Minggu, 15 April 2018

MUSIK RANDAI

Zeynita Gibbons

       London,14/4 (Antara) - Penampilan musik randai dengan cerita "Siti Manggopoh"  dibawakan grup Minangkabau Arts and Cultures Heritage pimpinan Soni Drestiana tampil meriah dihadapan sekitar 300 penonton Prancis di Auditorium Musée National des Arts Asiatiques Guimet (Musée Guimet), Paris.
            Atase Pendidikan KBRI Paris Surya Rosa Putra kepada Antara London, Sabtu mengatakan pertunjukan di Musée Guimet adalah bagian dari rangkaian muhibah grup Minangkabau Arts and Cultures Heritage pimpinan Soni Drestiana di Paris.
          Kegiatan lainnya adalah workshop tari dan randai untuk penggiat seni Indonesia di Prancis dan pagelaran seni Minang di gedung ASIEM Paris.
         Seluruh kegiatan difasilitasi dan didukung sepenuhnya oleh KBRI Paris melalui program Rumah Budaya Indonesia (RBI) Atdikbud Paris, ujar Surya Rosa Putra.
          Dikatakannya, bagi Musée Guimet pertunjukan Randai Siti Manggopoh ini adalah bagian dari program "Indonesia, un portrait d'artistes" yang diselenggarakan dari tgl 7-14 April  bekerja sama dengan KBRI.
         Program ini  meliputi diskusi tentang  karya-karya klasik Walter Spies, tentang Bali setelah perang dunia pertama,  pemutaran film Kartini dan Seen and Unseen, serta penyelenggataan round table tentang budaya Indonesia dan pertunjukan gamelan Bali Puspawarna KBRI.
         Pertunjukan Randai Siti Manggopoh dimulai dengan Tari Pasambahan sebagai penghormatan pada para tamu yang hadir. Setelah itu, ada fragmen sinopsis cerita yang disampaikan dalam bentuk puisi yang apik. Cerita Siti Manggopoh dibagi menjadi lima épisode.  Diawali dengan episode kegusaran Siti dengan tindakan penjajah Belanda yang semakin menyengsarakan rakyat Minang, dan diakhiri dengan épisode penyerangan benteng Belanda yang banyak memakan korban.
          Seluruh adegan dibawakan dengan karakter teatrikal yang ekspresi dengan terjemahan Bahasa Prancis yang mumpuni. Diiringi musik Minang talempong, saluang dan puput serta gerakan silat profesional,  penonton tidak beranjak sampai akhir pertunjukan.

         Dalam round table yang berlangsung Sabtu  para pakar Prancis mengaku terkejut dan takjub dengan 'opera' dari negeri matrilinial  terbesar dunia  yang lengkap seperti tari, dendang, pencak silat  dan teater.      ***4***
zg/b/a011
(T.H-ZG/B/A.F. Firman/A.F. Firman) 14-04-2018 19:34:53

Tidak ada komentar: