Rabu, 08 Juni 2011

PASAR SENI

KBRI PARIS GELAR PASAR SENI INDONESIA

London. 9/6 (ANTARA) - KBRI Paris mengelar acara Pasar Seni Indonesia yang bertempat di taman dan Balai Budaya KBRI Paris dengan menampilkan berbagai seni dan budaya Tanah Air kepada publik Prancis menjelang liburan musim panas.

Pasar seni ini menjadi ajang bagi asosiasi untuk mempromosikan berbagai karya sastra Indonesia yang diterjemahkan dalam bahasa Prancis dan diterbitkan Asosiasi Pasar Malam," ujar Sekretaris Dua KBRI Paris Gita Loka Murti kepada ANTARA London, Kamis.
Pasar malam itu dibuka oleh Dubes RI Paris Rezlan Ishar Jenie, dan wakil dari Asosiasi Pasar Malam. KBRI Paris bersama salah satu asosiasi Franco-Indonesia di Paris, yakni Asosiasi Pasar Malam pada menggelar kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya, Dubes Rezlan Ishar Jenie menyambut hangat kedatangan pengunjung dan mempersilahkan menikmati sebagian kecil bentuk kesenian Indonesia dalam suasana pasar rakyat yang akrab dan informal.

Wakil dari Asosiasi Pasar Malam menyatakan penghargaan kepada KBRI Paris yang memberikan kesempatan kepada asosiasi mempromosikan Indonesia dalam bentuk karya sastra, dengan bekerja sama melakukan penerbitan buku karya sastra kontemporer Indonesia.

Disebutkan bahwa karya sastra merupakan sarana bagi masyarakat Prancis untuk mengenal lebih dalam budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Acara dimulai dengan "cocktail" sederhana yang diiringi oleh musik daerah nusantara yang dibawakan kelompok musik Bonapasogit.
Para pengunjung mendapat kesempatan menikmati hidangan makanan dan minuman ringan khas Indonesia yang terdiri dari kue seperti sosis solo, lapis surabaya, lemper, dadar gulung, pisang goreng, dan keripik singkong.

Minuman ringan terdiri dari berbagai jus buah, bandrek, bajigur, serta teh dan kopi produksi Indonesia.

Sambil menikmati hidangan tradisional, pengunjung menyaksikan berbagai lukisan karya pelukis Indonesia koleksi KBRI Paris, seperti lukisan karya Bagong Kusudiardja, Amir Yahya, Salim dan lukisan Erlina Doho.

Kedua pelukis yang disebut terakhir adalah pelukis-pelukis Indonesia yang tinggal di Prancis. Almarhum Salim adalah seorang pelukis Indonesia yang sangat terkenal di Eropa dan meninggal dunia tahun 2008, sedangkan Erlina Doho merupakan seniman Indonesia yang masih berkiprah di kota tempat tinggalnya di Clermont de l'Oise, sekitar 150 km di utara Paris melalui Doho Gallery miliknya.

Pengunjung juga berkesempatan untuk membaca karya-karya sastra Indonesia dalam bahasa Prancis di stand Asosiasi Pasar Malam.

Selain lagu-lagu daerah, pengunjung dihibur berbagai tarian daerah seperti tari Yapong, Tayub, Payung, Golek Manis, Panji Semirang, dan tari Piring di sela-sela pertunjukan dan workshop batik dan gamelan.

Demonstrasi membatik dipandu Erlina Doho yang memperagakan proses membatik dari awal hingga akhir.

Pengunjung diajak ikut membatik dan diperkenankan untuk membawa batik hasil karyanya sebagai kenang-kenangan. Pertunjukan gamelan dilakukan oleh siswa-siswi kursus gamelan di Cite de la Musique yang dipimpin oleh alumni Darmasiswa dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Christophe Moure.

Pertunjukan gamelan diakhiri dengan workshop gamelan yang melibatkan pengunjung untuk mengetahui filosofi dasar di balik gamelan, jenis-jenis gamelan dan cara memainkannya. Acara malam tersebut ditutup dengan pertunjukan tarian. ***6***
(T.H-ZG/C/M026/M026) 09-06-2011 09:16:42

Tidak ada komentar: