Selasa, 23 April 2013

IRON LADY

KONTROVERSI KEPERGIAN "WANITA BESI" DI MEDIA INGGRIS 

Oleh Zeynita Gibbons

London, 12/4 (ANTARA)- Masih lima hari lagi upacara pemakaman mantan perdana menteri Inggris Margaret Thathcer yang akan berlangsung pada 17 April mendatang, namun pro dan kontra mengenai kepergian "wanita besi" itu terus saja menghiasai media masa Inggris.

Banyak publik Inggris yang melayangkan simpati atas meninggalnya Perdana Menteri wanita pertama Inggris itu. Sejak berkuasa tahun 1979, Margareth Thatcher telah mengubah peta politik Inggris dan menjadi pemimpin Inggris yang paling berpengaruh dalam panggung internasional.

Namun demikian, tidak sedikit publik yang justru merayakan kepergian Thatcher sebagai ungkapan tidak bersimpati atas berbagai kebijaksaan yang dibuatnya selama memerintah selama 11 tahun (1979-1990).

"Banyak kebijaksanaan Margaret Thacher yang dinilai sangat merugikan masyarakat Inggris," ujar Thomas Blackmore (101 tahun) penghuni rumah jompo Pasley House di Colchester kepada ANTARA London, Jumat.

Margaret Thatcher meninggal dunia pada usia 87 tahun akibat terkena serangan stroke pada Senin (8/4) lalu. Aktivitas perempuan kelahiran Grantham, Lincolnshire, Inggris, 13 Oktober 1925 itu berhenti berpolitik sejak terserang stroke tahun 2002. Sejak itu, ia beberapa kali terkena serangan penyakit yang sama sebelum serangan hari ini hingga mengembuskan napas terakhir.

Dalam ingatan Thomas Blackmore, Margareth Thacher pernah tinggal di Colchester, Essex dan bekerja sebagai ahli kimia di perusahaan penelitian BX Plastics dan baru kemudian bergabung dengan Organisasi Konservatif lokal dan mengikuti konferensi partai di Llandudno.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Pam Littlewood, penghuni rumah jompo yang sangat terkenal di Colchester itu.

"Kebijaksanaannya sangat merugikan adalah saat menghentikan pemberian susu untuk anak anak," ujar ibu dua anak dan nenek dua cucu itu.
"Tidak, tidak," tegas Lovegrove, penghuni rumah jompo lainnya ketika ditanya apakah dia senang dengan perdana menteri wanita pertama Inggris itu sambil meniru gaya Thacher saat berbicara di Parlemen Inggris yang mengatakan tidak berkali kali seperti terlihat di televisi Inggris.

Banyak yang berpesta, bahkan melakukan demonstrasi di berbagai kota seperti Liverpool, Balfast, Brixton, dan Glasgow, serta Lodon seperti diberitakan Daily Mail. Mereka merayakan kematian perempuan yang disebut PM Inggris David Cameron sebagai "yang menyelamatkan Inggris".

Para kritikus mengatakan justru perempuan yang suka berbicara lugas itu telah merusak rasa kebersamaan di masyarakat.

Thatcher memang dikenal sebagai seorang konservatif yang keras dan merupakan hal yang kontroversial saat itu. Dia mematahkan kekuatan serikat buruh, mengurangi belanja publik, melakukan privatisasi perusahaan yang dikelola negara, dan membawa Partai Konservatifnya jauh ke kanan.

Tetap dihormati
Walau demikian, di kalangan komunitas internasional, banyak para pemimpin dunia yang begitu menghormatinya. Mereka mengakui ketangguhan pribadi dan ketegasannya dalam berpolitik.

Sosok mantan PM Inggris itu juga memiliki tempat tersendiri bagi publik Indonesia, seperti yang dikemukakan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Republic Irlandia Hamzah Thayeb kepada ANTARA London.

Dubes menyatakan keprihatinanya dengan pemberitaan media masa Inggris yang justru melakukan pesta dan demonstrasi atas meninggalnya mantan PM Inggris yang bergelar baroness itu.

"Saya tidak mengerti sampai segitunya tanggapan masyarakat mengenai dia," ujar Hamzah Thayeb yang ayahnya Hadi Thayeb juga pernah menjadi Dubes di Inggris saat Margaret Thacher berkuasa.
Menurut Dubes, belum tahu siapa yang akan mewakili Indonesia dalam upacara pemakanan nanti, tapi yang pasti Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, pernah belajar di Inggris dan menjadi Dubes RI di Inggris, telah mengirimkan ucapan belasungkawa.

Banyak yang protes tetapi juga banyak yang bersimpati dengan mengirimkan karangan bunga yang diletakkan di luar kediaman Thatcher sementara bendera-bendera dipasang setengah tiang, termasuk di kantor perdana menteri, Downing Street 10, London. Ratu Elizabeth mengirimkan surat duka kepada keluarga Thatcher.

Bahkan David Cameron mengatakan mantan pemimpin partainya, Konservatif itu sebagai pemimpin terbesar Inggris di masa modern.

Istana Buckingham menyebutkan Ratu didampingi sang suaminya Duke of Edinburgh akan menghadiri upacara pemakaman.

Para pemimpin dunia juga menyebutkan pujian kepada Lady Thatcher seperti Presiden Obama mengatakan Thatcher adalah teman sejati Amerika dengan mengatakan dunia kehilangan pelopor kebebasan.

Sementara itu, mantan presiden Afrika Selatan, FW De Klerk kepada BBC mengatakan dukungan Thatcher tidak ternilai harganya bagi transisi damai di negaranya. Begitupun Perdana Menteri India, Manmohan Singh menyebut Lady Thatcher sebagai tokoh yang mentranformasikan Inggris dan mencapai kemajuan penting di dalam negeri dan juga panggung internasional.

Dari Eropa, Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan dirinya tidak akan melupakan jasa perdana menteri wanita pertama Inggris itu dalam mengakhiri perang dingin.

Menurut rencana Margaret Thatcher akan dimakamkan dalam pemakaman seremonial dengan penghormatan militer penuh di Katedral St Paul, London setelah prosesi dari Westminster dan mendapatkan status yang sama seperti Putri Diana dan Ibu Suri.(ZG) ***1***

(T.H-ZG/B/B.S Butarbutar/B/B.S Butarbutar) 13-04-2013 02:09:37

Tidak ada komentar: