Sabtu, 14 September 2013

BRUSEL

DUBES RI DI BRUSEL MENARI DI ISTANA RAJA BELGIA

London, 12/9 (Antara) - Tarian topeng Keras khas Bali yang dibawakan Dubes RI untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno berhasil memukau keluarga kerajaan di Istana Raja Belgia di Brussel.

Dalam acara resepsi pembukaan pameran alat-alat musik Asia berjudul "Heavy Metal: Traditional Sounds from Asia," juga hadir pejabat pemerintah Belgia, korps diplomatik, dan pecinta dan penggiat seni dan budaya.

Dubes Arif Havas Oegroseno kepada Antara London, Kamis mengatakan upaya promosi Indonesia perlu dilakukan secara kreatif dan tidak setengah-setengah. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan untuk terjun langsung dalam kegiatan promosi tersebut.

Pujian atas keterlibatan langsung Dubes RI Arif Havas Oegroseno dalam pementasan kesenian tersebut juga disampaikan 'Secretary of State for Social Affairs, Families, Handicapped and Science Policy', Philippe Courard dalam sambutannya dihadapan para tamu.
Tepuk tangan lebih dari 200 orang tamu menggemuruh ketika sang penari Topeng Keras menyelesaikan tariannya diiringi tabuhan gamelan kelompok gamelan Saling Asah pada acara resepsi Selasa lalu.
Tepuk tangan kembali bergema ketika sang penari membuka topeng yang menutupi wajahnya dan pembaca acara memperkenalkan sang penari yaitu Dubes RI untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno kepada para tamu undangan tersebut.

Selain tarian Topeng Keras yang ditampilkan Dubes Oegroseno, juga ditampilkan Tari Pendet dan Tari Legong Keraton, dengan iringan kelompok gamelan Saling Asah yang anggotanya selain orang Indonesia juga Belgia pecinta seni Indonesia.

Dubes mengatakan Indonesia satu-satunya negara yang mendapat kehormatan menampilkan keseniannya. Penampilan kelompok gamelan Saling Asah di istana raja Belgia adalah penampilan yang pertama kalinya bagi kelompok seni tradisional Indonesia di dalam istana raja Belgia.

Hal ini menjadi penghormatan tersendiri bagi kelompok gamelan Saling Asah dengan pelatih I Made Wardana, seniman Bali yang menetap di Belgia sejak 17 tahun yang lalu. Selain alat musik dari Indonesia yaitu gamelan Jawa dan drum dari Alor, pameran ini juga menampilkan alat-alat musik dari negara Asia lainnya.

Alat-alat musik Asia tersebut adalah koleksi Musical Instrument Museum (MIM) Belgia dan pameran ini menjadi bagian dari peringatan 20 tahun bertahtanya Raja Albert II sebagai raja di Belgia. Raja Albert II digantikan putranya, Raja Philippe pada tanggal 22 Juli 2013.

MIM adalah salah satu museum alat musik terkemuka di Eropa yang sejak Januari 1992 menjadi bagian dari Royal Museums of Art and History walau sejarah pembentukannya dimulai Februari 1877, yakni sebagai bagian dari Brussels Royal Music Conservatory.

Pameran alat-alat musik Asia berjudul "Heavy Metal: Traditional Sounds from Asia" berlangsung sejak 1 Agustus hingga 8 September 2013 diselenggarakan di Throne Room (ruang singgasana), Marble Room, dan Long Gallery di istana raja Belgia di Brussel dan menghadirkan empat tema, yakni drum perunggu, gamelan Jawa, gong, dan lonceng.

Sejak 1984, istana dibuka untuk umum pada awal Agustus September dan dikunjungi kurang lebih 150.000 orang setiap tahunnya. ***4***
(ZG)

(T.H-ZG/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei) 12-09-2013 08:49:46

Tidak ada komentar: