Rabu, 29 Mei 2013

CANNES INT VILLAGE

INDONESIA PERTAMA TAMPIL DI PERKAMPUNGAN INTERNASIONAL CANNES

Cannes, Prancis, 19/5 (Antara) - Indonesia untuk pertama kalinya tampil bersama sejumlah negara di perkampungan internasional Cannes, Prancis, yang menjadi pusat miniatur film, ditandai berkibarnya bendera Merah Putih.

"Bendera kebangsaan kita berkibar bersama dari sejumlah negara seperti Libanon, Tahiti, Kosovo, Latvia, Lithuania, Prancis, Swedia, Panama, Finlandia, Norwegia dan Portugal," kata Staf Khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Cokorda Istri Dewi kepada Antara London, Minggu.

Keikutsertaan Indonesia di Village International 2013 merupakan yang pertama kalinya. Berlokasi di sepanjang pantai Cannes, Pantiero Village International merupakan miniatur perfilman dunia.

Hal itu, katanya, menunjukkan kemajuan dan pencapain perfilman masing-masing negara, termasuk kebijakan dan promosi kerja sama perfilman antarnegara. Kawasan tersebut juga menjadi lokasi produksi film internasional.

Partisipasi Indonesia di Festival Film Cannes 2013 yang dikenal paling bergengsi di dunia diselenggarakan sejak tahun 1946, berlangsung tanggal 15 - 26 Mei 2013. Indonesia mengirimkan film Sang Penari untuk kompetisi kategori Cannes Senior dan Rectroverso yang mengangkat lima cerita dengan sutradara nasional.

Dalam Festival Film Cannes ke-66 tahun ini Indonesia sudah tampil selama lima tahun berturut turut di booth Marché du Film yang merupakan pasar film terbesar di dunia bagian dari program Cannes Film Festival. Indonesia mempromosikan sebanyak 50 film nasional. Setiap tahunnya sekitar 10,000 pebisnis film bertemu di pasar film ini.

Menurut Cokorda Istri Dewi, selama festival Cannes, Indonesia melakukan distribusi informasi tentang perkembangan, kebijakan perfilman dan promosi sebagai lokasi produksi film international.

Selain aktivitas di pasar film, dalam rangka memperluas jaringan bisnis dilakukan Cocktail Party Indonesia Cinema bersama insan dan media perfilman internasional bekerja sama dengan Pemerintah Kota Cannes.

Sementara itu pegiat perfilman John Badalu, kepada Antara mengatakan sudah saatnya Indonesia memiliki pavilion di Village Internasional Cannes, apalagi film-film nasional sudah mulai diperhitungkan di dunia internasional.

Diakui bahwa film karya Usmar Ismail, Lewat Jam Malam, tahun lalu masuk dalam festival film Cannes untuk kategori Cannes klasik. "Film bagus di festival bergensi, selalu menjadi kenangan," ujarnya.
Menurut John Badalu, tahun ini tidak ada film Indonesia yang cukup kuat untuk masuk dalam festival. Sebenarnya banyak film Indonesia yang tidak kalah dengan karya dari negara lain. Apalagi Indonesia memiliki banyak tempat bagus untuk pengambilan gambar, hanya saja keberadaan film nasional kurang dipromosikan.

Kehadiran paviliun Indonesia di Village Internasional merupakan langkah maju dalam perfilman dan eksistensi film nasional di pasar dunia makin diakui, demikian John Badalu. ***3***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 19-05-2013 23:49:52

Tidak ada komentar: