Selasa, 27 September 2016

CEKO

FURNITUR INDONESIA DIMINATI PENGUNJUNG PAMERAN DI CEKO
     Zeynita Gibbons

     London,25/9 (Antara)- Furnitur dan produk kayu dari Indonesia menjadi favorit dan menarik minat besar pengunjung pameran "ForArch" yang digelar di Praha, Republik Ceko, yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 24 September 2016.
          Rangkaian pameran ForArch tersebut digelar di arena pameran PVA Expo Praha dan dibuka  Menteri Keuangan Republik Ceko, Andrej Babis dan Menteri Pembangunan Daerah Republik Ceko, Karla Slechtova, demikian Pensosbud KBRI Praha, Fitriyani Riduan kepada Antara London, Minggu.
          Indonesia berpartisipasi pada pameran ForArch dengan mendirikan Paviliun Indonesia yang difasilitasi KBRI Praha diresmikan bersama Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Muhammad Anshor dan Dubes RI untuk Republik Ceko, Aulia A. Rachman.
          Menteri Slechtova yang baru saja berkunjung ke Indonesia pada Juli lalu menyampaikan apresiasi atas partisipasi Indonesia pada pameran ForArch.
          Diharapkan partisipasi Indonesia pada pameran ForArch akan semakin meningkatkan kerja sama antara kedua negara.
          Dirjen Anshor hadir di Praha untuk memimpin Delegasi Indonesia pada Sidang Sesi ke-3 Komisi Bersama Bidang Ekonomi (SKB ke-3) Indonesia - Ceko yang diselenggarakan di Praha sehari sebelumnya.
          Dirjen Anshor  mengatakan partisipasi pada pameran ForArch menjadi elemen bisnis konkrit dari SKB ke-3 RI-Ceko. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk memadukan pertemuan internasional dengan misi bisnis yang memberikan manfaat langsung.
          Lima UKM dari Indonesia, yaitu empat dari Solo dan satu dari Jakarta menawarkan ragam produk furnitur yang diterima dengan baik oleh pasar Ceko.
          Kelima UKM asal Indonesia tersebut adalah Andatu Jati Arjuna, Aninda Furniture, Arezou Intrade, dan Dollar Furniture dari Solo serta Utomo Rattan dari Jakarta.  Biyp Mukhsen, dari Aninda Furniture mengutarakan pasar Ceko memiliki potensi yang besar bagi produk furnitur Indonesia.
          Menurut Ashor, selama lima hari Pameran, tidak kurang dari 300 orang pengunjung yang menghampiri stand-nya di Paviliun Indonesia. Mereka rata-rata menanyakan di mana dapat membeli produk-produk furnitur yang dipamerkan.
         Senada dengan itu, Abdullah Jufri dari Arezou Intrade menyatakan bahwa pihaknya mendapat mitra potensial untuk menjadi distributor produk-produk kayunya di Ceko.
         Menurut dia, permintaan tersebut cukup menggembirakan karena animo besar masyarakat Ceko terhadap produknya, yaitu panel dinding kayu.
         Sementara itu Satria Utomo dari Utomo Rattan menyatakan bahwa produk furnitur berbasis rotan yang ditawarkannya memiliki pasar tersendiri dan potensinya cukup besar di Ceko dan kawasan Eropa Tengah.
         Terlebih lagi mengingat kualitas produk yang relatif lebih unggul dibanding produk dari negara pesaing.
         Irawan Mintorogo dari Andatu Jati Arjuna menyatakan kegembiraannya karena antusiasme tinggi pengunjung terhadap produk furnitur berbahan kayu dan kulit yang ditawarkannya.
         Bahkan, lanjut dia, pihaknya telah melakukan negosiasi dengan sejumlah pihak untuk menjadi distributor produknya di Ceko.
         Sentimen positif senada juga dilontarkan Iwa Sumanto dari Dollar Furniture yang mengutarakna bahwa banyak pengunjung yang berminat dan memberikan respon positif terhadap produk furnitur khas bergaya retro yang ditawarkannya.
         Tingginya minat pengunjung terhadap produk furnitur Indonesia menyebabkan brosur, katalog dan kartu nama para pengusaha habis sebelum pameran berakhir di hari ke-lima.
         Setelah mengikuti pameran ForArch di Praha, para peserta melanjutkan perjalanan untuk misi bisnis ke empat negara lainnya di kawasan Eropa Tengah, yaitu Slovakia, Polandia, Hungaria dan Austria.
         Pameran ForArch adalah pameran konstruksi, bangunan dan produk kayu terbesar di kawasan Eropa Tengah yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun.
         Panitia belum mengeluarkan angka resmi pengunjung, namun sebagai gambaran, pameran ForArch tahun 2015 dikunjungi oleh 75.000 pengunjung dan peserta pameran lebih dari 800 perusahaan.
         Menurut Dubes Aulia, kegiatan ini adalah bentuk nyata diplomasi ekonomi untuk mendukung UKM di Indonesia, khususnya furnitur yang menjadi salah satu produk unggulan Indonesia, untuk menembus pasar Eropa Tengah.
         Dikatakannya partisipasi pada pameran ForArch juga untuk mengkampanyekan legalitas kayu Indonesia sebagai negara pertama yang memperoleh lisensi  Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) atas produk-produk kayu legal yang sudah diverifikasi untuk dapat diekspor ke Uni Eropa.
         Pameran ForArch juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 12-16 Oktober mendatang.
         Dubes Aulia mengakui  Ceko dan kawasan Eropa Tengah adalah pasar potensial. Untuk itu, pemerintah maupun kalangan usaha di Indonesia diharapkan terus meningkatkan perhatian ke kawasan untapped market ini.  
    Lokasi geografis Ceko yang berada di Eropa Tengah dapat menjadikan Ceko sebagai hub bagi produk-produk Indonesia.

         Posisi Ceko yang adalah negara tanpa pantai (land-locked) dapat diatasi dengan jalur logistik yang sudah mapan, demikian Dubes Aulia A. Rachman. ***3****
(ZG)
(T.H-ZG/B/N.A. Badar/N.A. Badar) 25-09-2016 18:48:24

Tidak ada komentar: