Senin, 31 Maret 2014

WAKPRES


WAPRES SAMPAIKAN KOMITMEN INDONESIA DI BELANDA 

 London, 27/3 (Antara) - Wakil Presiden RI Boediono menyampaikan komitmen Indonesia untuk melanjutkan penggunaan low-enriched uranium (uranium dengan pengayaan rendah) dalam memproduksi radioisotope dan mengoperasikan reaktor-reaktor penelitian nuklir yang ada di Tanah Air. 

Hal itu disampaikan Wakpres Boediono ketika menyampaikan pandangan Indonesia pada hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir di Den Haag, Belanda pada 25 Maret, kata Sekretaris I Pensosbud KBRI Den Haag, Danang Waskito kepada Antara London, Kamis. 

Wakpres Boediono mengatakan Indonesia juga memasang berbagai Monitor Portal Radioaktif di beberapa pelabuhan laut penting untuk mengawasi bahan nuklir dan radioaktif serta mengaksesi Konvensi Terorisme Nuklir (ICSANT) pada Maret 2014.

 Pemerintah Indonesia sedang menyusun ancangan undang-undang atau RUU untuk memperkuat keamanan nuklir yang diharapkan dapat diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 2015. 

Menurut Wapres, ada dukungan 30 negara anggota NSS dan PBB terhadap prakarsa Indonesia tentang National Legislation Implementation Kit on Nuclear Security (NLIK) sebagai housegift dari Indonesia bagi NSS 2014. Ia menjelaskan Wakil Presiden juga menghadiri sesi informal yang membahas "Future of the NSS". Para pemimpin bertukar pikiran tentang penyelenggaraan NSS berikutnya pada tahun 2016 serta arah perkembangan agenda keamanan nuklir di masa depan. Sebagai Ketua Delegasi, Wakpres menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Nuklir/Nuclear Security Summit (NSS) III di Den Haag, Belanda selama dua hari dari 24 - 25 Maret bersama sejumlah Kepala Negara/Pemerintahan dan Ketua Delegasi dari 53 negara anggota NSS serta pimpinan empat organisasi internasional . Pokok-pokok pandangan Indonesia disampaikan Wakil Presiden itu menyebutkan Indonesia mencatat terdapat kemajuan-kemajuan penting untuk meningkatkan keamanan nuklir sejak pelaksanaan NSS pertama di Washington DC pada 2010. Indonesia mengingatkan pentingnya untuk memperkuat komitmen bersama untuk kerjasama yang telah berjalan selama ini. Indonesia mengambil langkah-langkah untuk memenuhi komitmennya di dalam proses NSS. Dalam acara penutupan NSS, rancangan The Hague Communique telah disusun oleh para Sherpa NSS berhasil disahkan oleh para "leaders" sebagai "outcome" dari NSS. Rancangan 'Communique' antara lain menyebutkan berbagai komitmen negara peserta NSS terkait tanggung jawab negara dalam hal penguatan keamanan nuklir dan komitmen untuk memajukan kerjasama internasional dan memperkuat arsitektur keamanan nuklir internasional yang diantaranya berisi penguatan instrumen hukum. Rancangan pemajuan peran IAEA, PBB, dan inisiatif internasional lain, negara didorong untuk secara sukarela mengambil beberapa langkah yang dapat memperkuat keamanan nuklir serta kesadaran akan pentingnya pengawasan yang lebih baik akan uranium diperkaya tinggi (HEU) . Ia menyebutkan pula bahwa pada saat yang sama mendorong pemanfaatan penggunaan Uranium diperkaya rendah (LEU) dan pengawasan yang lebih baik kepada zat radioaktif, serta peningkatan kemampuan dan peran keselamatan dan industri nuklir. Selain itu kesadaran adanya hubungan yang erat antara keamanan nuklir dan keamanan informasi dan siber serta pentingnya pengembangan forensik nuklir. Komitmen untuk lebih mengamankan transportasi bahan nuklir dan radioaktif serta kesepakatan Pemimpin bahwa NSS berikut akan diadakan di Amerika Serikat tahun 2016.       

      Sementara itu, Keketuaan NSS diserahterimakan dari PM Belanda kepada Presiden AS yang akan memimpin pembahasan dalam proses NSS menuju tahun 2016. Di sela-sela pelaksanaan NSS, Wakil Presiden Boediono berkesempatan mengadakan pertemuan dengan Ratu Maxima dari Belanda selaku Special Advocate Sekjen PBB untuk Inclusive Finance for Development dan Perdana Menteri John Key dari Selandia Baru membahas upaya-upaya peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Dengan selesainya pelaksanaan NSS, Wakil Presiden Boediono melanjutkan kunjungan di Belanda dengan kegiatan bilateral, antara lain mengadakan kuliah umum di Universitas Leiden, mengikuti CEO Business Roundtable Meeting, mengadakan konperensi pers dengan media Indonesia serta tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Belanda. Wakil Presiden Boediono berkesempatan mengunjungi pusat penanggulangan banjir Belanda, Maeslant Barrier, di Hoek van Holland-Rotterdam. Wakil Presiden Boediono menekankan pentingnya meningkatkan kerjasama, bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan Belanda di bidang pengelolaan air. ***1*** (ZG) (T.H-ZG/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei) 27-03-2014 08:26:23
 

Tidak ada komentar: