Jumat, 15 April 2011

RI DAN SERBIA

INDONESIA DAN SERBIA PROMOSIKAN PRODUK PERTANIAN

London, 15/4 (ANTARA) - Indonesia dan Serbia akan mempromosikan potensi produk pertanian dan perkebunan kedua Negara guna mendukung langkah konkrit peningkatan neraca perdagangan dalam Pameran Pertanian Internasional "International Fair of Agriculture."
Pada pameran yang diadakan di Novi Sad, Serbia dari 14 hingga 21 Mei mendatang, keikutsertaan KBRI Beograd untuk kali kedua dalam dua tahun secara berturut-turut secara mandiri, kata Sekretaris Tiga KBRI Beograd Ance Maylany dalam keterangannya yang diterima di London, Jumat.

Diharapkan pemangku kebijakan dan pelaku usaha Indonesia hadir bersama KBRI Beograd dalam melakukan upaya promosi terintegrasi mengenai potensi hasil produk pertanian dan perkebunan Indonesia kepada pelaku usaha Serbia dan negara kawasan peserta pameran.

Langkah tersebut merupakan pengembanan tugas KBRI melalui berbagai misi untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama bilateral di segala bidang dengan Republik Serbia sebagaimana tertera dalam Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beograd 2010 - 2013.

Serbia memiliki posisi strategis di kawasan Balkan, Eropa Tengah dan Timur (ETT), serta Eropa Barat dan AS, merujuk pada berbagai perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara kawasan (CEFTA), Rusia, Turki, Belarus dan Kazakhstan.

Pengaturan preferensi dengan negara-negara Uni Eropa dan Generalized System of Preferences (GSP) dengan AS, yang secara keseluruhan mencakup potensi pasar bagi satu miliar penduduk.

Serbia adalah negara tujuan investasi yang memberikan banyak kemudahan dan insentif baik di tingkat pusat maupun daerah, seperti kemudahan administratif, pemberian insentif atas setiap tenaga kerja, pemberian 'tax holidays' hingga 10 tahun.

Bahkan pemberian lahan untuk pembangunan industri dan berbagai infrastruktur dasar yang tersedia di kawasan-kawasan industri (industrial estate) seperti jaringan listrik, saluran air, saluran pembuangan, jaringan telepon dan infrastruktur jalan.

Di lain pihak, Indonesia adalah produsen berbagai jenis produk pertanian atau perkebunan yang dibutuhkan Serbia seperti minyak sawit terbesar dunia pada 2010 yang mencapai 22,3 juta ton atau 47,8 persen dari 46,7 juta ton produksi dunia.

Selain produsen coklat ketiga terbesar dunia dengan produksi diperkirakan mencapai 574.000 ton pada 2010 atau 16 persen produksi dunia dan produsen kelapa kedua terbesar dunia setelah Filipina dengan produksi mencapai 15.319.500 ton pada 2009.

Impor Serbia untuk produk lemak dan minyak hewan dan tumbuhan selama 2010, yang terdiri atas 'crude animal and vegetable materials' mencapai 39.338.000 dolar AS, 'animals oils and fats' mencapai 2.872.000 dolar AS.

Sementara 'fixed vegetables fats and oils', minyak mentah, minyak sulingan mencapai 30.948.000 dolar AS, minyak dan lemak tumbuhan, serta 'vegetable origin' mencapai 5.164.000 dolar AS.

Ekspor lemak dan minyak hewan dan tumbuhan Indonesia ke Serbia selama 2010 hanya mencapai 784.000 dolar AS. Terdapat peluang untuk meningkatkan ekspor produk-produk lemak dan minyak tumbuhan Indonesia ke pasar Serbia dan kawasan maupun ke negara di mana Serbia memiliki preferensi perdagangan.


Posisi Strategis
Ance Maylany juga mengatakan, sudah saatnya meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan RI - Serbia yang memiliki posisi strategis di kawasan. Selain itu terdapat permintaan nyata atas produk pertanian, perkebunan Indonesia dari Serbia.

Kebutuhan atas CPO, coklat dan kelapa parut dari beberapa perusahaan misalnya (Povi Com, Wunder, Unijapak) di kota Nis.

Penjabaran misi diterjemahkan ke dalam program dan kegiatan yang saling menunjang dan bermuara pada meningkatnya hubungan di segala bidang khusus di bidang perdagangan, pariwisata dan investasi (TTI) dalam arti luas dan strategis.

Hal tersebut bukan merupakan tonggak yang berdiri sendiri melainkan dilandasi hubungan politik bilateral yang sangat baik antara Indonesia dan Serbia sejak era Yugoslavia.

Berbagai terobosan sebagai penghela laju peningkatan hubungan kerja sama dua negara seperti Pameran Pariwisata Internasional di Beograd Februari lalu, perayaan 50 tahun Gerakan Non Blok di Bali dan Beograd pada 2011, penyelenggaraan Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue ke-1 awal April lalu.

Untuk mengambil manfaat dari landasan dan terobosan di bidang politik dan sosial budaya perlu upaya diseminasi informasi kebijakan dan kepentingan secara berkelanjutan tentang berbagai potensi kerja sama antar kedua negara baik di bidang politik, sosial budaya, militer, terutama di bidang ekonomi.

Penjabaran Renstra KBRI Beograd dilakukan melalui berbagai langkah antara lain penjajakan dengan pemangku kepentingan di tingkat instansi negara antara lain Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kadin dan Asosiasi Dunia Usaha.

Hasil umum berbagai rangkaian ekternal tersebut memperoleh tanggapan yang positif berbagai pihak dan siap mendukung pengembangan perspektif (Serbia sebagai pusat dalam artian yang luas dan strategis), kinerja dan terobosan KBRI Beograd.

Sejumlah perjanjian yang tertunda antara RI - Serbia direncanakan segera dituntaskan guna mendukung bidang perdagangan kedua negara.

Pameran Pertanian Internasional itu melibatkan komitmen Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kadin, Asosiasi Usaha dan lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Exim Bank).

Sinergitas seperti ini diperlukan untuk mewujudkan 'Spirit Indonesia Incorporated' di pasar dagang dan ekonomi internasional, sehingga kehadiran produk hasil alam, olahan dan kapasitas investasi Indonesia ke luar negeri terus meningkat secara sinergis.

Hal tersebut dimaksudkan untuk menerobos pasar potensial di luar negeri di samping pasar domestik agar produk-produk Indonesia kian meluas, dirasakan dan disegani dan pada akhirnya menimbulkan efek ketergantungan dunia internasional.

***6***
(Tz.ZG)
(T.H-ZG/C/S004/S004) 15-04-2011 08:16:04

Tidak ada komentar: