Minggu, 03 Juli 2011

SPESIAL OLIMPIADE

UMUM - FITRIANI REBUT PERAK SPESIAL OLIMPIADE DI ATHENA

London, 1/7 (ANTARA) - Tim renang Indonesia kembali menunjukkan keperkasaannya dengan mendulang tambahan satu medali perak di gaya bebas 50 m oleh Fitriani pada hari keempat "Special Olympics World Summer Games 2011" di Athena, Jumat.

Fitriani mencatat waktu 37.54 dalam event olahraga akbar untuk atlet tunagrahita se-dunia itu.

Perolehan sementara medali Indonesia sampai saat ini yaitu tiga emas dan dua perak, demikian sekretaris pertama KBRI Athena Jani Sasanti kepada ANTARA di London, Jumat.

Bersaing ketat dengan lawan-lawan dari Korea dan Jamaika, perenang putri peraih medali emas di gaya dada 50m ini terpaksa harus mengakui keunggulan Woo Seon Park dari Korea yang mencatatkan waktu 33.30. Sedangkan tempat ketiga direbut oleh perenang Korea lainnya Ji Hong Lee dengan waktu 38.71.

Di cabang pertandingan lainnya, tim sepakbola 5-aside Indonesia berhasil menahan imbang dengan tim dari Singapura dengan kedudukan 3-3.

Sementara untuk pertandingan basket, tim Indonesia berhasil naik ke divisi 7 dan menang melawan Slovenia. Di cabang bulutangkis, seluruh pertandingan yang menurunkan atlet Indonesia berhasil dimenangkan oleh tim merah putih untuk maju ke babak berikutnya.

Pembina SOINA Soerjadi Sudirja, mantan Menteri Dalam Negeri RI dan Gubernur DKI yang ikut mendampingi Tim SOINA ke Yunani dalam kesempatan jamuan makan malam yang diadakan Dubes RI Athena dan Ibu Anita Rusdi kepada rombongan supporter Indonesia di Wisma Duta menyatakan, terdapat tanda yang menggembirakan untuk prestasi atlit tunagrahita Indonesia pada event ini.

Perolehan sementara medali sampai saat ini yaitu 3 emas dan 2 perak. Walaupun demikian, menurut mantan Mendagri ini, tim Indonesia harus berusaha lebih keras lagi karena pada olimpiade terdahulu, tim Indonesia mengukir prestasi yang tinggi seperti ketika Olimpiade di Shanghai dapat peroleh 9 medali Emas, 11 Perak dan 4 Perunggu.

Keikutsertaan Indonesia kali ini telah ada kemajuan, dengan jumlah kontingen yang lebih besar yaitu 46 atlet di 7 cabang olahraga. Tentunya diharapkan dapat mencapai target yang ditetapkan dan lebih besar perolehan medalinya.

Besarnya rombongan atlit SOINA kali ini karena adanya olahraga beregu sehingga Indonesia harus mengirimkan atlit lebih banyak padahal hanya mendapatkan 1 emas.

Demikian pula dari sisi keterwakilan, pengirimanpara atlet juga sudah mulai merata. Rombongan kali ini SOINA dapat mengirim atlit dari 20 provinsi di Indonesia. Ini menunjukan perkembangan yang lebih baik dan nyata bagi pembinaan atlet di daerah.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini yang menjadi kendala selama ini bagi SOINA adalah masih kesulitan untuk mencari dana bagi pembinaan para atlet, terutama untuk mengirim atlit dan pelatih dalam mengikuti kegiatan bertaraf internasional.

Meskipun telah ada bantuan dari Pemerintah namun masih belum signifikan dan masih dibutuhkan tambahan. Karena itu, SOINA juga mengandalkan bantuan dan dukungan dana dari perusahaan swasta di Indonesia.

Walaupun masih harus digalakkan lagi sehingga pembinaan atlit tungrahita dapat berkembang dan semakin bagus. Sebagaimana telah dilakukan dan dirasakan oleh negara-negara maju lainnya.

Kehadiran Menteri Sosial RI dalam Spesial Olimpiade di Negara Dewa Dewi, Athena tahun 2011 merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Spesial Olimpiade Dunia. Ini merupakan langkah yang sangat besar dan perhatian yang nyata dari pemerintah untuk pembinaan dan pengembangan olah raga bagi tunagrahita.

Mengenai prestasi yang telah diukir oleh atlet tunagrahita untuk mengharumkan nama bangsa jika dibandingkan dengan atlit normal, Surjadi menilai bahwa kemampuan berolah raga tidak dapat disejajarkan ataupun disamakan.

Namun bila dibanding perolehan medali dalam kegiatan olah raga pada tingkat dunia, tentunya atlet tunagrahita dapat menyumbangkan medali emas lebih banyak bila dibandingkan dengan atlet biasa.
Sementara atlet Indonesia pada Olimpiade biasa mungkin hanya mendulang dua medali emas, maka atlet tunagrahita dapat mempersembahkan lebih dari dua emas.

Sehingga melalui kegiatan Spesial Olympiade yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali tentunya dapat mengangkat harkat, martabat bangsa dan Negara Indonesia di kancah Spesial Olympiade seperti sekarang ini.

Pembina SOINA menilai bahwa Dubes RI di Athena, Ahmad Rusdi sangat mendukung operasional para atlet dan pelatih dari Indonesia sehari-hari. Selain memberikan dukungan moral dan semangat yang selalu ditunjukan oleh Dubes Rusdi beserta staf KBRI, juga terus mendatangi dan memberikan motifasi dalam setiap pertandingan.
Surjadi Sudirja atas nama pembina, pengurus SOINA, para atlet dan pelatih SOINA menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Dubes Rusdi dan jajaran KBRI serta warga masyarakat Indonesia yang bekerja dan tinggal di Yunani.

Diharapkannya pemberitaan mengenai penderita tunagrahita dapat lebih proporsional sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif kepada warga masyarakat di tanah air. Hal ini dikarenakan terdapat kecenderungan para orang tua yang mempunyai anak penderita tunagrahita untuk menyembunyikan mereka, karena memiliki rasa malu.

Padahal mereka dapat diserahkan ke dalam binaan SOINA, yang tentunya akan dapat lebih diperhatikan sisi kesehatan dan perkembanganya. Inilah yang menjadi cita-cita SOINA untuk terus maju.

Selain itu juga untuk menepis stigma bahwa penderita tunagrahita hanyalah orang-orang yang kurang berguna; Melalui SOINA anak-anak akan dan dapat diarahkan dalam kehidupannya, sehingga melalui kegiatan yang lebih terarah dan disiplin, dikemudian hari para tunagrahita dapat bermanfaat untuk kemajuan dirinya dan keluarga serta bangsa dan negara Indonesia.

***6***
(T.H-ZG/B/T009/T009) 01-07-2011 16:13:27

Tidak ada komentar: