Selasa, 26 Januari 2016

KAYU

EROPA LIRIK PRODUK LIMBAH KAYU INDONESIA

     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 24/1 (Antara) - Masyarakat Eropa melirik berbagai produk limbah kayu Indonesia yang diproduksi Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan mengikuti pameran Furniture  IMM International Furnishing Expo di Cologne, Jerman.

         "Produk yang mendapat bimbingan dari Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) itu dibanjiri pembeli dari seluruh dunia," kata Ketua Majelis Perwalian Anggota (MPA) LEI, Diah Suradiredja kepada Antara London, Minggu.

         Ia mengaku gembira dengan banyaknya pesanan untuk berbagai produk IKM yang banyak terjual. "Kita sangat senang rekan-rekan IKM mendapatkan order dan produknya terjual," katanya.

         Hal ini sejalan dengan tujuan untuk meningkatkan akses pasar internasional bagi kelompok IKM ini, ujar Diah Suradiredja.

         Sementara itu, pemilik Nebula Craft asal Yogyakarta, Mbak Neri, mengakui kebanyakan pembeli menaruh minat pada hasil olahan limbah kayu yang desainnya unik dan bagus.

         "Kebanyakan mereka menaruh minat pada hasil olahan limbah kayu, desainnya unik dan bagus-bagus katanya," tutur Mbak Neri.

         Prodak olahan limbah memang menjadi pilihan yang menarik untuk kategori kerajinan tangan dan beberapa furnitur sederhana.

         Selain lebih terjangkau, desain artistiknya pun menjadi daya pikat tersendiri bagi pemiliknya.

         Misalnya, Thomas Fleig, pembeli produk dari Anna Craft. "Produk olahan limbah memang lebih menarik, selain dari segi kelestariannya juga dari segi artistiknya lebih unik dan berbeda dengan produk produk lainnya," ujarnya dalam bahasa Jerman.

         Sampai dengan hari keenam pameran IMM, dari delapan IKM yang difasilitasi LEI, rata-rata telah berhasil menjual antara 30 sampai 70 persen produk yang dipamerkan, baik penjualan eceran maupun grosir.

         "Apa yang saya tunggu-tunggu akhirnya datang, dan mendapatkan order wholesale untuk produk meja dan dekorasi kombinasi kayu dan aluminium sebanyak 600 set dari Henk Schram Meubelen B.V, Belanda. Tentunya ini sangat menggembirakan," ujar Atok, owner CV. Jogjatok.

         Udara dingin bersalju di luar gedung tidak penyurutkan pengusaha IKM menjajakan barang yang dipamerkan dalam ajang pameran bergengsi. "Kebayang senengnya Pak Gianto, kalo dapat orderan banyak, unit hutan rakyat pasti seneng kalo kita beli kayunya banyak. Pak Gianto pasti seneng," ujar Yoyok dari Enclave, yang merupakan salah satu IKM asal indonesia yang hadir dalam pameran.

         Sebanyak 80 persen produk yang dipamerkan berasal dari Hutan Rakyat atau hutan yang dikelola masyarakat dengan menggunakan sistem Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML-LEI) maupun memenuhi sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu.

         "Nilai sosial yang terkandung dalam produk tersebut menjadi nilai jual lebih di pasar internasional, membeli produk bersertifikat berarti turut serta meningkatkan masyarakat petani hutan di Indonesia," ujar Yana, Manager Pengembangan Kapasitas Lembaga Ekolabel Indonesia yang turut hadir dalam pameran itu.(ZG) ***3***
(T.H-ZG/B/E.M. Yacub/E.M. Yacub) 24-01-2016 08:54:45

Tidak ada komentar: