Rabu, 26 Agustus 2009

RUSIA KAGUMI PERANAN WANITA DI INDONESIA

MASYARAKAT RUSIA KAGUMI PERANAN WANITA DI INDONESIA

London, 26/8 (ANTARA) Masyarakat Rusia menganggumi peranan wanita Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dinilai mendapat tempat terhormat.

Hal itu terungkap dalam diskusi informal antara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI, Meutia Hatta Swasono dengan berbagai pihak di Rusia, Rabu.

Counsellor Pensosbud KBRI Moskow, M. Aji Surya kepada koresponden ANTARA London, menyebutkan dalam kunjungannya di Rusia, Menteri Meutia Hatta mengadakan pertemuan dengan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang hak asasi manusia, Moscow Bureau for Human Rights (MBHR).

Dalam diskusi itu terungkap bahwa untuk hal-hal tertentu pengembangan peranan wanita Indonesia jauh lebih maju dibandingkan Rusia.

Pimpinan MBHR, Alexander Brod dan Natalia Ricova menyatakan kekagumannya atas perkembangan positif yang dicapai Indonesia.

Dia mengatakan Rusia masih harus belajar dari Indonesia agar wanitanya lebih berkiprah di kemudian hari.

Natalia Ricova menyebutkan dalam konstitusi Rusia tercantum masalah gender equality, namun dalam implementasinya masih butuh dukungan semua pihak agar terimplementasi dengan baik.

Sebelumnya Meutia Hatta mengatakan Indonesia yang multietnis dan sekaligus relijius memberikan peranan yang lebih besar kepada wanita untuk mengembangkan dirinya.

Tidak banyak lagi halangan baik secara kultural, reliji maupun kebijakan yang menekan wanita untuk berkiprah sebagaimana pria.
"Antara pria dan wanita harus saling bekerja sama, bukan mendominasi," ujarnya.

Menurut Mutia, saat ini Pemerintah Indonesia menciptakan berbagai peluang agar kesempatan yang sudah terbuka bagi wanita tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Peluang itu antara lain dengan mengalokasikan anggaran khusus bagi pemberdayaan wanita, memberikan pendidikan yang cukup serta memperhatikan kesehatannya.

"Mulai tahun 2010 mendatang berbagai Departemen sudah mulai action dengan kebijakan persamaan gender," katanya.

Mengetahui dalam pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setiap partai harus mengusulkan 30 persen calonnya dari wanita serta lebih dari 10 persen wanita menjadi anggota legislatif menduduki jabatan menteri dan bahkan presiden, Alexander Brod tidak dapat menutupi kekagumannya.

"Kami harus belajar dari Indonesia," katanya.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, sehari sebelumnya mengadakan diskusi dengan beberapa akademisi Universitas Negeri St. Petersburg.

Selain membahas masalah wanita, kedua pihak sepakat kerja sama kedua negara yang sempat terabaikan selama 30 tahun dapat dikembangkan ke arah yang lebih positif.

Dalam pertemuan itu Menteri juga memberikan beberapa buku guna dijadikan referensi pada pusat studi di universitas Negeri St Petersburg.

Selain mengadakan berbagai pertemuan, Menteri Meutia Hatta juga hadir dalam resepsi diplomatik dan pentas budaya Indonesia dalam rangka HUT RI ke 64 di St. Petersburg.

"Melalui pentas budaya yang diusung KBRI diharapkan akan pempererat hubungan bilateral kedua negara. Bila tertarik dengan budaya, maka langkah berikutnya adalah jalinan kerja sama. Itu sudah rumus," ujar Menteri sebagaimana disampaikan Counsellor Pensosbud KBRI Moskow, M. Aji Surya.

***5***
(U-ZG)

(T.H-ZG/B/A033/A033) 26-08-2009 23:41:08

Tidak ada komentar: