Senin, 09 September 2013

YUNANI

INDONESIA CULTURAL NIGHT "HIPNOTIS" PUBLIK YUNANI

Oleh Zeynita Gibons

London, 5/9 (Antara) - "Indonesian Cultural Night, A journey to Witness Indonesia Rich and Diverse Culture", pertunjukan yang diselenggarakan KBRI Athena yang merupakan bagian perayaan HUT ke-68 Kemerdekaan RI berhasil, berhasil "menghipnotis" masyarakat Yunani.

Teater terbuka Dora Stratou yang setiap malamnya menjadi tempat pertunjukan tarian tradisional Yunani, berubah menjadi panggung pementasan tarian dan musik tradisional Indonesia yang dibawakan oelh sebuah tim tari dari "London School Public Relations" (LSPR) Jakarta, demikian sekretaris pertama KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti kepada Antara London, Kamis.

Pementasan tujuh tarian tradisional Indonesia dibuka dengan penampilan Tari Neng Centhil dan selanjutkan dengan Tari Pakarena dengan beragam gerakan dengan kipas yang menawan, mendapat tepuk tangan meriah dari 700 penonton yang hadir. Sementara tarian muda mudi Japin Marindu Kasih menutup segmen pertama pertunjukan.

Selain itu, pada acara yang sama, Grup Angklung KBRI Athena yang terdiri dari staf KBRI dan masyarakat Indonesia juga tampil membawakan lagu Burung Kaka Tua dan Ta Pedia Tou Pirea, ujar Jani Mediawati Sasanti.

Menurut Jani Mediawati Sasanti, begitu menyadari bahwa lagu kedua adalah lagu khas Yunani, penonton yang hadir langsung bertepuk tangan dan tanpa dikomando menyanyikan bersama lirik lagu tersebut sampai selesai.

Tim angklung yang terbentuk awal tahun 2013 berhasil menghibur penonton, sehingga ketika pembawa acara mengadakan kuis dengan hadiah instrumen angklung, para penonton sangat bersemangat mengacungkan tangan untuk menjawab dan mendapatkan hadiah. "Pertanyaan-pertanyaan umum sekitar Indonesia berhasil dijawab dengan baik dan benar oleh penonton masyarakat Yunani," katanya.

Sesi kedua diawali dengan penampilan tari pergaulan Maluku, Gaba-gaba yang menggunakan bambu sebagai properti tarian. Kekompakan para penari Gaba-gaba disusul dengan gemulainya gerakan para penari Putri Enggang.

Diiringi secara lansung petikan alat musik khas Kalimantan, Sampek, para penari kembali membuat penonton terpana dengan keragaman budaya Indonesia.

Tarian Piring Cupak dan instrumentalia lagu-lagu Indonesia berupa Manuk Dadali, Ondel-ondel dan Indonesia Pusaka merupakan rangkaian selanjutnya dari penampilan apik 28 penari dan pemusik LSPR.
Sebagai puncak dan penutup acara ditampilkan tari Saman yang berhasil menghipnotis penonton. Setiap akhir rangkaian gerakan tari Saman mendapat tepuk tangan yang hangat dan pujian "bravo" dari para penonton yang tak beranjak sama sekali selama satu setengah jam pertunjukan.

Para penonton yang menyaksikan pementasan Budaya Indonesia mengagumi keragaman tarian yang ditampilkan, sudah kembali menanyakan jadwal kegiatan budaya yang akan dipentaskan selanjutnya.

Dari tahun ke tahun KBRI mencatat kecenderungan peningkatan antusiasme masyarakat Yunani untuk menghadiri acara budaya yang diadakan Indonesia.

Kantor Wali Kota Agia Varvara yang terletak di barat Kota Athena harus menyewa bus untuk membawa 75 warganya yang sangat antusias ingin menyaksikan pementasan tari dan musik Indonesia.

Selain warga Yunani, para wisatawan yang sedang berlibur musim panas di Athenajuga menyaksikan pentas tersebut, mengingat lokasi teater yang terletak di kaki bukit Philopappou, berseberangan dengan Acropolis, lokasi pariwisata yang paling terkenal dan banyak dikunjungi.
Penampilan Grup LSPR merupakan penampilan terakhir di Yunani dalam rangkaian lawatan dua minggu.

Sebelumnya grup ini mengikuti "51st Lefkas International Folklore Festival" di pulau Lefkada dan berhasil mendapatkan juara umum ketiga. Grup LSPR juga berpartisipasi pada "3rd Earthdancers Festival" yang diadakan di Athena pada 26 Agustus sampai 2 September 2013.

Keikutsertaan grup LSPR ke Yunani mendapatkan dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan "The International Organization of Folk Art (IOV) Youth Section Indonesia". ***4***
(T.H-ZG/B/Farochah/Farochah) 05-09-2013 06:34:23

Tidak ada komentar: