Senin, 13 November 2017

UNESCO

AUDREY AZOULAY TERPILIH JADI DIREKTUR JENDERAL UNESCO YANG BARU
     Zeynita Gibbons

     London,11/11 (Antara) - Audrey Azoulay yang berasal dari Prancis terpilih sebagai Direktur Jenderal UNESCO Periode 2017-2021, pada pemilihan pada Sesi ke-39 Sidang Umum UNESCO di Paris,  dalam pemilihan yang dihadiri seluruh negara anggota UNESCO yang memiliki hak suara,karena berhasil mendapatkan 131 suara setuju, Jumat.
            Alternat Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO, Dubes  T.A. Fauzi Soelaiman kepada Antara London, Sabtu menyebutkan negara anggota UNESCO sebenarnya ada 195 negara, namun karena ada beberapa negara yang tidak membayar iuran atau tidak menyerahkan surat kuasanya sehingga kehilangan hak pilihnya, maka hanya 184 negara yang diperkenankan melakukan pemilihan.   
     Dalam pemilihan ini ternyata ada 10 negara yang tidak hadir serta ada 24 kertas suara yang tidak berlaku. Diperlukan minimal 76 suara yang menyetujui Azoulay menjadi Dirjen UNESCO.
       Hasil pemilihan menyatakan 131 yang menyatakan setuju dan 29 yang menyatakan tidak. Dengan demikian, Azoulay dinyatakan terpilih untuk menjadi Dirjen UNESCO dan direncanakan Azoulay akan dilantik  13 November  di UNESCO, Paris, ujarnya.
          Azoulay merupakan calon yang diusulkan oleh Badan Eksekutif UNESCO setelah melalui pemilihan tertutup pada Sesi ke-202 sidang Badan Eksekutif UNESCO, pada bulan Oktober 2017 lalu.    
      Sesuai peraturan Sidang Umum UNESCO, calon direktur jenderal yang diusulkan Badan Eksekutif harus mendapatkan persetujuan dari sidang umum melalui pemungutan suara sebelum dinyatakan resmi terpilih. Azoulay resmi menjabat sebagai Direktur Jenderal UNESCO pada 15 November mendatang.
        Azoulay adalah Direktur Jenderal UNESCO ke-11 dan merupakan Direktur Jenderal perempuan kedua setelah Irina Bokova.
             Mengawali masa tugasnya, Azoulay dihadapkan pada beberapa tantangan besar, antara lain keluarnya Amerika Serikat dan Israel dari UNESCO, kesulitan finansial yang sedang dialami UNESCO, dan tuntutan untuk dilakukan reformasi pada badan pemerintahan UNESCO.
            Sementara itu, Direktur Jenderal Irina Bokova asal Bulgaria mengakhiri masa jabatannya setelah delapan tahun menjabat. Dalam sesi khusus pada tanggal 10 November , Bokova menyampaikan sambutannya dalam rangka berpamitan dan menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan dukungan dari seluruh negara anggota UNESCO dalam rangka mempromosikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi UNESCO.
           Pada sore harinya, digelar konser khusus sebagai penghormatan untuk Irina Bokova yang terdiri dari persembahan dari World Orchestra for Peace, Beijing Soul Inspiring Disabled Art Troupe, Nevena Tsoneva, Idir dan Anderrachim Sourini.
       Dalam acara yang berlangsung selama dua jam ini diperlihatkan apa saja yang dilakukan Irinia Bokova selama delapan  tahun di seluruh dunia untuk memperjuangkan perdamaian dalam konteks pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, komunikasi dan informasi. Ditampilkan juga pesan beberapa pejabat yang mengenal Irina Bokova, termasuk  dari Prof. Arief Rachman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.

    ***4***
(ZG/b/a011)
(T.H-ZG/B/A.F. Firman/A.F. Firman) 11-11-2017 05:55:11

Tidak ada komentar: