Minggu, 15 April 2018

LIMBAH PLASTIK

Oleh Zeynita Gibbons
   London,11/4 (Antara) -Indonesia  berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik sebanyak 70 persen pada 2025 dengan alokasi anggaran sebesar 1 milliar dolar AS, serta menginkorporasi pentingnya masalah sampah plastik ke dalam kurikulum nasional.       
   Hal itu disampaikan Wakil Kepala Perwakilan Indonesia, Dupito D. Simamora, dalam acara European Parliament High-Level Roundtable Discussion on Plastic Free Ocean bertempat di kantor Parlemen Eropa, Selasa (10/4) waktu setempat.
        Sekretaris Ketiga Pelaksana Fungsi Ekonomi, KBRI Brusel Andi Sparingga, kepada Antara London, Rabu mengatakan, Indonesia diundang Parlemen Eropa (Intergroup Seas, Rivers, Islands, and Coastal Areas/SEARICA), menjadi pembicara dalam  European Parliament High-Level Roundtable Discussion on Plastic Free Ocean.
        Selain KBRI, Indonesia juga diwakili aktivis inspirasional asal Indonesia, Melati Wijsen, yang mengkampanyekan program "bye bye plastic bags" di pulau Bali sejak 2013. 
   Indonesia diundang karena selain merupakan pemain utama dalam upaya penanggulangan masalah plastik di laut, juga telah menunjukkan kepemimpinannya di berbagai forum dunia dalam mengarustamakan isu penting tersebut.
        Selain mendorong kebijakan komprehensif terkait sampah plastik, Indonesia juga terus mendorong penguatan kemitraan dengan masyarakat madani, negara, dan organisasi internasional lainnya.
        Dia mengatakan, masalah sampah plastik merupakan isu yang krusial karena menimbulkan berbagai tantangan bagi sektor lingkungan dan ekonomi yang berimbas secara langsung dan tidak langsung kepada 140 juta masyarakat Indonesia, yang bergantung pada sektor ekonomi maritim.
        Sebagai salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, sebanyak 0,5 - 1,3 juta ton plastik ditemui di perairan Indonesia.
        Hadir dalam High-Level Roundtable Discussion on Plastic Free Ocean berbagai stakeholders tingkat tinggi dari kalangan pemerintah Komisi Eropa dan Parlemen Eropa, asosiasi dan pelaku industri, LSM, dan kalangan media yang memiliki kepedulian serta komitmen untuk memerangi masalah sampah plastik di laut yang semakin menjadi pusat perhatian dunia.  
   Sementara itu Melati Wijsen mengatakan perubahan iklim merupakan tantangan terbesar bagi masyarakat dan generasi muda yang tidak memiliki kemewahan untuk berdiam diri dan menunggu.
        Oleh karenanya, sangat dibutuhkan edukasi yang terkait pentingnya penanggulangan masalah sampah plastik di laut bagi generasi muda.
        Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Our Ocean Conference 2018 (OOC 2018) di Bali setelah Keketuaan Uni Eropa untuk OOC 2017.

        Selain itu Indonesia dan Uni Eropa akan terus bekerja sama untuk mensukseskan konferensi tahunan serta mengupayakan agar konferensi dapat melahirkan komitmen akan memastikan laut bebas plastik.  (ZG)***3***


(T.H-ZG/B/Subagyo/C/Subagyo) 11-04-2018 14:14:07

Tidak ada komentar: