Selasa, 18 Maret 2014

SWISS


LINGGAWATY SERAHKAN SURAT KEPERCAYAAN KEPADA PRESIDEN SWISS

     Oleh Zeynita Gibbons
    London, 18/3 (Antara) - Duta Besar RI di Swiss Linggawaty Hakim menyerahkan surat-surat kepercayaaan kepada Presiden Konfederasi Swiss yang juga merangkap sebagai Menteri Luar Negeri, Didier Burtkhalter, di Federal Palace (Bundeshaus).

         Menurut Counsellor KBRI Bern, Hendra Halim, dalam keterangannya kepada Antara London, Selasa, acara itu disaksikan oleh Chancellor of the Confederation, Chief of Protocol serta Head of Cellule Diplomatique Swiss, Senin (17/3).

         Dubes Linggawaty Hakim yang mengenakan kebaya tradisional Indonesia, sebelumnya dijemput di Kantor KBRI oleh Utusan Protokol Kementerian Luar Negeri Swiss, yang juga mengenakan busana tradisional negara itu.

         Saat menyerahkan surat-surat kepercayaan, Dubes Linggawaty Hakim menyampaikan salam hormat dari Presiden RI kepada Presiden Konfederasi Swiss, serta menyatakan komitmen untuk meningkatkan hubungan kerja sama RI-Swiss di berbagai bidang.

         Dubes menekankan bahwa hubungan bilateral kedua negara sangat penting. Sejak dibukanya hubungan diplomatik 62 tahun lalu, terdapat beberapa capaian yang menjadi landasan kokoh untuk mengembangkan kerja sama yang lebih positif.

         Dikatakannya satu program prioritas yang akan dilakukan Dubes RI dalam tiga tahun ke depan adalah peningkatan hubungan perdagangan dan people-to-people contact. Saat ini perdagangan RI-Swiss masih belum optimal.

         Dalam kaitan ini, Dubes menyampaikan keinginan untuk mengoptimalkan mekanisme bilateral yang disepakati oleh pemerintah kedua negara yaitu, Political Dialogue dan Joint Economic and Trade Commission.

         Untuk melaksanakan misi tersebut, Dubes Linggawaty akan melakukan kerja sama dengan berbagai kalangan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun federal, serta kalangan swasta di Swiss.

         Sementara itu, Presiden/Menteri Luar Negeri Swiss menyatakan telah menerima dengan baik surat kepercayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

         Secara khusus Presiden Swiss menyampaikan bahwa dirinya memiliki perhatian khusus terhadap Indonesia. Sebagai negara kecil, Swiss perlu belajar banyak dari Indonesia mengenai masalah integrasi.

         Pemerintah Swiss memberikan apresiasi terhadap keberhasilan Indonesia dalam mempersatukan berbagai wilayah dan keragamannya sehingga mampu menempatkannya sebagai negara penting.

         Disebutkan pula bahwa sejarah hubungan kedua negara sudah ada sejak tahun 1863, ketika Pemerintah Swiss memiliki Konsulat untuk VOC di Batavia.

         Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Swiss telah dua kali melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia yakni pada 2007 dan 2009.

    Kunjungan ini telah menghasilkan beberapa kesepakatan bilateral di bidang ekonomi, pariwisata dan perjanjian visa untuk paspor diplomatik.

         Berdasarkan pembicaraan dengan Presiden/Menteri Luar Negeri Swiss, Didier Burkhalter, dapat dinilai bahwa ia memahami dan mengenal Indonesia, serta mempunyai keinginan kuat untuk mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara kedua negara.

         Didier Burkhalter merupakan Menteri Luar Negeri Swiss dan anggota Swiss Federal Council, badan eksekutif Swiss, yang beranggotakan tujuh orang (Councillor).

         Sesuai rotasi dan sistem yang berlaku, ia ditunjuk sebagai Presiden Swiss selama tahun 2014. Selama menjabat sebagai Presiden, Didier Burkhalter tetap menjalankan fungsi dan perannya sebagai Menteri Luar Negeri Swiss. ***1***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 19-03-2014 05:06:34

Tidak ada komentar: