Sabtu, 10 Maret 2012

"SOFT DIPLOMACY"

PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF BAGIAN "SOFT DIPLOMACY" London, 11/3 (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Mari Elka Pangestu menyatakan sektor ekonomi kreatif Indonesia selain menawarkan potensi yang besar sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga menjadi suatu strategi "soft diplomacy" yang efektif. Hal itu disampaikan Menteri dalam forum diskusi bertema "Indonesian Creative Economy as a Motor for Its Economic Growth" yang berlngsung di Gedung DGAP (German Council on Foreign Relations) di Berlin. Sekretaris III-Penerangan, Sosial, Budaya KBRI Berlin, Purno Widodo dalam keterangannya Minggu mengatakan bahwa forum diskusi tersebut dihadiri sejumlah pejabat pemerintah, politisi dan media massa Jerman serta para pemerhati Indonesia. "Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari soft diplomacy Indonesia," ujar Mari Pangestu. Menurut menteri, film-film Indonesia yang masuk dalam ajang Berlinale secara tidak langsung telah menyebarkan nilai-nilai Indonesia di Jerman. Ia mengatakan, salah satu kekhasan yang dimiliki sektor ekonomi kreatif Indonesia adalah pemanfaatan pengetahuan lokal dan heritage yang dimiliki masyarakat Indonesia digabungkan dengan teknologi untuk menghasilkan produk baru yang memiliki nilai lebih, seperti film, musik, fashion, kerajinan tangan, desain, arsitektur, kesenian, dan kuliner. Pada 2011, sektor ekonomi kreatif mampu menyumbang 7,2 persen dari total pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menyerap hingga 6 persen tenaga kerja, ujarnya. Sementara di sektor pariwisata, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dipromosikan di pasar Eropa. Meskipun saat ini kawasan Eropa sedang dilanda krisis finansial, namun hal itu tidak menyurutkan minat para wisatawan Eropa untuk berlibur ke luar negeri, termasuk Indonesia. Dalam kaitan inilah, Indonesia berani memastikan diri menjadi negara mitra pada pameran pariwisata terbesar di dunia yaitu International Tourism Bourse (ITB) tahun 2013 di Berlin, ujarnya. Mari mengharapkan, dengan upaya promosi pariwisata Indonesia secara ofensif di Jerman dan Eropa, akan turut meningkatkan nation-branding Indonesia di Eropa sekaligus memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai Indonesia bagi publik Eropa. Acara diskusi ini dihadiri tak kurang dari 50 orang partisipan juga dihadiri Dubes RI Berlin, Dr. Eddy Pratomo, para Duta Besar dari negara-negara ASEAN, Kepala Divisi Asia Tenggara Kemlu Jerman, Mrs. Birgit Ory, dan mantan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Dubes Heinrich Seemann. Duta Besar Paul Freiherr von Maltzahn, Executive Vice President DGAP yang juga mantan Dubes Jerman di Indonesia sebagai moderator diskusi mengatakan Indonesia saat ini menunjukkan performa ekonomi yang sangat memuaskan, dengan indikator angka pertumbuhan ekonomi mencapai 6.5 persen (2011) serta peningkatan ekspor dan investasi luar negeri. "Kehadiran Menteri Mari Pangestu di DGAP sendiri merupakan kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh publik Jerman untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perkembangan ekonomi Indonesia serta strategi Indonesia dalam promosi pariwisata dan nation-branding," ujar Dubes Freiherr. Pilar Kuat Menteri Mari Pangestu juga mengatakan, Indonesia saat ini telah memiliki pilar politik dan ekonomi yang kuat setelah berhasil melewati krisis ekonomi Asia pada 1998. Reformasi politik dan sosial yang dibarengi dengan program-program pemulihan ekonomi yang berlangsung sejak 1998, telah membawa Indonesia menjadi negara yang demokratis, aman, dan menarik bagi investor luar negeri. Untuk penguatan ekonomi, Pemerintah Indonesia meningkatkan pembangunan infrastruktur guna menunjang pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat. Dengan berbagai perkembangan positif, Mari memproyeksikan dalam lima tahun, Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan, dengan didukung sumber pertumbuhan ekonomi dari faktor domestik dan regional melalui forum ASEAN dan kerja sama di kawasan Asia Pasifik. Pada hari yang sama, Mari Elka Pangestu juga memberikan kuliah dengan topik serupa di depan mahasiswa Institute for Culltural Diplomacy di Berlin. Dalam kesempatan tersebut Menteri Pangestu menyebutkan dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif harus ditunjang dengan peningkatan kemampuan wirausaha (enterpreneurship). Terkait hal ini, pemerintah Indonesia memiliki program inkubasi wirausaha guna memberikan pemahaman terkait pengembangan usaha ekonomi kreatif misalnya dari segi pendanaan, teknologi, dan perlindungan hak cipta. Sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam upaya mengembangkan kreatif ekonomi. Oleh karenanya, faktor pendidikan menjadi hal yang penting menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan ekonomi kreatif, baik melalui pendidikan formal, informal maupun pendidikan berbasis budaya dan komunitas. Melihat besarnya potensi kerjasama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang ditawarkan Indonesia, hal ini menjadi peluang bagi Indonesia dan Jerman dalam mengembangkan kerjasama bilateral di sektor ini. Beberapa bidang kerja sama yang dapat dijajaki antara lain pembuatan film bersama dengan industri film dan TV Jerman, pameran fine arts dari Indonesia di museum di Jerman, serta eksibisi seni fashion Indonesia misalnya Batik. Mari memandang pelaksanaan diskusi dan kuliah ini memiliki makna yang penting mengingat pada tahun ini Indonesia-Jerman memperingati hubungan bilateral ke-60 tahun, sehingga kesempatan ini dapat dimanfaatkan guna menjajaki potensi kerja sama kedua negara di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. (Tz.ZG) (T.H-ZG/C/S004/S004) 11-03-2012 10:16:22

Tidak ada komentar: