Senin, 10 Februari 2014

MEKSIKO


DUBES: KANG JJ TINGKATKAN PERSAUDARAAN DI MEKSIKO

London, 10/2 (Antara) - Dubes RI untuk Meksiko Hamdani Djafar menilai kehadiran penjelajah dunia asal Bandung, Jawa Barat, Jeffrey Polnaja atau Kang JJ di kawasan Amerika Utara itu telah meningkatkan semangat persaudaraan dan turut mengangkat pamor Indonesia.

Masyarakat Meksiko mengakui ketangguhan penjelajah bersepeda motor seorang diri itu, ujar Dubes saat menyambut kehadiran Kang JJ dalam pertemuan yang dihadiri pimpinan kelompok pesepedamotor (bikers), tokoh-tokoh masyarakat, dan media lokal di Meksiko, akhir pekan lalu.

"Jeffrey telah mengibarkan bendera Merah Putih di negeri yang penduduknya banyak yang belum mengenal Indonesia. Dia juga membuka mata publik Meksiko betapa pemuda Indonesia merupakan sosok-sosok tangguh dan pantang menyerah," ujarnya.

Dubes Hamdani mengakui kehadiran Kang JJ di Meksiko tersebut telah memberi warna bagi kehidupan masyarakat setempat. "Jeffrey juga hadir membawa pesan perdamaian. Hal yang sangat positif bagi Indonesia dan Meksiko yang ingin selalu bersahabat." lanjutnya.

Kang JJ dalam keterangannya kepada Antara London, Senin, menyebutkan bahwa dirinya mulai menembus Meksiko melalui pintu masuk di Agua Prita (Black Water). Perjalanan itu dilakoni sejak awal November 2013 setelah menyelesaikan petualangan panjang selama lima bulan di Amerika Serikat yang berakhir di Arizona.

Selama di Meksiko, Jeffrey yang menunggang motor besar BMW R 1150 GS bernomor polisi B-5010-JP, berkelana tak kurang dari 11.000 kilometer mulai dari batas utara hingga selatan Meksiko. Sedikitnya 20 dari 31 Daerah Persekutuan di Meksiko telah disinggahi penjelajah yang membawa pesan "Ride for Peace" (RFP) atau Berkendara untuk Perdamaian tersebut.

Sebanyak 12 daerah yang dijelajahi itu adalah Baja California, Sonora, Sonolia, Chihuahua, Durango, Zacatecas, Nayarit, Jalisco, Guanajuato, Mexico, Querretaro, Michuacan, Tlaxcala, Varacruz, Oaxaca, Tabasco, Chiapas, Campeche, Yukatan dan Quintana Roo.

Kang JJ mengakui Meksiko menjadi wilayah penjelajahan yang panjang. Tantangan yang dialami di negara ini telah menguji fisik dan mentalnya. "Beruntung saya bisa menyelesaikan perjalanan dari utara hingga selatan tanpa masalah berarti," ujarnya setelah tiba di persinggahan terakhir di Cancun, Quintana Roo pertengahan Desember lalu.

Jeffrey mengaku merasa senang selama melakukan penjelajahan di Meksiko. Sikap penduduk yang ramah dan mau menerima dirinya telah memberi banyak kontribusi pada kesuksesan misi RFP di Meksiko. Publikasi luas yang dilakukan media-media setempat membuat namanya dikenal di hampir di seluruh pelosok Meksiko.

Media di Meksiko sangat membantu penyebaran misi RFP. "Hampir di setiap daerah yang saya masuki selalu ada jurnalis yang menanti, baik dari media cetak, internet, maupun televisi lokal. Mungkin itulah yang membuat orang-orang kerap menyapa saya di jalanan, dan terkadang memberi bantuan," ucap Kang JJ.

Jeffrey merasa publikasi yang diberikan media di Meksiko terhadap dirinya merupakan salah satu yang terbesar dari serentetan negara-negara di Eropa, Asia, dan Amerika yang sudah disinggahi. Sebuah media televisi berjangkauan nasional memberi porsi lebih untuk memberitakan kehadiran Jeffrey di negara seluas hampir dua juta kilometer persegi tersebut.

"Mereka menyiarkan liputan perjalanan RFP hampir tiga menit di program berita harian. Kata teman di sana, jarang ada topik berita yang dikupas sepanjang itu di media televisi nasional, termasuk berita-berita tentang kegiatan presidennya," ucapnya.

Jeffrey menilai peliputan media yang besar juga telah meningkatkan risiko terhadap keselamatan jiwanya. Pasalnya, seperti diketahui, tingkat kriminalitas di Meksiko yang dilakukan kelompok-kelompok pengedar obat bius sangat tinggi dan tersebar di berbagai daerah. Sementara tak sedikit rute perjalanannya harus melewati daerah-daerah kriminal berbahaya.

Pelaku kriminal di Meksiko, khususnya dari anggota kartel obat bius, tidak pandang bulu. Mereka bersenjata. Kejahatan terhadap dirinya tentu punya nilai lebih yang bisa meningkatkan pamor kelompok yang melakukan kriminal.

Mengingat besarnya ancaman tersebut, Jeffrey seringkali mendapat masukan dari kelompok pengendara sepeda motor untuk melakukan perjalanan yang aman. Presiden BMW Club Mexico, Ernesto Delamora, menurunkan anggotanya untuk memantau dan memberi informasi guna memastikan keselamatannya.

"Kuncinya cuma satu, jangan berada di tempat dan waktu yang salah. Kejahatan terhadap diri saya bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Beruntung, teman-teman yang saya kenal di Meksiko banyak memberi masukan informasi dan terus memantau perjalanan ini," ungkap Jeffrey.

Kendati secara keseluruhan misi RFP di Meksiko berlangsung sukses, namun beberapa masalah teknis terjadi pada sepeda motornya. Terakhir, dan ini merupakan masalah terbesar yang membutuhkan waktu lama, adalah kerusakan pada sistem transmisi. Akibat kerusakan tersebut Jeffrey terpaksa harus menetap lebih lama di Cancun guna menunggu datangnya komponen pengganti.

"Cancun kota kecil. Di sini tidak tersedia dealer motor BMW dan mekanik ahli yang bisa membantu pengadaan transmisi pengganti. Satu-satunya cara hanya menunggu kiriman (transmisi) dari Amerika Serikat," terangnya.

Dari negara kecil berpenduduk hanya sekitar 15 juta jiwa itu, Jeffrey akan melanjutkan perjalanan menembus Honduras, El Savador, Nikaragua, Kosta Rica, dan Panama. Jeffrey berharap misi RFP bisa berkibar di negara-negara tersebut dan mengharap doa dari seluruh masyarakat di Tanah Air.***1***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 10-02-2014 08:48:26

Tidak ada komentar: