Sabtu, 10 Desember 2016

FERRARI

FERRARI AKUI KEHEBATAN TURANGGA KARYA MAHASISWA INDONESIA Oleh Zeynita Gibbons
          Maranello, Italia, 9/12 (Antara) - Sejumlah mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat tergabung dalam Tim Bumi Siliwangi memperkenalkan kendaraan masa depan ramah lingkungan disebut Turangga Cheta Ev 4.
         Kendaraan berbahan bakar baterai elektrik itu diperkenalkan kepada tim Ferrari dan melaju di sirkuit Fiorano di kota Maranello, Italia, yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan dan bahkan dalam mimpi sekalipun.
         "Jarang ada orang yang mendapat kesempatan untuk menjajal sirkuit Fiorano, pengalaman yang sangat berharga buat kami," ujar Ketua Tim Manajer Tim Bumi Siliwangi Amin Sobirin kepada Antara London, Kamis.
         Kehadiran delapan mahasiswa UPI dengan dua dosen pembimbing Sriyono Widoatmodjo dan Ridwan Adam di markas Ferrari yang berada di Kota Maranello, Italia, merupakan hadiah dari hasil kemenangan mereka menjadi juara pertama pada kompetisi mobil paling cepat dan paling hemat energi Shell Eco-marathon Drivers World Championship (SEM DWC) di London, Juli lalu.
         Selama seminggu dari tanggal 4 hingga 9 Desember, delapan mahasiswa UPI yaitu Abdul Rochim yang bertugas di power train engineer, Muhamad Isnaini yang merancang body engineer, Dani Permana, disain engineer, Afitro Adam, frame engineer, Shofiyudin Albadri - electrical engineer, Jody Rusli- steering dan Braking Engineer dan Ramdhani sebagai pengemudi serta Amin Sobirin sebagai Tim Manager di bawah bimbingan dosen Sriyono dan Ridwan Adam didampingi Social Investment Advisor, PT. Shell Indonesia, Anita Setyorini bertandang ke Kota Maranello, Italia, untuk menimba ilmu di Red Campus Ferrari.
         Dalam kunjungan di Maranello - pihak Scuderia Ferrari menggelar acara khusus bagi Tim Bumi Siliwangi yang disebut Shell Eco-marathon showcase evening dengan dipandu penyiar Sky Sport UK, David Garrido yang menyebutkan acara Drivers' World Championship merupakan kerja sama pertama buat Shell Eco-marthon dan Ferrari, meskipun keduanya menjalin kerja sama lebih dari 30 tahun dan bahkan 60 tahun lebih yang diakui oleh Manajer Shell Strategic Parthnership Annie Kennedy.
         Setelah melakukan training dan workshop selama tiga hari yang membahas dan berdiskusi berbagai ilmu dan melihat dari dekat produksi mobil balap, tim Bumi Siliwangi membawa unit kendaraan yang disebut Turangga Cheta Ev 4 yang berarti Kuda putih menjajal sirkuit Fiorano yang khusus diperuntukan tes driver mobil Ferrari dan Fiat serta Tim Formula 1 yang berada tidak jauh dari Museum Ferrari.
         "Mereka luar biasa, inteligen dan well educated," ujar Nick Collett dari bagian Riset dan Pengembangan, Chassis di Scuderia Ferrari kepada Antara London yang diundang khusus Shell Indonesia untuk meliput kunjungan Tim Bumi Siliwangi ke Italia.
         Menurut Nick Collectt, inovasi yang dilakukan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung sangat membanggakan dan perlu terus dilanjutkan. "Keep doing dan jangan lupa konsentrasi," ujar Nick yang tercegang ketika melihat Turangga Cheta Ev 4 melenggang di sirkuit Fiorano dalam udara kabut yang menyelimuti kompleks sirkuit pada musim dingin.
         Mobil buatan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang disebut dengan Turangga Cheta Ev 4 mengunakan bahan baterai elektrik yang dikemudikan Ramdhani itu melaju dengan mulus di lintasan sirkuit yang mungkin satu-satunya mobil dari Indonesia yang mendapat kesempatan menjajal sirkuit yang terletak di kota Bologna Italia dan pernah digunakan sebagai tuan rumah Grand Prix San Marino dari tahun 1981 sampai 2006.
         Sebelum meluncur di sirkuit Fiarano yang memiliki panjang 4.909 km, pengemudi Turangga Cheta Ev 4, Ramdhani yang berasal dari Subang
bersama Marc Gene yang merupakan test driver Ferrari mengajak Ramdhani menjajal sirkuit dengan mengunakan mobil Media Shell.
         Marc Gene yang berasal dari Barcelona memberikan tip-tip bagaimana mengendarai mobil dengan baik, ujar Ramdhani yang terliat sangat excaiting sebelum mengemudikan mobil milik Media Shell bersama Marc Gene yang berada di sampingnya.
         "Saya bangga dan bahagia bisa mendapat kesempatan menjajal surkuit Fiarano yang awalnya khusus untuk test drive mobil Ferrari dan Fiat," ujar Ramdhani.
         Di sirkuit yang pernah melegenda dan bahkan pada musim balap tahun 1999 - pembalap Brazil Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger tewas di sirkuit ini, Marc Gene memberikan masukan dan juga bagaimana menjadi pembalap yang baik kepada Ramdhani.
         Dalam acara kontes mobil hemat energi urban konsep ramah lingkungan dan prototype dengan mengunakan ethanol, gasoline dan 
batray elektrik yang digelar Scuderia Ferrari dan Shell Eco-marathon 2016 - tim Bumi Siliwangi tidak sendiri ada empat tim dari Eropa lainnya yang mendapat kesempatan menjajal sirkuit Fiarano bersama  tim dari universitas HE-Arc Ingenierie Swiss, Technische Universitat Munchen Jerman, Lycee Saint Joseph La Joliveire Perancis dan dari Politecnico Di Torino Italia.
         Tim Bumi Siliwangi yang dikemudikan Ramdhani itu melintasi sirkuit Fiarano yang pernah dilalui pembalap dunia seperti Michael Schumacher, Nikki Lauda dan juga Sebatian Vettel- Turangga Cheta Ev 4 dengan Urban concept atau konsep perkotaan berhasil mencatat waktu 48 kilometer per kwh (kilowatt hour) lebih rendah dari capaian mereka di London sejauh 68km/kwh.
         Direktur Teknis Shell Eco-marathon, Norman Koch, kepada Antara London mengakui sangat impress dengan apa yang dilakukan  Tim Bumi Siliwangi dengan hasil kerja para mahasiswa yang memikirkan konsep mobil yang hemat energi.
         "Saya rasa mereka banyak belajar selama kunjungan di Ferrari dan terliat sangat antusias dalam mengajukan berbagai pertanyaan selama training dilakukan," ujar Norman yang mengakui bahwa dengan keterbatasannya para mahasiswa ini telah menunjukkan prestasi yang sangat membanggakan.
         Dosen pembimbing Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Sriyono Widoatmodjo mengakui ada keinginan untuk membuat mobil yang lebih besar paling tidak bisa digunakan sebagai transportasi di dalam kampus sendiri."Kami mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah dengan hasil kerja para mahasiswa agar bisa lebih bermanfaat bagi banga," demikian Sriyono Widoatmodjo. (ZG) ***4***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 09-12-2016 20:55:58

Tidak ada komentar: