Kamis, 26 September 2013

ASMAT

MASYARAKAT JERMAN KAGUMI SENI UKIR SUKU ASMAT

Oleh Zeynita Gibbons

London, 20/9 (Antara) - Masyarakat Jerman yang hadir dalam resepsi diplomatik yang diadakan KBRI Berlin untuk memperingati HUT ke-68 Kemerdekaan RI di Berlin mengagumi suguhan karya seni ukir bernilai tinggi dari Suku Asmat, Papua, Indonesia.

"Pameran karya seni ukir kayu suku Asmat yang merupakan kerja sama KBRI Berlin dengan Asmat Art Galerie di Berlin itu mendapat apresiasi yang tinggi dari undangan dalam acara resepsi diplomatik," ujar Sekretaris Satu Pensosbud KBRI Berlin, Juvinao Ribeiro kepada ANTARA London, Jumat.

Ukiran kayu tradisional Asmat yang sangat khas, seperti ornamen/motif pahatan patung, yang biasa disebut mbis dan perahu atau wuramon, dipercaya sebagai simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang ke alam kematian itu membuat kagum sekitar 600 tamu undangan.

"Ukiran kayu seperti mbis dan wuramon bagi penduduk Asmat merupakan perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual mengenang arwah leluhurnya," kata Velix Wanggai, staf khusus Presiden RI Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah yang hadir dalam acara resepsi tersebut.

Resepsi diplomatik dimeriahkan paduan suara mahasiswa Indonesia asal Papua, Keluarga Mahasiswa Katholik Indonesia dan Gereja Betel Indonesia yang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Republik Federal Jerman, Das Lied der Deutschen.

Kepala Protokol Kementerian Luar Negeri Jerman Ambassador Jürgen Mertens yang menjadi tamu kehormatan mengapresiasi hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Jerman yang dalam beberapa tahun terakhir ini sangat dinamis dan terus meningkat di berbagai bidang.

Sementara itu, Dubes RI untuk Federasi Jerman, Dr. Eddy Pratomo menyoroti hubungan bilateral dan capaian kerja sama kemitraan yang setara Indonesia-Jerman melalui penandatanganan Deklarasi Jakarta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kanselir Angela Merkel di Jakarta dan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jerman, Maret lalu.

Untuk mengimplementasikan kerja sama kedua negara, Dubes Eddy Partomo menekankan upaya bersama kedua negara untuk konsentrasi dalam meningkatkan kerja sama di berbagai sektor yang memiliki kepentingan bersama antara pemerintah dengan pemerintah, dunia usaha dan people-to-people.

Dubes percaya hubungan Indonesia-Jerman yang berjalan baik ini juga tidak terlepas dari perhatian dan dukungan semua elemen masyarakat terutama Friends of Indonesia di Jerman baik dari sektor pemerintah maupun swasta.

"Selama masa jabatan sebagai menjadi Dubes untuk Republik Ferderal Jerman, saya sangat terkesan dan terhormat atas dukungan yang diberikan," tutur Dubes Eddy, seraya menyampaikan ucapan terima kasih kepada undangan yang hadir.

Resepsi diplomatik itu berlangsung meriah, tidak kurang dari 60 Dubes dari berbagai negara sahabat hadir di antara 600 undangan yang menyesaki gedung membuktikan Indonesia sebagai bangsa besar dan dihormati bangsa lain.

Tampak hadir dari kalangan diplomatik, pejabat pemerintah, anggota legislatif dan senat, berbagai organisasi politik dan pembangunan, kalangan dunia usaha, akademisi, politisi dan lembaga persahabatan Indonesi-Jerman serta friends of Indonesia.

Selain pameran seni ukir kayu suku Asmat, resepsi dipomatik dimeriahkan dengan berbagai sajian seni dan budaya seperti Tari Serampang Dua Belas dan permainan Piano Duo Shanti dan Sonja Sungkono.

Mezzo soprano Diatra Zulaika membawakan berbagai komposisi Indonesia dan Jerman, diantaranya Citra, Kemuning maupun Die Forelle, mengiringi undangan menyantap sajian kuliner Indonesia seperti rendang, nasi goreng, sate, gado-gado dan lain sebagainya. ***4*** (ZG)
(T.H-ZG/B/E.M. Yacub/C/E.M. Yacub) 20-09-2013 09:09:33

Tidak ada komentar: