Rabu, 24 April 2013

GUBERNUR BI


DARMIN NASUTION LANTIK KEPALA PERWAKILAN BI LONDON

London, 24/4 (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution melantik Kepala Perwakilan BI London, Rizal Anwar Djaafara mengantikan Dian Ediana Rae, di KBRI London, Rabu, disaksikan Dubes RI untuk Inggris Raya dan Irlandia, Teuku Mohammad Hamzah Thayeb.

Rizal Anwar Djaafara yang sebelumnya menjabat Direktur pada Direktorat Sumber Daya Manusia di Jakarta.

Dalam acara yang berlangsung singkat dengan hikmad dan disaksikan perwakilan lembaga lainnya di Inggris serta tokoh masyarakat Indonesia dan mitra kerja Bank Indonesia di London dilanjutkan dengan acara ramah tamah.

Gubernur BI Darmin Nasution dalam sambutannya mengatakan acara serah terima jabatan Kepala Perwakilan BI London kali ini dilangsungkan di Kedutaan Besar RI sekaligus menandakan keinginan kuat dari BI untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama baik dengan KBRI dan jajarannya dan diharapkannya akan menjadi tradisi yang baik bagi kedua lembaga sebagai duta bangsa dan negara.
Menurut Darmin Nasution, Kepala Perwakilan BI London yang memiliki wilayah kerja Eropa dan Afrika - telah berdiri dan menjadi bagian Bank Indonesia sejak 1958, yaitu sejak tercatatnya sebagai badan usaha kala itu di Inggris yang telah berkembang.

Di samping mengelola cadangan devisa, perwakilan Bank Indonesia memiliki tugas melaksanakan fungsi internasional yang mencakup lima aspek yaitu membina hubungan dengan bank sentral dan lembaga internasional di wilayah kerja, mengkomunikasikan perkembangan ekonomi nasional serta kebijakan Bank Indonesia kepada stakeholder luar negeri dan strategic partner di wilayah kerja, terutama lembaga rating, bank sentral, dan perwakilan luar negeri pemerintah Indonesia seperti KBRI dan KJRI.

Selain itu memantau dan menganalisis isu strategis khususnya yang terkait dengan regulasi dan kebijakan ekonomi dan moneter, yang dikeluarkan oleh pemerintah dan bank sentral di wilayah kerja, dan menyampaikannya kepada Kantor Pusat Bank Indonesia.

Perwakilan BI juga bertugas melakukan klarifikasi isu-isu yang berkembang terkait dengan kebijakan ekonomi Pemerintah Republik Indonesia yang menjadi perhatian stakeholder di wilayah kerja dan membantu pemerintah untuk bertindak sebagai processing agent dalam penerbitan surat utang negara (SUN) Republik Indonesia di wilayah kerja.

Dalam kesempatan itu Gubernur BI juga mengatakan bahwa acara alih tugas Kepala Perwakilan Indonesia London ini memiliki arti yang cukup penting dan strategis bagi Bank Indonesia. Alih tugas ini cukup penting karena berkaitan dengan pengembangan SDM melalui tour of duty di Bank Indonesia.

Sesuai dengan konteks organisasi modern, alih tugas disadari menjadi kebutuhan Bank Indonesia guna tetap menjaga kesinambungan tugas, fungsi, dan tanggung jawab yang diemban kepala perwakilan.

"Alih tugas ini juga strategis karena berkaitan dengan upaya BI untuk terus memperkuat peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam mengantisipasi tantangan perekonomian global yang semakin berat," ujarnya.

Diakuinya berbagai pergeseran struktur dan karakteristik perekonomian global yang banyak mengemuka, termasuk krisis ekonomi global dan runtutannya selama lima tahun terakhir, mengharuskan kita terus mencermati tantangan tersebut, sekaligus mengoptimalkan berbagai potensi yang ada.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan terus meningkat sehingga pada tahun 2013 menuju batas atas kisaran 6,45 persen sementara pada tahun 2014 diperkirakan mencapai kisaran 6,80 persen. Inflasi, meskipun pada tiga bulan lebih ini meningkat akibat dorongan harga bawang merah dan bawang putih, masih memiliki harapan untuk berada dalam kisaran sasaran 4,5+1 persen.

Sementara itu, pasar keuangan dalam tren meningkat yang ditandai dengan peningkatan IHSG yang saat ini sudah sempat menembus level 5.000.

Peningkatan persepsi positif pelaku ekonomi selama ini antara lain terlihat pada perbaikan peringkat Indonesia dari berbagai lembaga rating. Pada akhir tahun 2011, lembaga rating Fitch memasukkan Indonesia dalam peringkat layak investasi (Investment Grade), diikuti oleh Moody's di awal tahun 2012.

Bahkan di tahun 2010, Japan Credit Rating Agency telah mendahului. Beberapa hari lalu saya juga bertemu dengan sejumlah petinggi Standard & Poor's dan berusaha meyakinkan mereka bahwa Indonesia sudah lama layak dikategorikan Investment Grade. Memang S&P adalah satu-satunya lembaga rating yang masih behind the curve. ***3***
(ZG)
(T.H-ZG/B/B. Situmorang/B. Situmorang) 24-04-2013 19:15:19


Tidak ada komentar: