konsumen ikan tuna nomor dua terbesar setelah Jepang.

   
 
Kasus-kasus terhambatnya produk ikan Indonesia di Spanyol adalah menyangkut kandungan zat berbahaya pada produk perikanan Indonesia. Pemda Galicia memiliki wewenang administratif pelabuhan ikan di Vigo, termasuk peran koordinatif dan pengawasan pusat penelitian dan laboratorium produk perikanan, baik import maupun produk lokal.  Galicia memiliki reputasi yang baik dalam hal pengawasan mutu ikan di Eropa, dan merupakan salah satu rujukan dalam hal standarisasi pusat penelitian dan laboratorium.

   
 
Kasus menyangkut zat-zat berbahaya yang terkandung dalam produk perikanan Indonesia telah mulai menurun, namun kasus yang masih menonjol adalah mengenai kelengkapan dokumen dan pengawetan dalam proses pengangkutan dari Indonesia. Dengan adanya kantor Sedang diusulkan pembukaan Konhor RI di Vigo, yang diharapkan dapat mempermudah penyelesaian kasus-kasus terhambatnya produk perikanan Indonesia dan telah ada tawaran kerjasama dari pihak-pihak di Spanyol, baik pemerintah mapun swasta.

   
 
Di kota Vigo terdapat institusi penting seperti Pusat Teknologi Kelautan CETMAR, asosiasi usaha dan importir produk perikanan Conxemar dan asosiasi usaha pengelolaan produk perikanan ANFACO. Vigo juga memiliki galangan kapal Frereire yang telah merintis kerjasama dengan Indonesia.

   
 
Sebagai kota pelabuhan penting, Vigo menjadi persinggahan kapal-kapal ikan dari seluruh dunia dan tercatat cukup banyak ABK asal Indonesia yang transit di Vigo. KBRI cukup sering menerima laporan tentang kasus-kasus hubungan kerja ABK Indonesia dengan pemilik kapal yang merapat di Vigo. (ZG)
(T.H-ZG/B/M. Taufik/M. Taufik) 09-07-2013 10:53:33

Tidak ada komentar: