Kamis, 17 Mei 2018

PUMPUNAN

OBYEK WISATA ¿ANTI MAINSTREM¿ MAKIN DIMINATI PEGIAT WISATA INDONESIA OLEH ZEYNITA GIBBONS
     

     London,6/5 (Antara) - Amerika Selatan dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi destinasi wisata 'anti-mainstream'  kalangan pegiat wisata asal Indonesia, Machu Picchu, air terjun Iguazu, Bariloche, Ushuaia, Villa la Angostura, gletser Perito Moreno dan kota Buenos Aires situs wisata di kawasan Amerika Selatan yang  'instagrammable' dan diimpikan banyak wisatawan Indonesia. 
    Minimnya konektivitas antara Indonesia dan Negara-negara di Amerika Selatan, 
membuat impian  menikmati keindahan dan berpetualangan di negeri itu bukan lah hal yang mudah, ditambah lagi harus mengurus visa yang tidak gampang.
          Tahun ini, kota Buenos Aires ibu kota Negara Argentina dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik di Amerika Selatan  jaringan tripexpert.com. Sayangnya, untuk menuju kota tersebut, bukan lah hal yang mudah untuk WNI, ujar Ivan Ronaldo, salah satu penggerak gerakan BebasVisaID kepada Antara London, Minggu.
          Padahal seluruh Negara di bagian barat Amerika Selatan memberikan fasilitas bebas visa bagi turis Indonesia. Negara seperti Kolombia, Ekuador, Peru, dan Chile serta Guyana, dan Suriname memberikan fasilitas visa-saat-ketibaan untuk WNI. Sementara itu Argentina, Brazil, Trinidad & Tobago, dan Venezuela sampai hari ini,  Negara di Amerika Selatan yang belum memberikan bebas visa bagi WNI, ujarnya.
          Untuk menuju Buenos Aires, harus terbang ke Dubai untuk melanjutkan koneksi penerbangan menuju kota San Pablo, lalu lanjut penerbangan ke Buenos Aires. Total perjalanan kurang lebih 30 sampai 40 jam, dan menghabiskan biaya mencapai 2,500 USD per orangnya. 
   Wacana peningkatan hubungan antar-masyarakat tidak cukup hanya dengan meningkatkan konektivitas penerbangan. Tanpa fasilitas bebas visa, penerbangan yang lebih baik belum tentu laris manis. Dengan adanya bebas visa, akan lebih memudahkan WNI yang ingin berkunjung ke Amerika Selatan, dan akan menyuburkan komunitas bisnis dan perdagangan antar-Negara, ujar Ivan Ronaldo,  penggerak gerakan BebasVisaID.
        Menurut Ivan Ronaldo, ia sempat berkomunikasi dengan Mr Diego Berazategui yang saat ini menjabat sebagai Ketua Eksekutif Kamar Dagang Argentina di Australia. ¿Saya menegaskan visa Argentina sementara ini termasuk salah satu yang sulit didapat. Ada beberapa netizen  mengutarakan pengalaman mengurus visa Argentina. Kendati dokumen sudah lengkap, tapi bisa saja ditolak.
          Bila ingin  menghubungkan Indonesia dan Argentina, tentu dimulai dengan menghapus kewajiban visa bagi WNI yang ingin ke Argentina sementara Indonesia, membebaskan warga Argentina yang ingin berlibur ke Indonesia. Siapa tahu, Argentina bisa menjadi pintu masuk Indonesia ke benua Amerika bagian selatan, ujar Ronaldo.
        Apalagi saat ini, sedang digagas rute penerbangan 'antar kutub' menghubungkan Indonesia dengan Amerika Selatan melalui kota Perth, Australia. Garuda  Indonesia saat ini terbang ke Perth lima kali seminggu. Norwegian Airlines menggarap rute Buenos Aires - Perth. Bisa jadi, 'mengawinkan' kedua rute penerbangan akan meningkatkan hubungan antar masyarakat dan bisnis antara Indonesia dan Amerika Selatan pada umumnya, dan Argentina pada khususnya.
         Hubungan bilateral antara Indonesia dan Argentina dimulai pada tahun 1956, saat kedua Negara membuka hubungan diplomatik. Saat ini, kedua Negara adalah Negara anggota Group of 77, G20, G20 dan Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC).
         Berdasarkan Kementerian Luar Negeri Indonesia, di tahun 2016, 
tercatat 8,408 wisatawan Argentina yang berlibur ke Indonesia. Pada tahun yang sama wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Argentina.
    tidak lebih dari 1,000 orang.
         Pemerintah Indonesia secara resmi  memberlakukan bebas visa kepada WN Argentina yang ingin berkunjung ke Indonesia sejak tahun 2016. Bahkan sebelum 2016, fasilitas visa-saat-kedatangan tersedia seharga 35 USD, untuk kunjungan 30 hari.
          Ketua Eksekutif Kamar Dagang Argentina di Australia, Diego Berazategui,memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai wacana rute Indonesia-Australia-Argentina saat berjumpa Konjen Indonesia di Perth Dewi Gustina Tobing mendiskusikan wacana rute penerbangan antar-kutub Indonesia-Argentina.¿Penerbangan Buenos Aires - Perth akan lebih efektif untuk mendistribusikan turis Argentina menuju negara Asia. Ada sekitar 50,000 turis Argentina yang berwisata ke Asia Tenggara via Eropa atau Dubai. Dengan rute penerbangan ini, akan dapat menghemat waktu penerbangan sampai 10 jam .
          Dengan Perth sebagai kota transit, Indonesia bisa jadi dipandang sebagai tujuan pertama mereka di Asia Tenggara. Turis Argentina bisa pula berlibur terlebih dahulu di kota Perth, sebelum melanjutkan penerbangan ke Bali lalu ke Negara Asia Tenggara lainnya. Dengan kata lain, akan lebih banyak lagi turis Argentina yang berkunjung ke Indonesia, apalagi selama ini rute penerbangan dari Argentina ke Asia Tenggara didominasi oleh rute Dubai-Thailand-Vietnam. Ini bisa jadi kontribusi positif terhadap industri pariwisata Indonesia.
           Kita ingin meningkatkan jumlah kunjungan turis Argentina ke Indonesia, dari 8,000 di tahun 2016 menjadi berlipat kali ganda. Kita juga berharap akan ada 10,000 turis Indonesia ke Argentina setiap tahunnya," jelas Berazategui.
           Kamar Dagang Argentina di Australia juga mendekati Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata Argentina perihal isu bebas visa bagi Indonesia. "Dalam pandangan kami, ini (bebas visa) adalah hal penting dan sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas rute penerbangan antar-kutub ini",ujarnya.

          Kota Buenos Aires bisa dibilang adalah salah satu kota yang cukup terhubung dengan seantero Amerika Selatan. Berlibur ke Amerika Selatan bisa jadi akan lebih mudah di saat yang akan datang.¿Salah satu benefit dalam bidang pariwisata bagi Argentina dan Indonesia dengan adanya penerbangan antar-kutub ini adalah berkurangnya jam dan biaya penerbangan. Penerbangan 20 jam dengan rute Jakarta-Perth-Buenos Aires bisa jadi akan membuka kesempatan baru bagi para pegiat industri kuliner, olah raga, budaya, dan entertainment. Siapa tahu ada WNI yang berminat belajar bahasa Spanyol di Argentina atau sekedar kursus sepak bola di Boca Junior", demikian  Berazategui .(ZG)***3***

Tidak ada komentar: