Rabu, 13 Juli 2011

PRODUK INDONESIA

PRODUK INDONESIA BERPELUANG BESAR DI PASAR TIMTENG

London, 13/7 (ANTARA) - Beberapa produk Indonesia memiliki peluang besar untuk masuk pasar Timur Tengah khususnya Persatuan Emirat Arab (PEA).

Apalagi dengan adanya kemudahan yang ditawarkan Direktur Jenderal Ras Al Khaimah Free Trade Zone Authority (RAK-FTZA), Oussama El Omari, kata Sekretaris Pertama/ Konsul Fungsi Pensosbud KJRI Dubai, Adiguna Wijaya kepada Antara London, Rabu.

Kemudahan penetrasi pasar itu terungkap ketika Konjen RI Dubai, Mansyur Pangeran, didampingi Counsellor Ekonomi, Heru Sudradjat dan Sekretaris Kedua Ekonomi KJRI Dubai, Fajar Nurhadi, berkunjung ke Ras Al Khaimah Free Trade Zone Authority (RAK-FTZA) dan bertemu dengan Dirjen Oussama El Omari beberapa waktu lalu.

Adiguna, menyebutkan dalam pertemuan itu Dirjen RAK-FTZA didampingi Ahmed Ali Suwaid, Deputi Direktur Ms. Entesar Ghanim, Manajer Komunikasi Pemerintah dan Ms. Biljana Todorovska, Staf Pemasaran RAK-FTZA.

Pertemuan yang bertujuan, antara lain mendiseminasikan potensi perekonomian nasional Indonesia terkini, termasuk kegiatan-kegiatan terkait perdagangan dan investasi di Indonesia serta membahas peluang-peluang kerja sama ekonomi perdagangan dan investasi antara pengusaha Indonesia dan RAK.

RAK merupakan salah satu Emirat (propinsi) di Persatuan Emirat Arab (PEA) yang berjarak sekitar 120 km arah Timur Laut dari Dubai. RAK memiliki pelabuhan yang langsung menghadap Selat Oman dan Laut Arab. Pelabuhan ini telah dilengkapi fasilitas bongkar-muat kontainer/ kargo yang memadai dan didukung oleh infrastruktur jalan bebas hambatan yang menghubungkan dengan kota-kota lain di PEA.

Dalam pertemuan itu, Konjen Mansyur memaparkan potensi perekonomian dan kekayaan sumber alam Indonesia dan "overview" hubungan bilateral di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi Indonesia dengan PEA dan potensi pengembangan hubungan investasi dan perdagangan antara pengusaha Indonesia serta informasi mengenai produk-produk ekspor unggulan Indonesia.

Ia juga menyampaikan beberapa hal mengenai perkembangan UKM di Indonesia dan kontribusinya bagi perekonomian nasional dan regulasi terkait bidang ekonomi, investasi, dan perdagangan di Indonesia.

Sementara itu, Dirjen El Omari menyebutkan peluang peningkatan kerja sama antara para pengusaha Indonesia dengan RAK masih terbuka luas.

Menurutnya, beberapa produk Indonesia yang memiliki peluang besar masuk pasar PEA dan di kawasan sekitarnya melalui RAK-FTZA, di antaranya adalah produk tambang seperti alumunium, batubara, emas dan produk kayu untuk perabotan, kayu olahan serta produk pertanian berupa jagung, dan CPO.

El Omari menyebutkan dengan lebih dari 9.000 perusahaan terdaftar dari 109 negara, RAK-FTZA merupakan kawasan berikat terbesar ketiga di PEA setelah Jebel Ali Free Zone di Dubai dan Sharjah Free Zone.

Lokasi RAK sangat strategis karena berhadapan langsung dengan Selat Oman dan dengan segala kemudahan pelayanan serta kelengkapan fasilitas infrastruktur dan transportasi, RAK merupakan hub yang sangat strategis bagi perdagangan produk/ komoditi untuk re-ekspor ke negara-negara di kawasan Teluk, Asia Selatan, Afrika dan sekitarnya.

Dirjen menawarkan kemudahan dan fasilitas bagi pengusaha Indonesia untuk sektor logistik, perdagangan, jasa konsultasi, industri dan pendidikan, antara lain melalui skema "Flexi Facilities".

Melalui skema ini pengusaha Indonesia akan diberikan kemudahan untuk membuka kantor secara kolektif atau "sharing basis" hingga maksimal lima pengusaha/ perusahaan.

Dia menyatakan beberapa fasilitas lainnya yang ditawarkan adalah ijin usaha dan visa kerja selama setahun untuk kemudian diperpanjang setiap tahun, ruang kerja yang dilengkapi dengan jaringan telepon dan faksimil, jaringan internet beserta alamat e-mail, alamat perusahaan dan P.O. BOX, pelayanan perkantoran yang ekslusif dan pelayanan pengurusan dokumen lainnya.

Konjen Mansyur menyambut baik tawaran tersebut dan menyatakan keinginan pihak RAK-FTZA untuk meningkatkan kerja sama perdagangan melalui pemanfaatan fasilitas RAK Free Trade Zone merupakan langkah yang tepat dan strategis untuk masa mendatang.

Hal ini mengingat potensi RAK dalam rangka lebih mendekatkan produk-produk unggulan Indonesia ke pasar PEA dan negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika di masa mendatang.

Pada kesempatan yang sama, pihak RAK-FTZA menawarkan peluang investasi dan perdagangan bagi pengusaha Indonesia di wilayah RAK, antara lain pembangunan pusat pemasaran produk Indonesia serta pembangunan terminal kargo di bandara international RAK untuk pengiriman dan penyimpanan produk serta komoditi dari Indonesia yang dire-ekspor ke negara-negara di kawasan.

Beberapa proyek juga ditawarkan kepada para pengusaha Indonesia, antara lain adalah proyek pembangunan pembangkit dan jaringan listrik di RAK.

Hal ini mengingat bahwa RAK saat ini masih membutuhkan lebih banyak suplai listrik hingga 300-400 MW, khususnya sektor industri serta proyek bersama dengan Pemerintah Federal PEA dalam pembangunan jalan rel kereta api antara Abu Dhabi dan Fujairah dengan nilai proyek 30 milyar dollar AS.

Selain memanfaatkan fasilitas RAK-FTZA dalam upaya peningkatan hubungan ekonomi, investasi dan perdagangan Indonesia dengan RAK serta mendekatkan berbagai produk unggulan Indonesia ke pasar PEA dan negara-negara di kawasan Timur Tengah serta Afrika.

Menurut dia tawaran yang disampaikan merupakan peluang usaha sebagai salah satu alternatif peluang Indonesia untuk menjadikan PEA sebagai "display" produk Indonesia, khususnya melalui pemanfaatan RAK-Free Trade Zone.

Saat ini baru terdapat tiga perusahaan Indonesia yang beroperasi di RAK-Free Trade Zone yang kesemuanya bergerak di sektor perdagangan. Namun ketiganya belum menunjukkan adanya keterwakilan yang signifikan dari pengusaha Indonesia jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan dari negara lainnya yang terdaftar di RAK-FTZ.

Konjen Mansyur maupun Dirjen El Omari menyampaikan harapan yang sama, kiranya hubungan ekonomi, investasi, dan perdagangan antara Indonesia dengan RAK dapat lebih ditingkatkan lagi, serta berbagai rencana kerja sama dapat terealisasikan.

Hal ini mengingat masih banyak peluang dan potensi perekonomian kedua negara yang dapat dikembangkan lebih lanjut. ***5***
(T.ZG/
(T.H-ZG/B/A027/A027) 13-07-2011 10:34:12

Tidak ada komentar: