Selasa, 02 April 2013

DIRJEN WTO



USAHA MENTERI MARI PENGESTU MERAIH POSISI DIRJEN WTO 

Oleh Zeynita Gibbons

          London, 31/3 (ANTARA)-Bagi Mari Pangestu, perjalanan ke berbagai negara bahkan dalam satu hari berada di tiga negara dilakoninya demi untuk menjelaskan visinya meraih posisi sebagai Dirjen Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organisation.

          Tidak mengenal lelah bagi wanita kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1956, mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak yang dapat memberikan dukungan bagi kelangsungan organisasi PBB yang menangani masalah perdagangan.

           Mari yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan EKonomi Kreatif  - menjelaskan pentingnya perdagangan bagi pertumbuhan perekonomian dan masa depan dari sistem perdagangan multilateral dibawah World Trade Organization (WTO).

           Dari Jerman, Mari yang mengikuti kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  ke Berlin, awal Maret  dan sekaligus menghadiri penyelenggaraan pameran pariwisata terbesar ITB Berlin itu pun ikut mendampingi rombongan SBY saat melanjutkan kunjungannya ke Budapest.

        Esoknya paginya, Mari sudah kembali berada di Berlin dalam rangka mengadakan pertemuan dengan para anggota kelompok pemikir atau "think tank" di Lembaga riset bergengsi Jerman, Konrad Adenauer Stiftung (KAS), dalam acara sarapan pagi.

         Deputi Kepala Kerjasama Internasional dan Eropa KAS, Dr Wolfgang Maier, dalam diskusi terbatas menganggap Mari Pangestu, adalah orang yang cocok dan tepat menjadi direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

        "Ibu Mari Pangestu memiliki latar belakang profesional yang kuat, baik di dunia riset, pendidikan, dan politik. Portofolio kapasitas Ibu Mari sangat kuat, " ujar Dr Wolfgang Maier.

        Dari Berlin, Mari Pangestu langsung terbang ke Brusel, di tengah kesibukan kunjungan kerjanya itu dalam rangka pencalonannya sebagai Dirjen WTO, Mari pun  ikut merayakan Hari Raya Nyepi berserta masyarakat Indonesia yang ada di Berlgia.

       Lawatan dilanjutkan ke Inggris dan Irlandia guna membahas masa depan dari sistem perdagangan multilateral Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Di London, Inggris, dia bertemu dengan Menteri Negara Perdagangan dan Investasi Inggris, Lord Green, dan Menteri Negara untuk Pembangunan Internasional, Alan Duncan.

        Sekretaris Satu Penerangan, Sosial dan Kebudayaan (Pensosbud) KBRI London, Heni Hamidah, kepada ANTARA , mengatakan Mari juga mengunjungi Irlandia yang menjabat Kepresidenan Uni Eropa untuk enam bulan pertama 2013.

        Di Irlandia, pakar ini  bertemu  dengan Menteri Tenaga Kerja dan Inovasi, Richard Bruton, dan Menteri Negara Pariwisata dan Olahraga, Michael Ring.

        Saat di di London, Mari menyampaikan kuliah umum di London School of Economics (LSE) mengenai sudut pandang Indonesia terhadap WTO dan bertemu kelompok parlemen (APPG) untuk perdagangan dan investasi dan APPG untuk Indonesia.

   
Diusung pemerintah
   Perempuan yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan  adalah wanita Tionghoa-Indonesia pertama yang memegang jabatan sebagai menteri di Indonesia merupakan calon Dirjen WTO yang diusung oleh pemerintah Indonesia.

        Dalam setiap pertemuan putri ekonom terkenal Indonesia, J. Panglaykim  menjelaskan mengenai WTO yang dimasa datang harus lebih baik dari putaran Doha.

        Menurut dia, WTO dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain, untuk memastikan bahwa perdagangan tetap menjadi "engine of growth and jobs" dalam situasi global yang tidak menentu.

          Ada persepsi bahwa liberalisasi tidak selalu memberikan keuntungan kepada seluruh anggota secara adil, dan perbedaan kondisi saat ini dibanding waktu perumusan Doha Round, serta revitalisasi perundingan WTO yang mengalami kebuntuan.

        Untuk itu,  Mari yang meraih gelar Bachelor dan Master of Economics dari the Australian National University, Dirjen WTO harus melayani anggotanya, serta berfungsi sebagai penjaga dari sistem perdagangan multilateral. Dia menyebutkan kerangka kerja berbasis aturan  dan proses penyelesaian sengketa haruslah menguntungkan semua anggota, baik dari perekonomian besar atau kecil.

        Oleh karena itu, Indonesia harus terus memperkuat kerangka kerja yang berbasis aturan dan proses penyelesaian sengketa untuk kepentingan semua anggota, ujar ibu Raymond dan Arya, hasil perkawinannya dengan  Adi Harsono.

         Menurut Mari, WTO harus mengakui  keterbukaan terbukti menjadi mesin yang luar biasa untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan tantangan-tantangan baru. WTO harus tetap menjadi lembaga utama untuk mewujudkan visi perdagangan dan pembangunan untuk kepentingan kolektif dari semua anggotanya, ujar Mari yang meraih  gelar Ph.D di bidang Perdagangan Internasional, Keuangan, dan Ekonomi
Moneter dari Universitas California.

   
Bergerak maju
    Dikatakannya,  WTO harus bergerak maju untuk menyelesaikan putaran Doha karena dampaknya akan tetap positif bagi perekonomian dunia dan menjadi stimulus ekonomi yang tidak memerlukan pengeluaran dana.

        Menurut Mari,  proses pembukaan pasar dan integrasi ekonomi yang berkembang di bawah perjanjian bilateral dan regional adalah langkah yang baik. Organisasi perdagangan internasional ini harus dikelola dengan baik sebagai institusi multilateral. Perubahan dan reformasi harus dilihat sebagai sebuah proses bukan hasil.

        Mari berjanji bila terpilih akan fokus untuk menjadi manajer yang baik dalam mengelola sumber daya WTO dalam memastikan bahwa pelayanan pada semua anggota dapat berjalan optimal.

        "Dirjen seperti seorang 'jenderal'  memiliki seluruh tim dan tentara yang efektif guna mendukung pekerjaan dalam melakukan pelayanan terbaik bagi semua negara anggota," tutur Mari dihadapan 157 anggota WTO yang menghadiri Sidang General Council, Jenewa, Swiss baru baru ini.

        Dalam pertemuan WTO General Council (WTO) Mari Pangestu menyampaikan visi dan misinya sebagai calon dirjen WTO, untuk menggantikan Pascal Lamy yang akan mengakhiri jabatannya akhir bulan Agustus 2013.

       Mari  menyakinkan anggota WTO agar memilihnya dari sembilan calon yang bersaing mengisi jabatan tersebut. Delapan calon lainnya berasal dari Ghana, Costa Rica, Selandia Baru, Kenya, Jordania, Meksiko, Korea Selatan, dan Brazil.

        Untuk menyakinkan para anggota, Menteri Mari memaparkan latar belakang pendidikan dan pengalaman serta keahlian di bidang perdagangan dan manajerial.

        Selain itu,  Mari juga harus meyakini seluruh anggota untuk mengupayakan keberhasilan KTM IX WTO di Bali bulan Desember mendatang yang dapat dijadikan pijakan guna mendorong penyelesaian perundingan Doha Development Agenda.

        Mari menawarkan solusi alternatif dengan mengajak anggota melihat peran WTO secara keseluruhan. Pengakuan atas keberhasilan WTO dalam memberikan keuntungan bagi seluruh anggota dianggap penting.

        Dalam menghadapi semakin maraknya pembentukan Regional Trade Arrangements, WTO juga diharapkan dapat ikut mendorong kerja sama regional yang mendukung multilateral trading system.

       Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb mengatakan  bila Mari Pangestu terpilih menjadi Direktur Jenderal WTO, menjadi inspirasi para pelajar dan mahasiswa di Inggris yang ingin berkarir di dunia internasional seperti halnya Dr Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan yang saat ini menjadi Managing Director Bank Dunia.  ***3***
(ZG/b/a011)
arnaz
(T.H-ZG/B/A.F. Firman/A.F. Firman) 31-03-2013 07:03:28

               

Tidak ada komentar: