Jumat, 18 Januari 2013

PTRI JENEWA

KEPEMIMPINAN INDONESIA DIAKUI PADA KELOMPOK 77-CHINA

 

          London, 18/1 (ANTARA) - Duta Besar Triyono Wibowo mengatakan untuk kesekian kalinya Indonesia memperoleh pengakuan dari masyarakat internasional atas peran, kontribusi pemikiran serta kepemimpinannya di organisasi internasional.

 

         Hal itu disampaikan Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, Dubes Triyono Wibowo, setelah acara serah terima Keketuaan G-77 dan China chapter Jenewa dari Indonesia kepada Ekuador di Gedung PBB, Jenewa, Kamis.

 

         Sekretaris I PTRI Jenewa, Adi Winarso kepada ANTARA London, Kamis mengatakan "hand-over ceremony of the chairmanship of G-77 and China chapter Jenewa" dari Indonesia ke Ekuador berlangsung di Markas Besar PBB Jenewa.

 

         Dalam sambutannya, Dubes Triyono menyampaikan beberapa hal-hal yang dilakukan Indonesia selama masa keketuaannya pada 2012, antara lain mengkoordinasikan posisi bersama dan menyuarakan kepentingan negara berkembang di forum multilateral.

 

         Indonesia telah menjalankan kepemimpinan dengan pendekatan yang tidak sekedar "business as usual", dengan berbagai kegiatan konkrit, realistis, dan pragmatis, ujarnya.

 

         Dubes Triyono juga memaparkan beberapa contoh capaian kepemimpinan Indonesia antara lain pembentukan posisi Wakil Ketua yang secara otomatis menjadi ketua pada tahun berikutnya.

 

         Diantaranya pelaksanaan pelatihan kapasitas para negosiator pertama bagi negara anggota G-77 dan China, perumusan peta jalan (road map) revitalisasi G-77 dan China menghadapi hari jadinya yang ke-50 pada 2014.

 

         Usulan untuk melakukan persiapan proses review MDGs 2015, sekaligus merumuskan masukan "post-2015 development agenda" yang akan menjadi fokus pembahasan perayaan hari jadi UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) ke-50 pada 2014.

 

         Sementara itu, Wakil Tetap Ekuador di Jenewa, Duta Besar Miguel Carbo Benites setelah menerima Keketuaan G-77 dan China, dalam sambutannya menyampaikan penghargaan atas berbagai terobosan yang dilakukan Indonesia.

 

         Dubes Benites mengatakan kepemimpinan Indonesia telah meletakkan dasar untuk kelanjutan peran G-77 dan China yang lebih kontekstual, relevan dan antisipatif terhadap perubahan global yang sering berubah secara cepat. 

    Pengakuan dan sambutan positif juga diberikan oleh sebagian besar negara anggota G-77 dan China yang hadir pada acara tersebut. Mereka memberikan pernyataan penghargaan atas berbagai program kegiatan Indonesia yang dianggap ambisius dan "action-oriented".

 

        Selain itu, mereka juga menyambut sangat positif inisiatif Indonesia yang mengusulkan revitalisasi G-77 dan China dalam perayaan Hari Jadi G-77 dan China, dengan pendekatan retrospektif dan prospektif.

 

         Keketuaan Indonesia bertepatan dengan masa krusial bagi UNCTAD yaitu pelaksanaan Konferensi UNCTAD XIII di Doha, Qatar, yang diselenggarakan pada 21-26 April tahun lalu.

 

         Konferensi tersebut berhasil memperkuat mandat UNCTAD dan sekaligus menetapkan arah kerjasama internasional di bidang perdagangan dan pembangunan untuk periode empat tahun ke depan.

 

         Acara serah terima keketuaan dari Indonesia kepada Ekuador tersebut dihadiri  Sekjen UNCTAD Dr. Supachai Panitchpakdi, Direktur Eksekutif South Center Martin Khor, para Wakil Tetap/Duta Besar negara anggota G-77 dan China, dan para diplomat serta staf UNCTAD.

 

         Sekjen UNCTAD menyatakan Indonesia telah sukses menjalankan keketuaannya yang sangat strategis di masa sulit khususnya saat UNCTAD XIII Conference di Doha serta tindak lanjutnya.

 

          Pernyataan senada juga disampaikan Direktur Eksekutif South Center yang mengungkapkan Indonesia berhasil meningkatkan profil dan postur G-77 dan China di panggung diplomasi internasional. 

     G-77 dan China adalah sebuah Kelompok yang didirikan di Jenewa, 15 Juni 1964, Indonesia terpilih menjadi Ketua G-77 dan China chapter Jenewa pada awal 2012.

 

         Tujuan pembentukan kelompok yang beranggotakan 132 negara berkembang adalah untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang di forum PBB dan forum multilateral lainnya.

 

    ***1***

(ZG)

 

(T.H-ZG/B/E008/E008) 18-01-2013 10:28:36

 

Tidak ada komentar: