Rabu, 08 Juni 2011

KASUS E.COLI

WNI DI INGGRIS JANGAN TAKUT KASUS E.COLI

London, 9/6 (ANTARA) - Pakar kesehatan masyarakat yang berdomisili di Inggris Dono Widiatmoko mengatakan warga Indonesia yang berada di Eropa khususnya di negara yang sedang berkembang kasus E.coli ini agar tidak perlu takut secara berlebihan.

Ada banyak jenis strain E.coli yang tersebar di dunia, dan cara pencegahannya pun sama saja yaitu dengan meningkatkan higiene pribadi dan persiapan makanan yang lebih baik, ujar Dono Widiatmoko, staf pengajar Senior Lecturer in Public Health University Salford, Manchester kepada Antara London, Kamis, sehubungan dengan meningkatnya kasus E coli di Inggris .

Dono Widiatmoko yang menyelesaikan pendidikannya di Kesehatan Masyarakat UI mengatakan semua produk sayur mayor harus selalu dicuci dengan air bersih untuk mengurangi risiko masih adanya bakteri merugikan di bahan pangan.

Penyimpanan bahan makanan juga selayaknya dibuat terpisah antara sayur mayur, daging, dan bahan lain.

Escherichia coli, atau biasa disingkat sebagai E. Coli, adalah bakteri yang umum ditemukan di saluran pencernaan manusia.

Jenis bakteri ini seperti jenis-jenis bakteri dan virus lainnya, mempunyai berbagai strain atau varian yang mempunyai karakteristik yang sedikit berbeda.

Dalam jumlah yang normal, umumnya bakteria ini tidak membawa pengaruh negatif pada manusia, namun jika terinfeksi strain yang berbahaya, maka mungkin timbul akibat buruk pada manusia.

Seperti yang terjadi pada kasus outbreak strain E.coli di Jerman dan beberapa negara Eropa beberapa waktu belakangan ini, ujar ayah Fakhri, Rana dan Sofia.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) telah menkonfirmasi bahwa strain penyebab outbreak penyakit ini adalah strain jenis O104, yang merupakan strain langka dan mempunyai sifat merugikan bagi manusia.

Seseorang yang terinfeksi strain E.coli ini bisa menderita Enterohemorrhagic Escherichia coli - diare berdarah - dan juga Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS). HUS adalah suatu kondisi dimana infeksi E.coli tersebut sudah menyebabkan pengaruh pada darah, ginjal dan bisa juga jaringan saraf pusat, ujar suami Lusi Widawati.

Outbreak E.coli di Eropa utamanya dilaporkan di Jerman, dengan total 642 kasus HUS dengan 15 kasus kematian dan 1683 kasus diare berdarah dan tujuh kematian. Yang menarik, outbreak ini lebih banyak menyerang orang dewasa sebanyak 88 persen dari seluruh kasus dan perempuan antara 61-68 persen .

Selain itu di beberapa kasus dilaporkan di negara-negara Eropa lainnya, utamanya Swedia dan Denmark.

Di Inggris , sejauh ini dilaporkan 11 kasus pada HPA (Health Protection Agency). Seluruh penderita kasus ini dilaporkan pernah melakukan perjalanan ke Jerman sebelumnya.

Mengingat E.coli sejauh ini tidak diketahui menular dari hubungan langsung orang ke orang namun hanya lewat jalur makanan dan minuman yang tercemar bakteri ini, maka hal yang penting untuk mencegah penularannya lebih lanjut adalah menemukan sumber makanan yang tercemar bakteri strain ini.

Sejauh ini ternyata sumber pencemarannya belum bisa ditemukan secara pasti. Awalnya, timun yang diproduksi Spanyol dikatakan menjadi sumbernya, namun kemudian ternyata dinyatakan tidak benar. Kemudian kecurigaan beralih ke sprout (jenis kecambah) yang banyak digunakan pada salad, yang ternyata pula hal ini tidak bisa dikonfirmasikan kebenarannya.

Semakin seringnya informasi tentang outbreak penyakit menular semacam ini bisa disebabkan oleh makin baiknya proses surveillance penyakit dan juga tingginya kepekaan media untuk melaporkan hal-hal seperti ini. Selain itu banyak ahli mengkhawatirkan meningkatnya kemunculan strain-strain bakteri dan virus yang selama ini tidak banyak dikenal sebagai sumber masalah.

Hal ini mungkin bisa ditimbulkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah penggunaan antibiotika yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan dalam proses produksi pangan, ujar Dono Widiatmoko yang pernah bekerja di University of Wolverhampton.

Bagi produsen makanan dan sayuran diharapkan dapat terus meningkatkan biosekuriti dari hasil produksinya sehingga ancaman masuknya bakteri E.coli atau bakteri lain dalam produksi makanan dapat diminimalisasi, demikian Dono Widiatmoko yang sebelumnya pernah bekerja sebagai konsultan di Arthur Andersen Business Consulting, ***4***
(ZG)/B/A011)
(T.H-ZG/B/A011/A011) 09-06-2011 07:04:07

Tidak ada komentar: