Senin, 13 November 2017

EUQUADOR

IBU NEGARA EKUADOR BELAJAR MEMBATIK
     Zeynita Gibbons

    London, 10/11 (Antara)- Ibu Negara Ekuador, Madame Rocio Gonzalez de Moreno belajar membatik yang dibantu Sri Pujiati, pembatik asal Pemalang,Jawa Tengah.
        Dengan antusias, ibu negara Ekuator itu melihat pameran bertema "Wonderful Indonesia" di Festival Artesanias de Americana ke-15 di Cuenca,Ekuador yang berlangsung dari  tanggal 1 November sampai 1 Desember mendatang.
           Festival Artesanias de Americana ke 15 yang diadakan CIDAP (Centro Interamericano de Artesanias y Artes Populares) Indonesia  mendapat kehormatan sebagai guest country dalam festival pameran budaya dan kerajinan tangan terbesar di kawasan Amerika, demikian Pensosbud KBRI Quito dalam keterangan yang diterima Antara London, Jumat.
         Pembukaan festival dihadiri Menteri Industri dan Menteri Kebudayaan dan Warisan Budaya Ekuador, perwakilan dari Parlemen, Walikota Cuenca dan Direktur Eksekutif CIDAP serta Dubes  RI Quito, yang memberikan sambutan sekaligus sebagai tanda dibukanya pameran Festival Artesanias de Americana ke 15.
            Dubes Diennaryati Tjokrosuprihatono, malanjutkan acara pembukaan festival  dengan upacara pengerukan tumpeng, yang diawali dengan memberikan informasi mengenai filosofi tumpeng, dilanjutkan pengerukan tumpeng dan memberikan tumpeng kepada tamu VIP.
             Seusai upacara pengerukan tumpeng, undangan menuju museum melihat suguhan pameran yang bertemakan "Wonderful Indonesia, explore the beauty of Indonesia" memamerkan beragam benda seni dan budaya yang ada di Indonesia, mulai dari batik, songket, alat musik tradisional, wayang, topeng, ukir-ukiran Bali, bordiran, pakaian daerah hingga perhiasan khas Indonesia.
           Pemerintah Kota Bandung juga ikut andil dalam pameran tersebut, dengan mengusung tema "The Tales of Bandung", memamerkan karya seni seperti keris antik yang berusia 80-200 tahun, dan informasi budaya khas kota Bandung dan dari berbagai daerah lainnya seperti Papua, Kalimantan, Makassar, dan Padang.
            Selain pameran benda seni dan budaya dari Indonesia yang ada di museum CIDAP, festival juga diisi dengan bazar internasional benda-benda seni kerajinan tangan oleh seniman dari berbagai negara antara lain, Peru, Kolumbia, Venezuela, Chile, Argentina, Uruguay dan Jepang.
   
    Batik Pekalongan   
      Kegiatan ini diikuti juga oleh ratusan seniman dan pengrajin dari berbagai daerah di Ekuador.Tidak ketinggalan Indonesia yang mengisi bazar dengan para pengrajin batik dari Pekalongan dan Pemalang, serta pengrajin ukir dari kayu jati dan kelapa kering asal Pemalang.
         Pembatik dan pengrajin kayu  melakukan demo pembuatan batik tulis dan mengukir patung komodo yang terbuat dari kayu jati, para pengrajin khusus dibawa oleh anggota KOmisi VI DPR Andriyanto J. Syah.
         Pemerintah Kota Bandung yang mengirimkan Mahasiswa S2 ITB asal Ekuador, Santiago Erazo, untuk mengisi bazar dengan hasil kerajinan tangannya berupa lukisan yang dibuat dengan menggunakan teknik Batik.
          Festival Artesanias de Americana ke 15 ini menjadi kesempatan yang sangat baik, sebagai ajang untuk dapat mempromosikan Indonesia dengan berbagai potensi seni budaya dan pariwisata, tidak hanya kepada masyarakat Ekuador namun juga pengunjung dari berbagai negara di kawasan Amerika yang mencapai 400 ribu orang .
         Promosi yang dilakukan tidak hanya lewat benda seni namun juga lewat karya seni berupa tari-tarian tradisional yang dibawakan penari Pemalang maupun penari dari KBRI Quito yang membawakan tari Selendang Pemalang, Rombyong, Zapin, tari Legong Bapang Saba dan tari Enggang dari Kalimantan, dan lagu-lagu daerah Sunda yang dibawakan oleh Santiago Erazo.
            Ibu Negara Ekuador Madame Rocio Gonzalez de Moreno secara khusus melakukan kunjungan ke Museum CIDAP menyaksikan pameran benda seni dan budaya indonesia.
        Ibu Negara Ekuador sangat antusias saat Dubes  RI Quito memberikan penjelasan mengenai beberapa benda seni yang dipamerkan, dan Ibu Negara memberikan perhatian terhadap benda-benda seni Indonesia dan membuka peluang melakukan kerjasama dengan KBRI Quito dalam upaya menyebarluaskan seni dan budaya Indonesia di Ekuador. 
      Festival Artesanias de Americana ini sudah diselenggarakan sejak tahun 2012 oleh CIDAP (Centro Interamericano de Artesanias y Artes Populares) yang merupakan organisasi pelestari budaya dan kerajinan tangan dari negara-negara dikawasan Amerika. Selain pengrajin dan seniman dari berbagai negara dikawasan, CIDAP juga selalu mengundang negara sahabat untuk menjadi guest country. Di tahun 2017 ini Indonesia berkesempatan menjadi guest country setelah sebelumnya Jepang dan India.
           Dubes, Diennaryati Tjokrosuprihatono menyatakan partisipasi Indonesia sebagai guest country ini sangat dpuji oleh pejabat di Ekuador dan pengunjung yang menyatakan kekagumannya terhadap keanekaragaman seni budaya dan kerajinan khas Indonesia.

            Antusiasme pengunjung sangat besar, tidak hanya terhadap benda seni yang dipamerkan tetapi juga produk kerajinan yang dibawa pengrajin dari Indonesia seperti batik, ukiran dan sarung khas Pemalang yang ramai diserbu pengunjung, selain itu KBRI Quito  melakukan promosi kuliner Indonesia dengan menu makanan berupa, rendang, nasi goreng, mie bakso, tahu isi, sosis solo, timus dan onde-onde yang juga ramai diminati pengunjung ¿ ujarnya.**4****

zg/c/a011
(T.H-ZG/C/A.F. Firman/A.F. Firman) 10-11-2017 21:59:16

Tidak ada komentar: