Rabu, 18 September 2013

BELANDA

BELANDA APRESIASI KEBERHASILAN INDONESIA TURUNKAN ANGKA KEMISKINAN

Oleh Zeynita Gibbons

London, 16/9 (Antara) - Belanda mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam menurunkan angka kemiskinan, demokratisasi dan masuknya Indonesia sebagai negara G-20, kata Menteri Pembangunan dan Kerjasama Internasional Belanda Lilianne Ploumen.

Lilianne Ploumen mengatakan hal itu saat memberi sambutan pada acara "The 1st International Conference on Indonesian Development" (ICID) di Kampus Institute of Social Studies (ISS), Den Haag, Belanda, demikianSekretaris Ketiga, Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Denhaag R.R. Dewi Avilia dalam keterangannya yang diterima Antara London, Senin.

Ia menyebutkan ICID yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda bekerja sama dengan BNI dan Kedutaan Besar RI Den Haag selama tiga hari, 13-14 September, itu bertemakan "Innovation - Driven Economy as the Fundamental of Indonesian Economic".

Lebih lanjut Ploumen menyampaikan tawaran pemerintah Belanda kepada Indonesia sebagai mitra sejajar untuk melakukan kerjasama pembangunan dan berharap Indonesia dapat menciptakan "Sustainable and Inclusive Growth".
Selain Lilianne Ploumen, Wakil Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dr. Lukito Tuwo juga menyampaikan pidatonya yang mengugkapkan kinerja dan capaian perekonomian Indonesia serta "masterplan" pembangunan Indonesia.

Dikatakannya beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah pembangunan infrastruktur transportasi dan energi, percepatan pertumbuhan ekonomi dan pendidikan. Untuk itu Dr. Lukita Towo berharap dengan penyebaran pusat pembangunan melalui enam koridor MP3EI, Indonesia dapat menciptakan pertumbuhan inklusif yang berkelanjutan serta meningkatkan daya saing agar Indonesia tidak masuk dalam kategori "Middle-income countries" (MICs), yakni satu dari 86 negara yang dinilai gagal dalam pencapain penghasilan kelas menengah menurut indikator yang ditetapkan Bank Pembangunan Dunia.

Pada acara penutupan Dubes RI Den Haag Retno L.P Marsudi menyoroti pentingnya pendidikan sebagai lokomotif pembangunan dan berharap generasi muda Indonesia bangga menjadi bangsa Indonesia dan siap memberikan kontribusi kepada Indonesia dan dunia.

Para pembicara pada The 1st ICID 2013 adalah Felia Salim (Wakil Presiden Direktur BNI), Dr. Faisal Basri (UI), Dr. Warsito P Taruno (Ketua Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia). Selain itu juga tampil sebagai pembicara Dr. Dessy Irawati, FeRSA (President of the International Association of Indonesian Scientist) .Prof. Ben White (ISS), Dr. Howard Nicholas (ISS), Dr. Paul Benneworth (University of Twente), Dr. Roel Rutten (Tilburg University), Jan Fransen (Institute for Housing and Urban Development), (President of the International Association of Indonesian Scientist), Prof. Greg Barton (Monash University).

Sementara itu, Sekjen PPI Belanda Ridwansyah Yusuf Achmad mengatakan ICID bertujuan untuk mempertemukan dan membangun hubungan antara cendikiawan, pembuat keputusan, profesional dan masyarakat umum.

Dikatakannya selain menyelenggarakan diskusi, kegiatan ini juga menyelenggarakan kompetisi essay, kompetisi video klip dan Jinggle BNI. Pemenang kompetisi essay pada The 1st ICID adalah Agung Yoga Sembada (Juara I), I Made Andi Arsana (Juara II) dan Tanita Dhiyaan (Juara III).

Sementara untuk kategori "jinggle" keluar sebagai juara pertama, Jefry Albari Tribowo, kedua Sindy Ernawati dan ketiga, Erwin Suryajaya dan untuk kategori video klip juara pertama Ryvo Octaviano dan juara dua Hanif Ibadurrahman & Meivi Indira .

ICID dihadiri kurang lebih 300 peserta yang berasal dari kalangan pemerintah, akademisi,mahasiswa, profesional Indonesia dari beberapa negara antara lain dari Australia, Belanda, Belgia, Indonesia, Italia, Inggris, Jepang dan Jerman. ***4***
(T.H-ZG/B/Farochah/Farochah) 16-09-2013 06:42:48

Tidak ada komentar: