Sabtu, 04 Juni 2011

ANTARIKSA

INDONESIA SERUKAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI ANTARIKSA

London, 2/6 (ANTARA) - Indonesia menyerukan peningkatan pemanfaatan teknologi antariksa untuk menunjang pembangunan di negara-negara berkembang.

Wakil Tetap RI untuk PBB di Wina, Dubes I Gusti Agung Wesaka Puja, mengatakan itu pada Perayaan 50 tahun Penerbangan Manusia Pertama ke Antariksa dan 50 tahun Komite Pemanfaatan Antariksa untuk Tujuan Damai (UNCOPUOS) yang berlangsung di Wina.

Sekretaris Tiga KBRI Wina, Luna Amanda Sidqi kepada Antara London, Kamis, mengatakan Sekretariat Office for Outer Space Affairs yang bermarkas di Wina menyelenggarakan acara khusus merayakan momen peringatan 50 tahun penerbangan manusia pertama ke Antariksa Yuri Gagarin di bulan April 1961.

Dalam rangkaian perayaan juga digelar pameran teknologi antariksa di Vienna International Center dari tanggal 1 hingga 30 Juni mendatang.

Lebih lanjut Dubes I Gusti Agung Wesaka Puja mengatakan dalam 50 tahun terakhir ini, teknologi antariksa telah semakin maju, namun pemanfaatan jenis teknologi ini untuk membantu negara-negara berkembang belum maksimal.

Delegasi RI dalam perayaan itu menyampaikan perkembangan pemanfaatan teknologi antariksa di Indonesia sejak pertengahan tahun 1970 dimulai dengan peluncuran dan pengoperasian satelit telekomunikasi Palapa 1976.

Dengan peluncuran satelit Palapa, Indonesia merupakan negara berkembang pertama yang mengoperasikan satelit secara mandiri.

Manfaat yang dipetik dari pengoperasian satelit Palapa ditandai makin kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, adat istiadat dan agama yang tersebar di ribuan pulau.

Manfaat besar lainnya adalah dukungan bagi upaya mitigasi dampak bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.

Di masa mendatang, Indonesia perlu memanfaatkan peluang bagi penggunaan teknologi berbasis antariksa untuk mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pendidikan jarak jauh (tele-education), pelayanan kesehatan jarak jauh (tele-medicine) dan penyediaan informasi bagi upaya mitigasi perubahan iklim.

Indonesia menekankan perlunya meningkatkan kerja sama internasional di bidang pemanfaatan teknologi berbasis antariksa untuk berbagai kepentingan seperti "remote sensing" dan "disaster management".

Selain perlunya kemajuan dalam pembentukan kerangka hukum antariksa guna memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan aktivitas antariksa yang makin meningkat dan berkembang untuk memenuhi berbagai kebutuhan kehidupan masyarakat modern.

Indonesia memberikan perhatian besar terhadap isu ruang angkasa karena letak geografis Indonesia yang berada di bentangan garis katulistiwa terpanjang di dunia.

Hal ini menjadikan wilayah Indonesia sebagai salah satu kawasan strategis untuk tempat peluncuran bagi wahana antariksa yang akan menempatkan benda-benda antariksa di orbit geostationer.

Namun di sisi lain, hal ini mengakibatkan wilayah Indonesia sangat rentan terhadap dampak-dampak negatif yang mungkin timbul dari aktivitas tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Indonesia bersama-sama dengan 21 negara lainnya turut berpartisipasi dalam pameran teknologi antariksa nasional yang menampilkan berbagai perkembangan teknologi antariksa nasional Indonesia.

UNCOPUOS dibentuk Majelis Umum PBB di tahun 1959 merupakan komite fungsional utama dalam sistem PBB membahas kerja sama internasional di bidang pemanfaatan antariksa untuk maksud-maksud damai hingga kini beranggotakan 69 negara. Selain itu juga diperingati 50 tahun terbentuknya Komite Pemanfaatan Antariksa untuk Tujuan Damai (UNCOPUOS). ***6*** (ZG)

(T.H-ZG/B/R010/R010) 02-06-2011 17:45:06

Tidak ada komentar: