Selasa, 10 Februari 2009

DIPLOMASI "SHUTTLE COCK"

UMUM-KBRI MOSKOW LANCARKAN DIPLOMASI "SHUTTLE COCK"

London, 10/2 (ANTARA) - KBRI Moskow mendatangkan pelatih bulutangkis Sigit Budiarto dari Klub Djarum Indonesia dalam melancarkan diplomasi yang tidak melulu perundingan tetapi juga terkait dengan kegiatan olah raga.

"Saya datang karena diminta Pemerintah Indonesia untuk melatih pemain bulutangkis Rusia," ujar Sigit seperti yang disampaikan M. Aji Surya, Counsellor Penerangan KBRI Moskow kepada koresponden ANTARA London, Selasa.

Dengan wajah masih sedikit lelah, kata Aji Surya, pria yang masih tergolong muda usia itu terlihat energik turun dari pesawat berbadan lebar di Bandara Internasional Domodedovo, Moskow, disambut Duta Besar RI Moskow, Hamid Awaludin.

Berbicara sangat polos, Sigit mengaku sudah beberapa kali dipinang oleh negara lain untuk menjadi pelatih bulutangkis, seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Kanada.

Sigit mengakui semua ditolaknya dengan halus karena memang ingin mengabdikan pada pendidikan badminton bagi anak-anak negeri di Klub Djarum. Hasilnyapun sangat menggembirakan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Dikatakannya perkara menjadi lain pada saat KBRI Moskow meminta Klub Djarum menyediakan pelatih dan mitra latih dari Indonesia untuk Rusia.

"Apalagi Federasi Bulutangkis Rusia langsung membidik nama Sigit Budiarto. Setelah dilakukan komunikasi secara intensif, mantan juara dunia tahun 1997 dan All England 2003 itu tidak bisa menggelak," kata Aji Surya.

"Ketika permintaan resmi datang dari pemerintah, saya nilai ini sebuah tugas negara," katanya seperti diilangi Aji Surya.
Menurut Hamid Awaluddin, kedatangan Sigit Budiarto ke Rusia sangat kental dengan nuansa diplomasi. Setidaknya ada empat alasan dasar yang melatarbelakanginya.

"Pertama Rusia membutuhkan Indonesia. Kedua, sejarah akan mencatat Indonesia memberikan kontribusi bagi pembangunan olahraga Rusia. Ketiga, kita menunjukkan pada dunia bahwa bulutangkis di Indonesia tidak mati. Keempat, akan memicu semangat atlet muda Indonesia untuk tetap bersemangat," ujarnya.

Dikatakannya, Sigit bukanlah target akhir dari sebuah diplomasi olah raga. Sebab dengan dikenalnya Sigit di Rusia, maka akan muncul pengaruh lain yang menguntungkan Indonesia. Hal ini bisa dalam bentuk aneka produk maupun imej yang baik .

"Selain itu, siapa tahu kita suatu ketika butuh pelatih atetik Rusia yang memang kesohor itu," ujarnya.

Menurut Aji Surya, Sigit akan mengadakan pembicaran intensif dengan pihak Federasi Bulutangkis Rusia minggu ini sambil melihat sarana latihan yang tersedia dan juga kemampuan pemain bulutangkis setempat.

Dari situ ia akan membuat kerangka latihan dan target yang ingin dicapai bersama. "Setelah semuanya disepakati, maka saya baru akan memulai melatih mereka untuk kurun waktu tertentu," kata Sigit.

Bagi Duta Besar, mendatangkan Sigit bukan puncak dari pekerjaan diplomasi "shuttle cock" KBRI Moskow, sebab permintaan Rusia kini bertambah.

"Mereka minta tambahan satu pelatih yang juga sebagai sparring partner (mitra latih). Inilah yang membuat pekerjaan saya tidak pernah selesai," ujar Dubes Hamid Awaludin.

***5***
(U-ZG)
(T.H-ZG/B/A008/A008) 10-02-2009 09:02:16

Tidak ada komentar: